by museum|| 12 Juni 2023 || || 3.556 kali
Yogyakarta sebagai kota wisata memiliki berbagai pilihan destinasi wisata yang menarik bagi para wisatawan. Salah satunya adalah Kotagede. Terletak di sisi selatan Kota Yogyakarta, wilayah ini merupakan sentra kerajinan perak sekaligus menjadi salah satu saksi bisu tumbuhnya Kerajaan Mataram. Sebagai kawasan wisata sejarah, wisatawan akan disuguhkan dengan berbagai macam situs-situs peninggalan sejarah di Kotagede. Seperti kompleks makam para pendiri kerajaan, rumah tadisional, hingga tempat ibadah. Bahkan, Kotagede pernah dinobatkan sebagai salah satu kota terindah di dunia. Selain fakta yang sudah disebutkan di atas, berikut fakta unik seputar Kotagede.
Dalam sejarahnya, Kotagede rupanya menjadi saksi berdirinya cikal bakal Keraton Surakarta dan Yogyakarta yakni Kerajaan Mataram. Kerajaan yang disebut juga Mataram Islam ini berdiri sekitar tahun 1588 silam. Adapun raja pertama dari Mataram Islam adalah Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati. Sampai saat ini masih bis akita jumpai bukti-bukti peninggalan dari Kerajaan Mataram Islam di Kotagede. Salah satu yang paling terkenal adalah Masjid Besar Mataram dan Kompleks Makam Raja Mataram. Hal ini pula yang menjadi salah satu daya Tarik untuk berwisata di Kotagede. Peninggalan tersebut akan kita bahas selanjutnya;
Sebelum 1952 wilayah Kotagede ini merupakan bagian dari Kasunanan Surakarta. Mulanya, Kotagede adalah nama sebuah kota yang merupakan ibukota kesultanan Mataram. Setelahnya kerajaan Mataram terpecah menjadi Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Bukti-bukti peninggalan Kerajaan tersebut dapat dijumpai di tengah-tengah Kawasan Kotagede seperti Watu Gilang. Peninggalan ini menjadi bukti kuat peninggalan kerajaan Matara Islam sebagai tempat duduk atau singgasana Raja Mataram saat itu. Hingga kini dapat kita lihat langsung dan kunjungi serta terdapat abdi dalem yang menjaga peninggalan tersebut. Jadi jika ingin mengunjunginya dan melihatnya secara langsung silahkan datang dan izin kepada abdi dalem Kraton Ngayogyakata yang berugas disana.
Sejumlah situs sejarah masih dapat dijumpai di Kotagede. Salah satunya adalah kompleks makam dari raja Mataram bernama Pasarean Mataram. Di dalam komplek pasarean ini terdapat makam Raja Panembahan Senopati dan ayahnya, Ki Ageng Pemanahan. Karena luas kompleks makam ini tidak mencukupi, maka pihak kraton menyetujui bahwa makan Raja selanjutnya di sediakan tempat di imogiri.
Masjid yang masih berdiri kokoh di kota gede ini memiliki arsitektur bergaya kraton, dengan ornmen ornament serta lingkungan yang asri lengkap dengan beberapa relief yang mengelilingi pagar masjid, serta pohon khas yaitu Sawo Kecik. Masjid Gedhe Mataram yang kini menjadi ikon dari Kotagede. Meski masuk dalam cagar budaya, masjid ini masih berfungsi sebagai tempat ibadah Umat Islam.
Kotagede juga memiliki makanan khas yang wajib dicoba oleh para wisatawan yang datang untuk berkunjung. Salah satunya seperti roti kembang waru. Pada zaman Kerajaan Mataram, kudapan ini biasa dijadikan sebagai jamuan mewah untuk para tamu. Saat ini, kue kembang waru masih bisa ditemukan di sejumlah wilayah Kotagede. Salah satunya di Kampung Bumen. salah satu makanan khas yang tak kalah terkenal dari roti kembang waru adalah Kipo. Kipo sendiri merupakan kudapan yang terbuat dari tepung beras dan memiliki isian kelapa dan gula jawa. perpaduan ini konon mengundang pertanyaan banyak orang di masa lalu, sehingga sering muncul pertanyaan “iki opo?” sejak saat itu makanan ini disingkat menjadi Kipo.
Kotagede sudah sangat terkenal sebagai pusat kerajinan perak di Jogjakarta. Diketahui, keberadaan para pengrajin ini sudah ada sejak Kerajaan Mataram Islam berdiri. Pada jaman penjajahan Belanda, kerajinan perak dari Kotagede bahkan berkembang sangat pesat. Untuk melestarikan kebudayaan ini, pada tahun 1939 juga pernah didirikan sekolah khusus bernama Kunstambachtsschool atau Sekolah Seni Kerajinan Sedyaning Piwoelang Angesti Boedi. Namun, sekolah ini hanya berdiri hingga tahun 1941 karena terjadinya Perang Dunia ke II. Saat ini masih banyak pengrajin-pengarajin perak yang bisa dijumpai di Kawasan Cagar Budaya Kotagede ini. Kerajinan-kerajinan perak ini juga menjadi salah satu koleksi yang bisa ditemukan di Museum Kotagede Intro Living Museum. Tidak hanya itu, dalam museum ini juga membahas proses pembuatan dari perak-perak tersebut hingga menjadi sebuah kerajinan yang cantik dan elok.
Pada Agustus 2019 lalu, Kotagede menjadi salah satu dari 13 kota terindah di dunia versi CNN Internasional. Hal ini dikarenakan Kotagede mempunyai sejumlah sejarah. Termasuk sebagai saksi bisu berdirinya kerajaan terakhir yang merdeka sebelum bangsa Belanda menjajah dan menduduki Pulau Jawa, kerajaan tersebut adalah Kerajaan Mataram Islam.
Itulah sederet fakta menarik yang ada di wilayah Kotagede Yogyakarta. Jika ingin mengetahui lebih lanjut mengenai fakta-fakta unik tersebut boleh berkunjung langsung ke Museum Kotagede Intro Living Museum. Saat ini Museum Kotagede Intro Living Museum yang dikelola langsung oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu alternatif menarik yang wajib kalian kunjungi untuk mengenal dan mengetahui Kawasan Cagar Budaya Kotagede lebih mendalam. Museum ini terletak di jalan Tegal Gendu nomor 20, Prenggan, Kotagede, Yogyakarta. Beroperasi dari hari Selasa sampai Jumat pukul 08.00-16.00, di hari Sabtu dan Minggu buka dari jam 08.30-20.00 serta tutup di hari senin san hari-hari besar nasional. Jadi tunggu apa lagi segera persiapkan rencanamu untuk mengunjungi wilayah Kotagede berseta mampir ke Museum Kotagede Intro Living Museum terlebih dahulu untuk mendapatkan pengetahuan awal mengenai Kawasan cagar budaya kotagede sebelum akhirnya memutuskan untuk explore Kawasan cagar budaya kotagede bersama teman-teman dan keluarga.
Ramdani Rachmat
Duta Museum DIY untuk Museum Kotagede
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by museum || 03 Maret 2021
Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...
by museum || 09 Maret 2021
Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...
by museum || 16 Maret 2021
Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...