Cerita di Balik Telepon Milik Ki Hadjar Dewantara

by museum|| 25 Mei 2023 || || 530 kali

...

Zaman dahulu, telepon menjadi salah satu barang yang jarang dimiliki oleh masyarakat. Konon, hanya kalangan masyarakat kelas atas saja yang dapat memakainya. Nah, berbeda dengan sekarang kan, sahabat?

Pada masa kini, siapa pun bisa memiliki telepon yang super canggih, hal ini terjadi karena adanya transformasi dari masa ke masa yang bermula dari telepon engkol, telepon putar, telepon tombol, hingga kini menjadi telepon seluler. Dalam catatan Historia.id, kemunculan telepon di Indonesia berawal saat Pemerintah Kolonial Belanda membangun sambungan telepon di Batavia pada tahun 1882.

Mengulik mengenai telepon, di Museum Dewantara Kirti Griya juga terdapat koleksi telepon milik Ki Hadjar Dewantara yaitu telepon dinding buatan Pabrik Kellogg Swedia. Pastinya sahabat museum yang pernah berkunjung ke Museum Dewantara Kirti Griya tidak asing dengan koleksi tersebut, kan? Koleksi telepon sengaja dipamerkan di Ruang 3 yang dulunya merupakan teras rumah Ki Hadjar, agar menyerupai keadaan aslinya saat dulu. Menariknya lagi, telepon milik Ki Hadjar hanya memiliki dua digit nomor yaitu 43. Sebab dahulu masih jarang yang memiliki telepon.

Selain surat-menyurat, Ki Hadjar menggunakan telepon tersebut sebagai alat komunikasi. Apabila telepon berdering, tentu bukan hanya panggilan untuk Ki Hadjar maupun para pamong di Tamansiswa saja. Namun, sebagai sosok yang dermawan dan menjunjung tinggi kemanusiaan. Beliau sangat terbuka bagi masyarakat sekitar yang ingin menggunakan telepon tersebut. Maka dari itu, telepon dinding buatan Pabrik Kellog Swedia tersebut sengaja diletakkan di Ruang Tamu Teras Rumah Ki Hadjar yang terbuka dan menghadap ke jalan raya agar masyarakat sekitar yang membutuhkan dapat mengaksesnya dengan mudah.

Demi kepentingan bersama, Ki Hadjar juga mengutus anaknya yaitu Bambang Sokawati Dewantara untuk bertugas menyampaikan pesan-pesan panggilan yang harus tersampaikan kepada masyarakat sekitarnya. Ki Hadjar dan Nyi Hadjar berpesan “Mas Diro sudah besar, tidak pantas disuruh-suruh seperti itu. Sedangkan adikmu masih terlalu kecil untuk dapat menyampaikan pesan secara baik. Siapa lagi?” Begitulah Bambang Sokawati Dewantara bercerita dalam bukunya yang berjudul Ki Hadjar Dewantara Ayahku.

Sehingga setiap telepon berdering, ia harus bergegas ke rumah-rumah tetangga baik dekat maupun jauh. Apa pun pesannya, baik bahagia, kecelakaan, musibah, rindu, dan lain sebagainya harus tersampaikan dengan baik. Bagi Bambang Sokawati, pesan mengenai musibah dan kecelakaanlah yang paling menyayat hati. Namun, ia merasa bahagia karena ditugaskan sebagai penyalur pesan oleh ayahnya. Wah, begitu luar biasa ya Ki Hadjar dalam mendidik anaknya untuk saling berbagi kepada sesama.

Nah, ternyata dari cerita telepon milik Ki Hadjar, kita dapat memetik sebuah refleksi. Bahwa berbagi kepada sesama adalah salah satu cara yang menyenangkan dan dapat menumbuhkan empati kepada orang lain. Dari sosok Ki Hadjar kita dapat belajar bahwa kita harus menumbuhkan rasa kepedulian terhadap orang-orang sekitar yang membutuhkan pertolongan. Melalui telepon yang sangat langka pada masa itu, Ki Hadjar dengan kedermawanannya mampu membantu orang-orang di sekitarnya untuk saling berkabar kepada keluarga.

Inilah cerita dan refleksi yang dapat kita ambil di balik keunikan telepon yang hanya memiliki dua digit nomor saja. Enaknya besok kita cerita apa lagi ya? Jadi, sahabat museum penasaran kan bagaimana kondisi teleponnya saat ini? Yuk, langsung saja berkunjung ke Museum Dewantara Kirti Griya.

Penulis: Aulia Rachma Diah, Duta Museum DIY untuk Museum Dewantara Kirti Griya

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
SEMINAR PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM TOKOH PEWAYANGAN NUSANTARA: JEJAK, PERAN, DAN RELEVANSI

by museum || 03 Maret 2021

Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...


...
Workshop Membuat Poster Pendidikan dan Koleksi MPI UNY

by museum || 09 Maret 2021

Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...


...
Duta Museum DIY : Free Modelling Class Museum Tembi Rumah Budaya

by museum || 16 Maret 2021

Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta