“Ki Ageng Mangir : Menantu sekaligus Musuh bagi Panembahan Senapati”

by museum|| 29 Mei 2023 || || 7.989 kali

...

Pada masa kepemimpinan Panembahan Senapati terdapat suatu wilayah dikenal dengan wilayah Mangir. Sebuah wilayah yang berdekatan dengan wilayah Kerajaan Mataram Islam di Kotagede. Namun wilayah Mangir tersebut merupakan salah satu wilayah yang dikelola sendiri, bebas dari pajak serta memiliki kuasa penuh atas wilayahnya, istilah lainnya ialah wilayah perdikan dibawah pimpinan Mangir Wanabaya III. Mangir Wanabaya III dikenal sakti dengan senjata Tombak Baru Klinting. Karena senjata tersebutlah Panembahan Senapati belum berani melawan Mangir Wanabaya III secara langsung untuk menundukan wilayah Mangir dibawah kekuasaan Kerajaan Mataram Islam.

Suatu kali dengan bantuan Ki Juru Martani salah seorang perintis Mataram Islam, ia membuat siasat dengan memerintah para punggawa mengamen diwilayah Mangir ditemani dengan Ki Dalang Sandi Guna. Tak lupa dengan didampingi Raden Ajeng Pembayun, putri Panembahan Senapati yang dibuat seolah-olah putri dari Ki Dalang Sandi Guna. Singkat cerita, Raden Ajeng Pembayun berhasil memikat hati sosok Mangir Wanabaya III atau yang biasa dipanggil Ki Ageng Mangir tersebut hingga ke jenjang pernikahan. Setelah menjadi istri Ki Ageng Mangir, Raden Ajeng Pembayun menyatakan bahwa sebenarnya dia adalah anak dari Panembahan Senapati yang telah pergi dari rumah karena tidak mau dijadikan wanita hadiah untuk calon suami yang sama sekali tidak dicintai. Tak lama tersiar kabar dari Kerajaan Mataram Islam, bahwa siapa saja yang dapat menemukan anaknya yakni Raden Ajeng Pembayun, maka akan mendapatkan hadiah. Mendengar kabar tersiar tersebut, Ki Ageng Mangir beserta Raden Ajeng Pembayun sepakat untuk mengirim surat kepada Panembahan Senapati yang isinya mengabarkan bahwa mereka berdua akan segera menghadap Panembahan Senapati di Kerajaan Mataram Islam. Panembahan Senapati membalas untuk segera menghadap di bulan Syawal, sekaligus merayakan pernikahan keduanya di Kerajaan Mataram Islam.

Tiba saatnya untuk menghadap, Ki Ageng Mangir bersama istri serta para abdi menemani. Lalu belum sampai tujuan, Ki Ageng Mangir memerintah setengah pasukannya untuk kembali karena merasa kalau terlalu banyak nanti dikira akan berperang. Namun ternyata Ki Ageng Mangir diminta mengurangi pasukannya kembali setelah sampai di selatan Gandok. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan dalam diri sosok Ki Ageng Mangir, namun beliau memilih untuk meneruskan perjalanan. Setelah sampai di Gerbang Kemandungan, senjata Tombak Baru Klinting harus dicondongkan, padahal condongnya Tombak Baru Klinting merupakan pantangan. Selanjutnya Ki Juru Martani dengan lembut menawarkan agar senjata Ki Ageng Mangir dititipkan saja kepadanya dan menyuruh Ki Ageng Mangir segera masuk menghadap Panembahan Senapati beserta istrinya. Saat Ki Ageng Mangir masuk tanpa senjatanya dan sungkem menundukan kepala, Panembahan Senapati langsung memegang kepala Ki Ageng Mangir dan dipukulkan ke batu gilang singgasananya. Ki Ageng Mangir saat itu juga meninggal dan dimakamkan di Makam Raja-Raja Mataram Kotagede. Adapun jenazahnya dimakamkan setengah dibagian dalam dan setengah lagi dibagian luar. Alasan ini ialah karena Ki Ageng Mangir merupakan menantu sekaligus Musuh Panembahan Senapati.

Wangi Sukma Fatimah Duta Museum DIY 2022 untuk Museum Pleret.

 

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
SEMINAR PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM TOKOH PEWAYANGAN NUSANTARA: JEJAK, PERAN, DAN RELEVANSI

by museum || 03 Maret 2021

Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...


...
Workshop Membuat Poster Pendidikan dan Koleksi MPI UNY

by museum || 09 Maret 2021

Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...


...
Duta Museum DIY : Free Modelling Class Museum Tembi Rumah Budaya

by museum || 16 Maret 2021

Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta