Gaung Gamelan: Momentum Pembelajaran Hidup Melalui Harmoni Irama

by ifid|| 20 Agustus 2023 || || 268 kali

...

Burung Perkutut jawa yang merupakan fauna identitas Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi penanda di mulainya Yogyakarta Gamelan Festival ke-28 (YGF 28) yang mengusung tema 'Gamelan Beyond Sound' di Stadion Kridosono Yogyakarta pada Minggu sore (20/08/2023). 

Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta, melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, serta mengandeng Kelurahan/Kalurahan Budaya di DIY untuk ikut andil dalam perhelatan YGF 28. yang tersebar  di 28 kelompok karawitan dari  700 pengrawit di DIY serentak membunyikan perangkatnya dengan harmoni irama yang penuh makna. 

Kepala Disbud DIY Dian Lakshmi Pratiwi menyatakan UNESCO telah menetapkan gamelan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) ke-12 pada 15 Desember 2021 lalu. Gamelan merupakan warisan leluhur yang harus terus-menerus dilestarikan sebagai upaya menguatkan identitas bangsa. Nilai filosofi gamelan sebagai salah satu sarana ekspresi budaya dan koneksi antara manusia dengan semesta.

"Gaung Gamelan ini melibatkan 700 pengrawit dari 28 kelompok dimana 22 kelompok diantaranya merupakan kelompok dari Desa Budaya di DIY yang telah menerima bantuan gamelan dari Dana Keistimewaan (Danais) melalui Kundha Kabudayan DIY. Kami secara penuh mendukung kegiatan ini sebagai upaya pelestarian dan pengembangan gamelan agar selalu mengaung eksistensinya,"tandas Dian.

Ladrang Prosesi karya Sapto Raharjo serta ladrang Santi Mulya dimainkan seluruh kelompok karawitan dengan penuh makna. Ladrang Prosesi menandai dibukanya festival atau perayaan dan ladrang Santi Mulya berisi doa-doa atau harapan akan keberkahan lepas dari berbagai peristiwa yang tak terduga seperti pandemi.

Ajang yang pertama kali diadakan pada 1994 ini dapat disaksikan masyarakat umum dan gratis mulai 20 hingga 26 Agustus 2023. Komunitas Gayam 16 selaku penyelenggara perhelatan gamelan skala internasional ini mendapat dukungan dari Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY beserta sejumlah pihak lainnya.

Dalam Sambutanya Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang didampingi perwakilan jajaran Forkompinda serta sejumlah seniman dan budayawan DIY mengatakan, “Dalam hemat saya, YGF 28 bukanlah sekadar pentas seni semata. YGF akan mengajak kita semua, memasuki momentum pembelajaran hidup melalui harmoni irama. Semua dilakukan dengan merenungkan makna secara mendalam, sembari menikmati nada yang mengalun dari orkestrasi yang mengiringinya," ujar Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Sri Sultan menyebut orkestrasi gamelan, sejatinya merupakan sebuah gambaran perjalanan luar biasa yang menghubungkan jiwa dalam simpul keindahan. Selayaknya alunan laras slendro dan pelog yang membentuk diri, menuju irama keseimbangan hidup. Inilah momentum istimewa, dimana ratusan pengrawit yang terpadu dalam puluhan kelompok berupaya mewakili berjuta perasaan, seiring irama gending yang memukau hati dan pikiran.

"Ladrang Prosesi karya Sapto Raharjo dan ladrang Santi Mulya menceritakan kisah-kisah alam bawah sadar, mengajak menggali makna, dalam setiap nada yang meliuk-layang. Jelas, gamelan bukanlah sekadar alat musik, tetapi penjelajah jiwa yang membawa kita pada meditasi melalui irama yang mengalun," tuturnya.

Dalam pemaknaan filosofisnya, Sri Sultan menyatakan kata 'karawitan' merujuk pada kelembutan perasaan yang terukir dalam seni gamelan. Seperti irama yang terjalin, begitulah pula kehidupan yang sudah seharusnya mengilhami harmoni keberagaman. Meski tidak mungkin menafikan perbedaan, namun dengan rasa cinta dan kemanusiaan maka dapat manunggal nyawiji dalam orkestra kolosal kehidupan.

Seni gamelan, seakan mengirimkan makna 'mulat sarira' yaitu keseragaman pikiran dan kepekaan dalam setiap perpindahan nada yang selaras dengan filosofi 'pamenthanging gandewa pamanthenging cipta'. Sedangkan, seni karawitan adalah cerminan realitas, memancarkan berbagai emosi jiwa, menyatu dalam harmoni yang adiluhung, menuntun hidup dalam nilai-nilai kebijaksanaan dan kesadaran.

"Semua harmonisasi itu, akan menciptakan simfoni kehidupan yang tak terlupakan, sekaligus menjadi portal pembelajaran hidup, memancarkan cahaya nilai-nilai edukasi dan pelestarian budaya. Semoga YGF 28, memberikan hikmah dalam relung kemanusiaan, mengajarkan kita akan keseimbangan, harmoni dan keindahan dalam keberagaman,"tutur Sri Sultan.

Gubernur DIY berharapan agar festival ini mampu merangkai benang warisan budaya, menjadi daya tarik wisata bagi DIY dan menginspirasi agar melangkah bijak menuju masa depan. "Terima kasih atas dedikasi dan semangatnya, menjadikan festival ini sebagai perjalanan magis yang akan dikenang sekaligus menjadi salah satu cerita tentang peradaban DIY. Akhir kata, selamat menikmati dan meresapi makna harmoni melalui rangkaian agenda YGF 28," imbuh Sri Sultan.

Project Director YGF Ishari Sahida atau Ari Wulu menyebut gamelan telah melampaui dengungnya alias gamelan beyond sound karena banyak pelaku seni lintas disiplin melibatkan gamelan dalam proses kreatifnya. Sementara, keadiluhungan gamelan tetap dijaga para punggawanya. Stadion Kridosono dipilih karena YGF kali ini mengundang 28 kelompok karawitan yang memainkan gamelan secara bersamaan.

"Kami menyatukan 28 pangkon gaya Yogyakarta yang memainkan ladrang Prosesi dan ladrang Santi Mulya. Kami berharap melalui Gaung Gamelan bisa menyerukan gaung gamelan ke seluruh penjuru Nusantara maupun semesta. Jadi gamelan itu sudah melebihi bunyinya sendiri," ungkap Ari Wulu.

Selain peyajian gaung gamelan yang di tabuh oleh 700 pengrawit, Yayasan Pamulangan Beksa Sasmita Mardawa serta Omah Cangkem menjadi bagian dalam pembukaan Gaung Gamelan YGF yang unik dan menarik. Sebagai penutup Gaung Gamelan, ditampilkan pertunjukan wayang kulit bersama dalang Ki Edi Soewondo dengan lakon Pandu Jumeneng Ratu.

Tidak hanya Gaung Gamelan sebagai sajian utama, YGF 28 kian bermakna karena mengajak merayakan wacana keberagaman melalui Rembug Budaya dan Lokakarya. Kemudian Konser Gamelan yang mempertemukan musik tradisional dengan pop culture dan Gamelan Dinner yang mempertemukan para pencinta dengan pemain gamelan dalam satu ruang budaya berupa makan malam bersama.

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
Menggandeng Angkringan Dinas Kebudayaan DIY promosikan Pekan Budaya Difabel 2021

by sf || 13 November 2021

pekan Budaya Difabel ( PBD ) 2021 akan segera digelar Dinas Kebudayaan Derah Istimewa Yogyakarta, dengan mengambil tema Gemati atau akronim kata yang tulus, diharapkan PBD tahun ini mampu menumbuhkan ...


...
Meningkatkan Kapasitas Disabilitas melalui Workshop PBD 2021

by sf || 15 November 2021

Pekan Budaya Difabel ( PBD ) 2021 mulai bergema di Daerah Istimewa Yogyakarta, kegiatan ini dilaksanakan Pemda DIY melalui Dinas Kebudayaan DIY dalam rangka memperingati Hari Disablitas Internasional ...


...
Sosialisai Hak Kekayaan Intelektual di Dinas Kebudayaan DIY

by sf || 17 November 2021

Dinas Kebudayaan DIY melui kegiatan Pembinaan lembaga Penggiat Seni mengadakan Sosialisasi tentang Hak Kekayaan Intelektual tentang suatu karya. Tujuan utama diadakan kegiatan ini adalah untuk ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta