Menilik Kisah Perjuangan Pangeran Diponegoro

Salam Sahabat Museum.. Museum di Hatiku.. Halo sahabat museum dimanapun kalian berada kali ini kita akan membahas cerita dari Tour Museum bersama Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kabupaten Subang (IPMKS) di Yogyakarta. Duta Museum DIY 2022 untuk Museum Laboratorium Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta; Fitri Maghfiroh, A.Md.T. pada beberapa waktu yang lalu telah mengunjungi Museum Monumen Pangeran Diponegoro. Ditemani oleh rekan dari Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kabupaten Subang (IPMKS), Duta Museum DIY 2022 untuk Museum Laboratorium Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta menelusuri jejak Pangeran Diponegoro melalui kisah-kisah yang tertata rapi di Museum Monumen Pangeran Diponegoro.

Pada kesempatan kali ini, Duta Museum DIY 2022 untuk Museum Laboratorium Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta; Fitri Maghfiroh, A.Md.T. dibersamai oleh Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kabupaten Subang (IPMKS) menjalankan Tour Museum di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai bentuk apresiasi tinggi terhadap museum-museum yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu museum yang dikunjungi adalah Museum Monumen Pangeran Diponegoro. Museum ini buka pada hari Senin hingga Kamis pukul 08.30 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB, dan pada hari Jumat buka mulai pukul 08.30 WIB hingga 13.30 WIB. Museum ini akan tutup pada hari sabtu, minggu, dan hari libur nasional.

Museum yang mempunyai nama lengkap Museum Monumen Pangeran Diponegoro Sasana Wiratama dan bergabung di BARAHMUS sejak tahun 1971, ini terletak di JL. HOS. Cokroaminoto TR. III/430 Tegalrejo. Ide pembangunan museum diprakarsai oleh Mayjen TNI Surono. Pada tanggal 9 Agustus 1969 museum diresmikan oleh presiden Soeharto, sekaligus sebagai monumen untuk memperinati kepahlawanan Pangeran Diponegoro atas jasanya melawan penjajahan Belanda di tanah Jawa. Lahan tempat museum ini dibangun asli peninggalan Pangeran Diponegoro di abad XIX.

Museum ini memiliki koleksi di dalam ruangan berupa infografis, foto atau dokumentasi Pangeran Diponegoro, Tombak, dan benda lainnya. Selain itu ada pula beberapa peninggalan artefak yang berada diluar gedung seperti tempat wudlu, comboran (tempat minum kuda), dinding berlubang (tembok jebol), dan yoni. Sebagian besar koleksi berupa peralatan perang di masa pra kemerdekaan, seperti : keris, tombak, pedang, cincin, subang, timang bedhil, tameng, bandhil, perlengkapan kuda, dan panah. Koleksi unggulan dari museum ini adalah tembok jebol yang diyakini sebagai jalan meloloskan diri Pangeran Diponegoro dari kepungan Belanda.

Kami menelusuri jejak Pangeran Diponegoro hingga menilik bagian sumur yang berada di dekat comboran (di luar ruangan museum), kemudian kami juga mencoba membaca aksara-aksara yang tertulis rapi di bagian koleksi senjata-senjata dan di bagian depan (gerbang pintu masuk) yang bertuliskan tahun-tahun yang bersejarah. Tak lupa kami juga masuk lebih dalam untuk menelusuri kisah perjuangan Pangeran Diponegoro dengan mengunjungi tembok jebol yang sangat bersejarah hingga saat ini.

Sekian dahulu sharing mengenai perjalanan Tour Museum kali ini. Esok kita kemana lagi nih sahabat museum? Tetap tunggu dan ikuti berita-berita terbaru dari Museum Laboratorium Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta melalui website maupun sosial media yang dimiliki oleh Museum Laboratorium Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta, dan kunjungilah Museum Laboratorium Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta pada jam dan hari kerja untuk mengetahui koleksi-koleksi lengkapnya. Salam sahabat museum.. Museum di hatiku..

Fitri Maghfiroh, A.Md.T. (Duta Museum DIY 2022 untuk Museum Laboratorium Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta)