Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Yogyakarta dalam Upaya Mempertahankan Kemerdekaan

by museum|| 28 Agustus 2023 || || 5.652 kali

...

Bulan Agustus setiap tahunnya kita peringati sebagai bulan kemerdekaan. Selama kurang lebih 1 bulan masyarakat dan berbagai lembaga di seluruh wilayah Indonesia bersama-sama membangun kemeriahan serta antusiasme dalam rangka menyambut dan memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada pertengahan bulan Agustus, yaitu pada tanggal 17 Agustus. Dalam bulan kemerdekaan ini marilah kita kembali melihat secara ringkas peristiwa di hari kemerdekaan 78 tahun yang lalu dan perjuangan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada masa awal kemerdekaan, khususnya di kota Yogyakarta.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945

Presiden Soekarno yang didampingi oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945. Peristiwa tersebut terjadi di Jakarta, atau tepatnya di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat, lokasi rumah yang pernah ditinggali oleh Presiden Soekarno di Jakarta pada saat itu. Pembacaan teks proklamasi dilakukan pada pagi hari pukul 10.00 WIB. Peristiwa tersebut menjadi penanda bahwa Republik Indonesia telah mendeklarasikan kemerdekaannya setelah sebelumnya penduduk tanah air harus berjuang melawan penjajahan selama ratusan tahun. Hingga kini tanggal 17 Agustus selalu diperingati sebagai hari kemerdekaan dah hari lahirnya negara Republik Indonesia.

Walaupun telah mendeklarasikan kemerdekaanya, akan tetapi pada saat itu negara Republik Indonesia belum diakui sebagai negara yang merdeka oleh beberapa negara, khususnya Belanda. Setelah kemenangan pihak Sekutu pada Perang Dunia II, dimana Belanda tergabung di dalamnya, Belanda kembali ingin menguasai negara Indonesia dan menganggap bahwa Belanda memiliki hak atas Indonesia sebagai bekas wilayah kekuasaan Jepang selama Perang Dunia II sekaligus bekas wilayah jajahannya sebelum kedatangan Jepang. Bagi Sekutu, setelah Jepang menyerah dan Sekutu memenangkan Perang Dunia II, wilayah-wilayah bekas jajahan Jepang menjadi tanggung jawab Sekutu, termasuk Indonesia. Oleh karena itu Belanda pada saat itu tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan kembali datang ke tanah air, meskipun Indonesia telah menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka. Pasukan Belanda datang bersama dengan pasukan sekutu lainnya yaitu pasukan Inggris dan dengan waktu yang relatif cepat bisa memasuki wilayah-wilayah pusat pemerintahan seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya.

Indonesia yang pada saat itu baru saja merdeka dan masih berumur jagung tentu belum siap dengan kembali datangnya pasukan Belanda ke tanah air. Datangnya tentara Sekutu bersama tentara Belanda ke Ibu Kota Jakarta, membuat situasi di sana dari berbagai aspek menjadi tidak kondusif. Merespons hal tersebut, para petinggi negara menggelar pertemuan yang dipimpin oleh Presiden Soekarno untuk membahas kondisi tersebut. Akhirnya dari pertemuan tersebut dihasilkan keputusan bahwa untuk sementara waktu, Pemerintahan Republik Indonesia akan dikendalikan dari daerah. Pada saat itu dihasilkan keputusan bahwa ibu kota negara untuk sementara dipindahkan ke Yogyakarta. Keputusan ini tidak lepas dari pertimbangan bahwa Kasultanan Yogyakarta dan Pakualaman siap membantu keberlangsungan Pemerintahan Republik Indonesia di wilayahnya. Pemindahan ibu kota dari dari Jakarta ke Yogyakarta terjadi pada tanggal 4 Januari 1946.

Kota Yogyakarta dalam Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Selama masa mempertahankan kemerdekaan, banyak peristiwa dan pertempuran penting yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Kota Yogyakarta yang saat itu berstatus ibu kota, tentunya juga tidak terlepas dari peristiwa-peristiwa penting tersebut. Pada akhir tahun 1948 atau tepatnya pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Operasi Gagak (Operatie Kraai) atau yang lebih dikenal dengan Agresi Militer Belanda II dengan target serangan Ibu Kota Yogyakarta. Setelah berhasil menguasai Pangkalan Udara Maguwo, dengan cepat pasukan Belanda merangsek masuk hingga ke jantung kota Yogyakarta. Para tokoh petinggi negara yang pada saat itu berada di Yogyakarta kemudian ditangkap dan diasingkan ke Pulau Sumatera dan Pulau Bangka, termasuk juga Presiden Soekarno.

Melihat kondisi itu tentara Indonesia tentunya tidak tinggal diam dan melanjutkan perjuangan dengan taktik perlawanan gerilya yang dipimpin oleh Jenderal Besar Soedirman. Perjuangan panjang tentara bersama rakyat dalam melaksanakan gerilya akhirnya berbuah manis ketika tentara Indonesia melancarkan Serangan Umum 1 Maret 1949 dan berhasil menduduki Kota Yogyakarta selama kurang lebih 6 jam. Keberhasilan tersebut membuka mata dunia internasional atas eksistensi negara Indonesia dan membantu perjuangan diplomasi Indonesia di perundingan-perundingan internasional. Singkat cerita, melalui perjuangan diplomasi yang didukung dengan perlawanan bersenjata dan adanya desakan dari dunia internasional, akhirnya Belanda dipaksa untuk menarik mundur pasukannya dari wilayah Kota Yogyakarta dan keamanan kota diserahkan kepada pihak kepolisian Negara Republik Indonesia. Peristiwa ditariknya tentara Belanda tersebut dikenal dengan peristiwa Yogya Kembali. Yogyakarta akhirnya kembali menjadi Ibu Kota Republik Indonesia pada 29 Juni 1949. Pada tanggal 17 Agustus 1949, bertempat di halaman depan Istana Kepresidenan Yogyakarta, upacara bendera peringatan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dilaksanakan kembali untuk pertama kalinya setelah Ibu Kota Yogyakarta kembali dapat direbut oleh bangsa Indonesia. Upacara peringatan kemerdekaan tersebut menjadi upacara peringatan kemerdekaan terakhir ketika Yogyakarta berstatus sebagai ibu kota sebelum akhirnya status ibu kota dikembalikan ke Jakarta pada tanggal 28 Desember 1949.

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
SEMINAR PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM TOKOH PEWAYANGAN NUSANTARA: JEJAK, PERAN, DAN RELEVANSI

by museum || 03 Maret 2021

Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...


...
Workshop Membuat Poster Pendidikan dan Koleksi MPI UNY

by museum || 09 Maret 2021

Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...


...
Duta Museum DIY : Free Modelling Class Museum Tembi Rumah Budaya

by museum || 16 Maret 2021

Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta