by museum|| 11 Agustus 2023 || || 6.086 kali
Pada tanggal 19 September 1945 pihak NICA (Belanda) mengibarkan bendera Merah Putih Biru di puncak Hotel "Yamato" (Hotel "Oranje") disimpang Tunjungan Surabaya yang membuat Arek-Arek Suroboyo naik darah, kemudian secara beramai-ramai para pemuda menurunkan bendera tersebut dan menyobek warna birunya, setelah itu dinaikkan kembali dengan megahnya berkibar bendera Merah Putih. Kejadian inilah yang mengakibatkan ketegangan antara pihak pasukan Indonesia dan Sekutu kemudian disusul dengan pertempuran-pertempuran yang mengakibatkan jatuhnya korban di kedua belah pihak.
Brigadir Jenderal Mallaby pada tanggal 25 Oktober 1945 mendarat di Surabaya dengan berkekuatan 6.000 orang untuk menambah kekuatan yang sudah ada di Surabaya. Kemudian pada 27 Oktober 1945, pihak Sekutu (Inggris) menyebarkan pamflet yang intinya: Agar rakyat Surabaya menyerahkan senjata kepada Sekutu dengan sanksi setiap orang yang kelihatan membawa senjata akan ditembak, tetapi rakyat Surabaya tidak menghiraukan ancaman tersebut.
Pada tanggal 28 Oktober 1945, Tentara Sekutu melancarkan pengepungan terhadap lapangan terbang PAOS (Penerbangan Angkatan Oedara Surabaya) dan berhasil mendudukinya. Pertempuran sengit juga terjadi disekitar gedung RRI Surabaya, Kayoon, jembatan Wonokromo dan di sekitar kebun binatang antara pemuda dan barisan TKR melawan pasukan-pasukan Sekutu. Walaupun pasukan TKR menggunakan senjata seadanya tetapi dapat menjepit dan mengepung pasukan Sekutu
Pada tanggal 29 Oktober 1945, pasukan Sekutu yang sudah mulai terkepung dan mengkhawatirkan mengadakan koordinasi dengan Markas Besar Tentara Sekutu di Jakarta untuk minta bantuan Bung Karno agar ikut campur tangan untuk menghentikan pertempuran Surabaya. 30 Oktober 1945, Komandan Pasukan Sekutu Brigadir Jenderal AWS. Mallaby megadakan perundingan dengan Pemerintah RI (Presiden Soekamo, Wapres M Hatta dan Mo Penerangan Mr Amir Syarifudin). Dalam perundingan tersebut Brigadir Mallaby tewas karena tembakan. Penyebabnya di gedung International Jembatan Merah masih terjadi pertempuran, padahal sudah dilakukan penghentian tembak-menembak. Karena kematian Brigjen Malaby, maka Kolonel Pugh ditunjuk sebagai penggantinya dan giat melakukan segala usaha untuk memperkuat kedudukannya di Surabaya.
08 Nopember 1945, Jenderal Mayor Mansergh, Komanda Pasukan Sekutu di Jawa Timur mengeluarkan ultimatum yang intinya adalah paling lambat tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 rakyat Surabaya harus menyerah. 09 November 1945, Jenderal Mayor Mansergh mendatangkan Divisi ke-5 India ke Surabaya dengan kekuatan 24.000 orang, dengan demikian kekuatan tersebut dapat diandalkan untuk menjalankan ultimatum kepada para pemuda di Surabaya.
Tanggal 10 Nopember 1945 pukul 06.00 lebih sedikit Jenderal Mayor Mansergh betul-betul memegang teguh kata-katanya yang tercantum dalam ultimatumnya dengan menggerakkan pasukan Divisi ke-5 India memasuki kota Surabaya, Gerak maju tentara Sekutu tersebut mendapat penentangan rakyat. Namun pihak Inggris menghujani darat dan udara Surabaya dengan bringas. Saat itu banyak yang mengungsi namun saat menuju lokasi pengungsian banyak anak-anak dan perempuan tewas. Bung Tomo mengobarkan semangat pejuang dengan berpidato dan memiliki semboyan "Merdeka atau Mati".
Tanggal 19 November 1945, Pemuda-pemuda Surabaya telah berhasil merebut kembali beberapa kedudukan yang tadinya dikuasai musuh, walaupun tentara Inggris telah mengerahkan kekuatan udara maupun dari kapal-kapal perangnya. Kerugian-kerugian pihak Inggris semakin hari semakin bertambah banyak, maka untuk membalas kekalahannya itu mereka melancarkan pengeboman-pengeboman dan serangan-serangan dari darat, laut dan udara.
Pada 1 Desember 1945, setelah berjuang mati-matian selama 3 minggu melawan Inggris yang telah berpengalaman dalam Perang Dunia II, kita terpaksa mundur dan menyusun pertahanan baru di sekitar Surabaya.
Sebelum meninggalkan kota gedung-gedung dan bangunan-bangunan penting telah dihancurkan terlebih dahulu, sehingga pihak Inggris Sekutu menduduki kota Surabaya dalam keadaan hangus dan bangunan-bangunan rata dengan tanah. Lebih dari 6.000 orang gugur sebagai pahlawan dalam pertempuran ini. Tokoh-tokoh yang berperan adalah Gubernur Suryo, Jenderal Sudirman, Bung Tomo, drg. Mustopo, Sungkono, Dul Arwono, M. Ruslan Abdulgani, para kyai dan santri serta rakyat Surabaya.
Penulis: Kuni Qurota (Duta Museum DIY 2023)
Referensi: Buku Panduan Museum TNI AD DISJARAHAD
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 03 Maret 2021
Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...
by museum || 09 Maret 2021
Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...
by museum || 16 Maret 2021
Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...