by museum|| 06 Februari 2024 || || 434 kali
Penciptaan adam dari tanah yang diambil di bumi sudah menjadi kehendak sang pencipta. Jika berkehendak, adam bisa saja diciptakan dari unsur lain. Bisa saja manusia diciptakan dari cahaya seperti malaikat bahkan api seperti iblis. Diturunkannya manusia di dunia tentu memiliki tujuan yang sudah ditulis dan direncanakan oleh sang maha pencipta. Manusia terpilih untuk menjadi khalifah di bumi meski hal tersebut menjadi pertentangan besar para malaikat. Sifat manusia yang bisa berbuat kerusakan di bumi serta potensi kesombongan pada harta dan kekuasaan menjadi faktor penentang utama. Namun sang maha pencipta mengetahui apa yang tidak kita ketahui. Hal inilah yang perlu kita pikirkan dan menjadi alasan besar apa tujuan kita di dunia ini. Apakah sekedar mengikuti arus atau berusaha menjadi manfaat bagi semua makhluk di dunia. Sebuah museum di Yogyakarta menjadi sebuah refleksi diri untuk mengetahui apa tugas manusia di dunia. Melalui koleksi dan karya seni yang dipamerkan menjadikan pengunjung kembali sadar tentang kebesaran sang pencipta. Museum bernama Serat Holistik Kehidupan Susilawati Susmono (MSHK-SS) berada di Jl. Marto Suharjo No. 123, Palagan KM 10.5 Bantarjo, Donoharjo Ngaglik, Sleman, DIY. Museum ini merupakan milik Hj RNgt Susilawati Susmono dibawah naungan ISAQ Center dengan dua sayapnya Yayasan Riyadhatul Ihsan (YRI) dan Yayasan Tunas Sejati (YTS). Karya seni yang menyampaikan pesan mendalam dan nasihat bagi anak bangsa menjadi daya Tarik tersendiri bagi para pengunjung Pengurus MSHK-SS Yogyakarta menyebutkan gagasan dan pemikiran Hj RNgt Susilawati Susmono menjadi sebuah ajakan kepada anak bangsa untuk melakukan refleksi ke dalam diri. Holistik yang bermakna keseluruhan dalam KBBI di maknai sebagai sesuatu yang dipandang secara utuh sebagai satu kesatuan. MSKK – SS Yogyakarta menyuguhkan berbagai karya seni seperti lukisan, manuskrip serat dan suluh yang menggambarkan kehidupan manusia secara utuh sebagai sebuah persembahan untuk negeri. Koleksi lain seperti karya buku dan kriya, guci, teko, batik, tari, dan lagu menjadi pelengkap untuk menghayati makna kehidupan. Sebagai pemilik dan penggagas MSKK – SS Yogyakarta, Susilawati Susmono sangat produktif dalam menciptakan karya penuh makna. Karya yang ia ciptakan diantaranya adalah 100 judul buku, 588 karya sastra, 43 lagu, 15 tari, 2,479 serat Al-Quran, 285 manuskrip serat, 130 lukisan, 3 desain motif batik dan masih banyak lainnya. Karya tersebut merupakan tumpahan buah pikir Susilawati Susmono sebagai pengalaman spiritual yang hadir untuk semua anak bangsa. Koleksi yang ditampilkan menjadi media penggemblengan bagi diri-diri yang ingin bangkit yang akan melahirkan insan-insan berkarakter unggul tanpa melupakan asal-usul. Museum juga menjadi tempat untuk melakukan pengkajian ataupun riset bagi siapa saja yang ingin mengenal dirinya. Hal ini selaras dengan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2015 tentang permuseuman yang tertuang pada pasal 2 dimana tugas museum adalah tempat untuk melakukan pengkajian, pendidikan dan kesenangan sehingga ada nilai-nilai dan parameter yang harus dicapai baik lahir maupun batin setelah berkunjung ke museum ini. Salam sahabat museum Museum di hatiku Kontributor : A. Pratiwi (Pegiat Museum)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 27 Januari 2020
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman telah memulai seleksi administrasi Pemilihan Duta Museum DIY tahun 2019 pada tanggal 21 Januari 2019. Dari Seleksi Administrasi ...
by museum || 04 Februari 2021
Selasa 2 Februari 2021, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman mengadakan rapat koordinasi dengan Barahmus DIY dalam rangka pembuatan buletin permuseuman 2021. Pada tahun ...
by museum || 04 Februari 2021
source pic : https://kebudayaan.jogjakota.go.id/detail/index/858 Jogja selain merupakan kota pendidikan , kini juga merupakan Daerah Istimewa. Daerah yang menyimpan banyak sejarah, budaya dan ...