by museum|| 25 Juli 2023 || || 4.867 kali
Salam Sahabat Museum.. Museum di Hatiku.. Halo sahabat museum dimanapun kalian berada kali ini kita akan membahas salah satu tradisi yang sudah biasa kita dengar gaungnya yaitu Merti Dusun. Yap, kita akan membahas sedikit mengenai Sejarah Merti Dusun. Merti Dusun sering disebut juga dengan bersih Desa, hakikatnya sama dengan makna simbol rasa syukur masyarakat kepada sang Pencipta atas apa yang telah diberikan. Karunia tersebut dapat berupa rejeki yang melimpah, keselamatan, ketentraman, serta keselarasan hidup di dunia. Kegiatan semacam ini masih sangat lazim ditemukan di Pedesaan maupun Pedusunan bagian dari ritus dan situs yang ada di Desa. Masyarakat Jawa percaya ketika sedang dilanda duka dan musibah mendalam pun masih banyak hal yang pantas disyukuri. Ada banyak cara untuk mengungkapkan rasa syukur kepada sang Pencipta.
Merti Dusun merupakan bagian dari perwujudan rasa syukur, upacara merti desa sering kali juga terkait dengan ritual penghormatan kepada leluhur atau nenek moyang. Semuanya dilakukan dengan tetap memanjatkan doa dan permohonan kepada Yang Maha Kuasa demi keselamatan, ketentraman, kesejahteraan dan keselarasan hidup seluruh warga desa. Silaturahmi, kekeluargaan, guyub, rukun, gotong royong, kebersamaan, keakraban, tepa selira, dan harmonis adalah sebagian dari sederetan kosakata yang begitu tepat dan saling menjalin makna saat menggambarkan bagaimana suasana yang terpancar dari berlangsungnya tradisi merti Dusun Padukuhan IX Sonopakis Lor 2023.
Pada kesempatan kali ini, Duta Museum DIY 2022 untuk Museum Laboratorium Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta; Fitri Maghfiroh, A.Md.T. dibersamai oleh para warga Padukuhan IX Sonopakis Lor melaksanakan kegiatan merti dusun. Sebuah kehormatan bagi Duta Museum DIY 2022 untuk Museum Laboratorium Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta karena telah diberi kesempatan untuk menjadi pembawa acara pada acara tradisi merti dusun tersebut. Dihadiri oleh banyak tamu undangan dan serempaknya warga masyarakat Padukuhan IX Sonopakis Lor pada saat itu, mendapatkan respon dan apresiasi dari para pejabat setempat.
Kegiatan merti dusun selain merupakan wujud rasa syukur kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa, juga menjadi salah satu acara tradisi yang dapat menyatukan seluruh warga masyarakat dari berbagai kalangan. Kemudian, seluruh warga masyarakat biasanya juga akan belajar menggunakan pakaian tradisional dalam mengikuti tradisi merti dusun tersebut.
Hendaknya sangat perlu bagi kita sebagai generasi penerus bangsa, untuk tetap melangsungkan adat dan istiadat nenek moyang kita, dengan prespektif tetap menyembah dan meminta kepada-Nya. Karena jika kita tidak mulai menahan, memperkuat kebudayaan kita sendiri, maka lambat laun tidak ada lagi upacara adat yang bernama Merti Dusun. Kelak hanya akan menjadi bagian dari cerita/nama saja. Pastinya kita tidak mau anak dan cucu kita nanti tidak merasakan ramainya merti dusun bukan? Nah maka dari itu, yuk kita mulai kencangkan sabuk untuk melestarikan budaya dan tradisi yang ada di sekitar kita.
Sekian dahulu sharing mengenai merti dusun kali ini. Esok kita bahas apa lagi nih sahabat museum? Tetap tunggu dan ikuti berita-berita terbaru dari Museum Laboratorium Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta melalui website maupun sosial media yang dimiliki oleh Museum Laboratorium Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta, dan kunjungilah Museum Laboratorium Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta pada jam dan hari kerja untuk mengetahui koleksi-koleksi dan informasi lengkapnya. Salam sahabat museum.. Museum di hatiku..
Fitri Maghfiroh, A.Md.T. (Duta Museum DIY 2022 untuk Museum Laboratorium Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 03 Maret 2021
Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...
by museum || 09 Maret 2021
Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...
by museum || 16 Maret 2021
Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...