MENGENAL LEBIH DEKAT TRADISI NAWU SENDANG SELIRAN, TRADISI PENINGGALAN KERAJAAN MATARAM ISLAM DI KOTAGEDE

by museum|| 26 Juli 2023 || || 3.108 kali

...

 

Kotagede sebagai bekas ibukota Kerajaan Mataram Islam pada Pemerintahan Panembahan Senapati banyak meninggalkan jejak-jejak sejarah yang masih dapat kita lihat sampai hari ini. Peninggalan-peninggalan tersebut berupa bentuk arsitektur bangunan hingga tradisi sosial budaya di masyarakat. Salah satu tradisi budaya yang masih dapat kita jumpai adalah tradisi Nawu Sendang Seliran. Tradisi Nawu Sendang Seliran merupakan tradisi membersihkan kolam yang berada di bekas lingkungan Kerajaan Mataram Awal di Kotagede. Setiap memasuki Minggu Wage, Bulan Rejeb, pada penanggalan jawa, masyarakat secara berbondong-bondong merayakan tradisi ini. Sehingga pada saat memasuki bulan ramadan, kondisi sendang sudah dalam keadaan bersih. Biasanya tradisi Nawu Sendang Seliran dilakukan oleh para abdi dalem Keraton Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta di kompleks makam raja Mataram.

Tidak ada yang tahu pasti kapan tradisi ini dimulai, tetapi diyakini bahwa Nawu Sendang Seliran sudah ada sejak Kerajaan Mataram berdiri di Kotagede. Lokasi situs ini berada di tiga kampung, yaitu Kampung Jagalan, Wirokerten, dan Purbayan. Pada awalnya, kegiatan ini hanya bersifat tradisi semata. Namun, dikarenakan tidak adanya orang yang melestarikan tradisi ini sempat hilang dan dilupakan oleh masyarakat. Memasuki tahun 2009, tradisi Nawu Sendang Selirang mulai dihidupkan lagi oleh sekelompok masyarakat di Kotagede. Bahkan sebagai upaya pelestarian dan menarik minat wisatawan, acara ini juga dikemas dengan konsep menarik sebagai hiburan pertunjukan.

Prosesi Nawu Sendang Seliran memiliki serangkaian acara pagelaran budaya yang berlangsung selama lima hari, terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut.

Pertama, diawali dengan tahap persiapan pembuatan ubo rampe (sesajen) di Komplek Abdi Dalem yang berada di Kompleks Pasarean Mataram. Terdapat dua bangunan di dalam Komplek Abdi Dalem yaitu Kompleks Abdi Dalem Mataram Yogyakarta dan Surakarta. Di sini, ubo rampe sudah dipersiapkan dua hari sebelum pelaksanaan tradisi Nawu Sendang Seliran. Ubo rampe yang dibuat sedikitnya memiliki dua gunungan, yaitu gunungan kakung dan putri, replika Masjid Gede Mataram Kotagede, dan perlengkapan gayung untuk menguras sendang berupa siwur.

Kedua, ubo rampe yang sudah siap selanjutnya disimpan di Pendopo Ijo yang letaknya di sebelah barat Sendang Seliran. Keesokan harinya atau satu hari sebelum perayaan tradisi Nawu Sendang Seliran, tepatnya pada pukul sembilan pagi, seluruh peserta pawai dengan gunungan umbo rampe sudah siap di Kelurahan Jagalan. Gunungan diarak oleh ratusan abdi dalem dari Kasultanan Yogyakarta dan Kasunan Surakarta. Gunungan yang berisi hasil bumi dan jajanan pasar nantinya akan diperebutkan oleh masyarakat untuk dimakan bersama-sama. Arak-arakan dimulai dari Balai Desa Jagalan menuju Masjid Besar Mataram Kotagede. Kirab budaya juga diikuti oleh para Bregodo (prajurit) yang membawa jodhang berisi miniatur Masjid Besar Mataram.

Ketiga, sesampainya di Masjid Besar Mataram Kotagede, kepala lurah menyerahkan siwur atau gayung secara simbolis kepada pimpinan abdi dalem juru kunci Pasarean Mataram Kotagede. Setelah penyerahan siwur secara simbolis, prosesi Nawu Sendang Seliran dimulai. Di sendang, para abdi dalem mengambil air secara simbolik sebanyak tiga kali menggunakan siwur, kemudian dimasukkannya air tersebut ke dalam kendi dan dibawa kendi itu dengan jodhi yang dipikul. Tradisi Nawu Sendang Seliran juga merupakan gambaran bersatunya keraton dengan masyarakat serta manunggalnya ulama dan umaro atau pemimpin. Karena itu, banyak warga yang dilibatkan dalam acara ini sebagai prajurit.

Tradisi ini sempat menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat karena dianggap mengandung unsur kesyirikan, namun pihak abdi dalem dan penyelenggara menegaskan bahwa kegiatan ini hanya bersifat simbolis dan jauh dari unsur mistis dan magis. Meski begitu, tradisi Nawu Sendang Seliran menjadi salah satu pilihan destinasi wisata religi dan budaya di Yogyakarta yang patut untuk dikunjungi.

 

Ramdani Rachmat

Duta Museum DIY untuk Museum Kotagede

*sumber foto www.detiknews.com

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
SEMINAR PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM TOKOH PEWAYANGAN NUSANTARA: JEJAK, PERAN, DAN RELEVANSI

by museum || 03 Maret 2021

Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...


...
Workshop Membuat Poster Pendidikan dan Koleksi MPI UNY

by museum || 09 Maret 2021

Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...


...
Duta Museum DIY : Free Modelling Class Museum Tembi Rumah Budaya

by museum || 16 Maret 2021

Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta