by museum|| 17 Juli 2024 || || 213 kali
UU No 10 tahun 2010 tentang Cagar Budaya merupakan landasan dalam upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan Benda Cagar Budaya yang diantaranya banyak ditemukan di wilayah Indonesia. Apa itu Cagar Budaya? Menurut UU No 10 tahun 2010 Cagar Budaya merupakan kekayaan budaya bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Cagar Budaya dapat berupa benda, bangunan, struktur, situs, dan kawasan yang perlu dikelola oleh pemerintah dan pemerintah daerah dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan cagar budaya. Sebagai salah satu upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan Benda Cagar Budaya, dapat kita jumpai Penampungan Benda Cagar Budaya (BCB) yang salah satunya berada di Seyegan Sleman berlokasi di Topangan, Margoagung, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (dekat lapagan tenis). Penampungan Benda Cagar Budaya (BCB) Seyegan merupakan tempat penampungan benda benda cagar budaya yang ditemukan di wilayah Kabupaten Sleman khususnya benda-benda cagar budaya yang berasal dari Kapanewon Seyegan, Kapanewon Moyudan, Kapanewon Minggir, dan Kapanewon Godean. Temuan Benda Cagar Budaya di wilayah ini harus dilindungi, dijaga kelestarian dan keasliannya agar tidak hilang dan rusak. Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id Keberadaan Penampungan Benda Cagar Budaya (BCB) Seyegan ini merupakan bagian dari upaya pelestarian cagar budaya. Pelestarian menurut Undang Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya adalah upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan Cagar Budaya dan nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkannya. Penampungan Benda Cagar Budaya (BCB) Seyegan adalah salah satu sarana yang digunakan dalam rangka melakukan pelindungan terhadap cagar budaya dengan cara pengamanan. Penampungan BCB Seyegan digunakan untuk mengamankan cagar budaya, khususnya benda cagar budaya dengan tujuan untuk menjaga dan mencegah cagar budaya agar tidak hilang, rusak, hancur, atau musnah. Beberapa temuan yang dirawat di Penampungan Benda Cagar Budaya (BCB) Seyegan diantaranya adalah : Arca Ganesa Ganesa merupakan dewa ilmu pengetahuan dan penyingkir rintangan dalam agama Hindu yang merupakan anak Dewa Siwa. Ia digambarkan berbadan manusia, berkepala gajah, bertangan dua atau empat dengan laksana berupa tasbih, kapak, sangkha, dan jerat. Pada kepalanya terdapat ardha candrakapãla dengan mata ketiga di dahinya. Mengenakan upawita yang terdiri dari ular dan rangkaian tengkorak. Ciri khas Ganesa adalah tangan depannya (kiri) memegang sebuah mangkuk ilmu pengetahuan dan belalainya dimasukkan ke dalam mangkuk tersebut sebagai lambang bahwa ia tidak puas-puasnya mencari ilmu pengetahuan. Pada tangan sebelah kanan terdapat patahan gading yang diceritakan dalam kitab Suaradhahana, gading tersebut patah saat berperang melawan raksasa Nilarudraka. Arca Durga Mahisasuramardini Durga merupakan istri dari Dewa Siwa. Durga diciptakan oleh para dewa, dengan maksud untuk mengalahkan raksasa Mahisasura yang berkepala lembu jantan. Durga memiliki ciri bertangan delapan, masing-masing memegang: cakra, khadga, busur dan anak panah, perisai, sangkha; satu tangan memegang ekor lembu dan satu tangannya lagi memegang rambut raksasa. Ia berdiri di atas lembu yang dipegang ekornya yang merupakan raksasa Mahisasura. Arca Dhyani Buddha Aksobhya Dhyani Buddha Aksobhya merupakan salah satu dari lima perwujudan dari Dhyani Buddha. Dhyani Buddha adalah sebutan tokoh yang secara spiritual merupakan pancaran dari Adibuddha (Buddha yang tertinggi). Dalam konsep pantheon agama Budha, Arca Dhyani Budha Aksobhya merupakan penguasa timur bersama Dhyani Bodhisatwa Wajrapani dan Manusi Budha Kanakamuni. Arca Nandi Nandi merupakan kendaraan (wahana) Siwa, dewa tertinggi Hinduisme. Ciri khasnya adalah tanduk dan punuk itu dikelilingi ornamen disertai Lonceng kecil menghiasi leher arca tersebut. Namun kebanyakan yang disimpan di Penampungan Benda Cagar Budaya (BCB) Mlati kondisinya sudah aus, Sebagai sapi jantan kepercayaan Dewa Siwa, Nandi juga merupakan simbol dari dharma serta pelindung dari semua binantang berkaki empat Yoni Yoni melambangkan kemaluan wanita yang merupakan sebuah landasan lingga kemaluan laki-laki. Pada permukaan yoni terdapat lubang yang berbentuk segi empat di bagian tengah untuk meletakkan lingga. Terdapat cerat untuk saluran air yang berfungsi sebagai pancuran. Yoni juga melambangkan feminisme yang memiliki peran terhadap asal mula penciptaan jika bersatu dengan Lingga yang melambangkan maskulin. Jika lingga merupakan manifestasi dari Dewa Siwa, maka Yoni merupakan manifestasi dari sakti Dewa Siwa atau yang dikenal dengan Dewi Parwati. Lingga Lingga merupakan lambang dari kesuburan yang digambarkan berbentuk menyerupai alat kelamin pria. Dalam konsep agama hindu, lingga merupakan manifestasi dari Dewa Siwa sehingga disembah namun juga dapat berfungsi sebagai batas wilayah yang lebih bersifat profan. Lingga terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian dasar berupa segi empat disebut brahmabhaga, bagian tengah berbentuk segi delapan disebut wisnubhaga dan bagian puncak berbentuk bulat panjang disebut siwabhaga. -- Kontributor : A. Pratiwi - Pemerhati Museum dan Budaya
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 27 Januari 2020
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman telah memulai seleksi administrasi Pemilihan Duta Museum DIY tahun 2019 pada tanggal 21 Januari 2019. Dari Seleksi Administrasi ...
by museum || 04 Februari 2021
Selasa 2 Februari 2021, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman mengadakan rapat koordinasi dengan Barahmus DIY dalam rangka pembuatan buletin permuseuman 2021. Pada tahun ...
by museum || 04 Februari 2021
source pic : https://kebudayaan.jogjakota.go.id/detail/index/858 Jogja selain merupakan kota pendidikan , kini juga merupakan Daerah Istimewa. Daerah yang menyimpan banyak sejarah, budaya dan ...