by museum|| 26 Juli 2023 || || 585 kali
Dalam rangka Muhibah Budaya Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, yang bertema “Merajut Budaya Mataram: dari Yogyakarta untuk Indonesia”, diselenggarakan pameran temporer dengan judul “Mah? Bandhana #2: Cerita dari Mancanegara Wetan. Pameran ini akan diselenggarakan di Kompleks Rumah Dinas Walikota Madiun, Jl Pahlawan No 77 Kota Madiun mulai tanggal 20 hingga 24 Juli 2023.
Cerita dari Mancanegara Wetan diambil sebagai judul agar dapat mengangkat kembali kisah atau peristiwa sejarah berdasarkan ingatan dan kesan sehingga tercipta nostalgia tersendiri untuk mengenalkan kembali sejarah dan budaya Mataram kepada masyarakat. MAH? BANDHANA yang mempunyai arti Ikatan Besar, menghadirkan obyek koleksi Museum Pleret dan Museum Kotagede hadir sebagai rangkaian yang erat mengenalkan budaya Mataram kepada masyarakat yang dahulu pernah menjadi satu dalam wilayah kerajaan ini.
Seperti diketahui, dahulu wilayah Kerajaan Mataram, secara birokrasi dan struktur administratif, menganut pola konsentris. Berdasarkan sudut pandang konsentris yang diterapkan dalam sistem ketatanegaraan di Mataram, wilayah dibedakan dalam beberapa pembagian. Salah satunya wilayah yang kita kenal dengan Mancanegara yang berarti wilayah di luar dari Negaragung. Di mana wilayah mancanegara ini dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu Mancanegara Wetan yang sekarang secara administrasi masuk ke wilayah Jawa Timur termasuk Madiun. Sedangkan Mancanegara Kilen, saat ini secara administrasi masuk ke dalam wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat. Alur cerita pameran ini semoga dapat memudahkan pengunjung memahami tata pamer yang diangkat dari koleksi jejak peninggalan periode Mataram Islam di Yogyakarta.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, S.S, MA. kegiatan pameran ini bertujuan untuk mengenalkan publik Madiun dan sekitarnya pada upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan, pameran ini menampilkan sejarah pembentukan dan perkembangan kerajaan Mataram yang ibukotanya berada di wilayah Yogyakarta sekarang. Berbagai peninggalan budaya bendawi disajikan untuk menjelaskan jejak-jejak kebudayaan kerajaan besar ini yang masih dapat dijumpai di wilayah Yogyakarta. Perkembangan wilayah Kotagede yang menjadi ibukota pertama kerajaan Mataram Islam tidaklah surut dari sisi ekonomi, melainkan tetap berkembang dan menggunakan modal budaya yang telah terbentuk berabad yang lalu, termasuk dalam mengembangkan kerajinan-kerajinan yang khas, demikian juga wilayah Pleret.
Secara khusus, pameran ini juga akan menampilkan sebuah peristiwa perkembangan kota dari Purabaya sampai Madiun yang di dalamnya terdapat kisah heroik-romantik yang melibatkan Panembahan Senapati dan Retno Dumilah sebagai tokoh utama peristiwa ini. Di mana peristiwa ini mendapatkan tempat yang istimewa dalam histeriografi Jawa tradisional seperti dalam Babad Tanah Jawi, Serat Kandha, dan dalam seni pertunjukan Jawa yang masih bisa kita nikmati saat ini.
Dalam pameran ini juga akan menampilkan desa-desa budaya dari wilayah bekas Mataram yang sekarang menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berbagai produk kerajinan dan kuliner yang menjadi andalan produk dari desa-desa tersebut sebagai upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta. Harapan dari kegiatan ini adalah agar generasi muda sekarang dapat lebih tertarik dan peduli pada warisan budaya sendiri.
Pameran ini dapat dikunjungi oleh masyarakat umum secara gratis, berbagai aktivitas dapat diikuti, dan berbagai merchandise yang khas telah disiapkan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY sebagai apresiasi terhadap partisipasi pengunjung. (cup_mus)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 27 Januari 2020
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman telah memulai seleksi administrasi Pemilihan Duta Museum DIY tahun 2019 pada tanggal 21 Januari 2019. Dari Seleksi Administrasi ...
by museum || 04 Februari 2021
Selasa 2 Februari 2021, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman mengadakan rapat koordinasi dengan Barahmus DIY dalam rangka pembuatan buletin permuseuman 2021. Pada tahun ...
by museum || 04 Februari 2021
source pic : https://kebudayaan.jogjakota.go.id/detail/index/858 Jogja selain merupakan kota pendidikan , kini juga merupakan Daerah Istimewa. Daerah yang menyimpan banyak sejarah, budaya dan ...