by museum|| 20 Juni 2024 || || 214 kali
Hai sahabat museum, taukah kamu tentang Prinses Juliana Gasthuis voor Oogglijders? Sebuah rumah sakit era kolonial yang berada di Yogyakarta? Ya, Juliana Gasthuis voor Oogglijders adalah nama awal dari Rumah Sakit Mata Dr. Yap. Rumah sakit ini didirikan oleh dr. Yap Hong Tjoen yang memiliki kegelisahan kondisi masyarakat waktu itu karena banyaknya penderita penyakit mata hingga kebutaan. Setelah Yap Hong Tjoen lulus kuliah di Leiden Belanda pada tahun 1919 dia kembali ke tanah air. Angan-angan untuk mendirikan klinik mata bermula dari mendirikan balai pengobatan mata di Gondolayu (sekarang menjadi kantor Pos Gondolayu). Jiwa sosialnya yang tinggi membuatnya melayani semua pasien dengan sepenuh hati dan semua pasien mendapatkan hak yang sama. Dengan semakin dikenal luasnya balai pengobatan tersebut, membuat jumlah pasien semakin meningkat. Alasan tersebut kemudian melatarbelakangi dr. Yap Hong Tjoe untuk mendirikan rumah sakit yang lebih besar. Bermodal dana pribadi dan bantuan dana dari berbagai pihak lain, dr. Yap Hong Tjoen mendirikan Rumah Sakit Mata Dr. Yap yang pada awalnya bernama Prinses Juliana Gasthuis voor Oogglijders. Rumah sakit Mata Dr. Yap didirikan oleh dr. Yap Hong Tjoen dan diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tahun 1923. Namun pada masa penjajahan Jepang, pada tahun 1942 nama Rumah Sakit berganti menjadi RS. Mata Dr. YAP sampai dengan saat ini Untuk mendukung aktivitas rumah sakit, pada tahun 1926 didirikanlah Balai Mardi Wuto untuk memberikan pendidikan dan keterampilan kepada tunanetra. Pada tahun 1949, dr. Yap menyerahkan kepengurusan rumah sakit dan Balai Mardi Wuto kepada putranya yang bernama dr. Yap Kie Tiong yang sejak awal telah dipersiapkan untuk menjadi penerusnya. Untuk mengabadikan kiprah dr Yap dalam mengabdi kepada masyarakat melalui pengobatan mata, di kompleks Rumah Sakit ini didirikan museum yang bernama Museum Dr. Yap. Dr. Yap Hong Tjoen adalah angkatan pertama pelajar Tionghoa yang bersekolah di Universitas Leiden Belanda. Dr. Yap dikenal sebagai dokter yang humanis dan berjiwa sosial tinggi hal inilah yang membuat museum ini hadir untuk mengenang kiprahnya. Museum Museum Dr. Yap diresmikan tahun 1997 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X. Sebagian besar koleksi berhubungan dengan peralatan kedokteran mata, peralatan rumah tangga, foto, lukisan, buku, keramik dan alat elektronik. Museum ini satu kompleks dengan areal Rumah Sakit Mata Dr. Yap dengan luas tanah 246 m2. Koleksi museum ini didominasi oleh kisah Dr. Yap Hong Tjoen untuk mengenang jasanya sebagai seorang ophthalmologist atau dokter spesialis mata terkenal sejak masa Pemerintahan Hindia Belanda. Salah satu yang menarik dari museum yang berada di dalam rumah sakit ini adalah bangunan Rumah Sakit Mata Dr. YAP merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang berada di kawasan Kotabaru. Sampai saat ini, fungsi dari bangunan tidak berubah. Pemilik bangunan ini telah menerima Penghargaan Pelestari Warisan Budaya/Cagar Budaya dari Pemerintah Daerah DIY pada tahun 1999 Yuk sahabat museum, kunjungi Museum Dr. Yap Salam Sahabat Museum Museum di Hatiku Kontributor A. Pratiwi – Pemerhati Museum
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 27 Januari 2020
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman telah memulai seleksi administrasi Pemilihan Duta Museum DIY tahun 2019 pada tanggal 21 Januari 2019. Dari Seleksi Administrasi ...
by museum || 04 Februari 2021
Selasa 2 Februari 2021, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman mengadakan rapat koordinasi dengan Barahmus DIY dalam rangka pembuatan buletin permuseuman 2021. Pada tahun ...
by museum || 04 Februari 2021
source pic : https://kebudayaan.jogjakota.go.id/detail/index/858 Jogja selain merupakan kota pendidikan , kini juga merupakan Daerah Istimewa. Daerah yang menyimpan banyak sejarah, budaya dan ...