by museum|| 25 Juli 2024 || || 672 kali
Candi merupakan sebuah bangunan yang biasanya digunakan untuk tempat beribadah serta pendarmaan raja pada masa kerajaan Hindu dan Budha. Candi banyak ditemukan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Temuan candi di Jawa Tengah rata rata terbuat dari bahan batu (andesit dan tuff/batu putih) sedangkan di Jawa Timur terbuat dai bahan batu bata. Perbedaan bahan dasar pembuatan Candi tersebut dimungkinkan karena ketersediaan sumber daya alam yang berbeda pula diwilayah pendirian bangunan candi. Menurut Soekmono dalam Candi, Fungsi dan Pengertiaannya, Candi dapat berfungsi sebagai kuil pemujaan maupun makam raja untuk memuliakan raja yang sudah wafat Dalam proses pembuatan candi terdapat beberapa aturan prinsip yang harus ditaati. Aturan pembangunan tesebut mengacu pada kitab manasara silpasasatra. Silpasastra merupakan Kitab yang berisi tentang tata cara membangun candi mulai dari awal pembangunan hingga akhir. Kitab tersebut digunakan oleh sthapati (ahli pembuat candi) dan silpin untuk memulai tahap pembangunan. Tahap pembuatan candi dimulai dengan perencanaan bentuk candi dari menentukan ukuran candi, bentuk, hiasan. Tahapan selanjutnya adalah pencarian lokasi seperti di tempat tinggi dan dekat dengan sumber air, kemudian dilakukan pengujian tanah. Selanjutnya adalah penyiapan tanah untuk mengetahui kesuburan tanah dan daya serap tanah agar bangunan mambu berdiri dengan kokoh yang dilanjutkan dengan pembuatan vastupurusamandala yaitu sebagai denah suci. Dalam pembangunananya, Candi memiliki beberapa bagian diantaranya adalah Atap candi. Pada candi Hindu atap candi dinamakan Swarloka. Atap candi merupakan penggambaran dari alam teratas atau alam kayangan. Pada candi Hindu bagian atap candi dihiasi Ratna atau Amalaka. Yang berbentuk seperti bunga teratai yang masih kuncup. Pada candi Buddha sebagai contoh adalah Candi Borobudur, bagian atap Candi nama Arupadatu dimana sebuah konsep mencapai kesempurnaan dengan hiasan yang bernama Stupa. Pada bagian tengah candi disebut dengan tubuh candi. Pada umumnya bagian badan candi terdapat berbagai arca hingga hiasan ukiran yang disebut relief. Pada tubuh candi Hindu bernama Buarloka yang memiliki makna alam antara kehidupan surga dan kehidupan dunia. Pada bagian tubuh candi Hindu terdapat arca Dewa Siwa atau Dewa Wisnu atau Dewa Brahma dengan dilengkapi Ganesha, Agastya dan Durga. Selain itu terdapat juga relief arca yang menghiasi pada setiap relung/bilik candi baik bersifat ornamental maupun fungsional seperti kala makara. Sedangkan pada candi Budha seperti Candi Borobudur bagian tubuh candi disebut dengan rupadatu. Pada bagian bawah, disebut sebagai kaki candi. Pada umumnya kaki candi berbentuk bujur sangkar yang dilengkapi dinding kaki yang juga berfungsi sebagai fondasi dasar bangunan. Pada candi Hindu kaki candi disebut sebagai Bhurloka yang berarti kehidupan alam dunia sedangkan pada candi Buddha seperti Candi Borobudur kaki candi bernama Kamadhatu yang berarti berarti alam kehidupan yang masih terikat dengan nafsu. Perbedaan antara kaki candi Hindu dan candi Buddha adalah keberadaan peripih yang ada dibagian dalam kaki candi. Pada candi Hindu terdapat peripih yang ditanam dibagian bawah candi sedangkan pada candi Buddha tidak menggunakan peripih. Selain membangun candi utama, disekitar candi juga dibangun candi pendamping yang dikenal dengan sebutan Candi Perwara. Candi perwara disebut juga sebagai candi pengawal atau candi pelengkap. Bentuk candi perwara ini dirancang seragam dan biasanya berjumlah tiga candi bahkan lebih seperti yang terdapat di candi prambanan. Candi perwara disusun rapi berbaris dan dibangun mengelilingi candi induk. -- Kontributor A. Pratiwi : Pembelajar Museum dan Budaya
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 27 Januari 2020
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman telah memulai seleksi administrasi Pemilihan Duta Museum DIY tahun 2019 pada tanggal 21 Januari 2019. Dari Seleksi Administrasi ...
by museum || 04 Februari 2021
Selasa 2 Februari 2021, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman mengadakan rapat koordinasi dengan Barahmus DIY dalam rangka pembuatan buletin permuseuman 2021. Pada tahun ...
by museum || 04 Februari 2021
source pic : https://kebudayaan.jogjakota.go.id/detail/index/858 Jogja selain merupakan kota pendidikan , kini juga merupakan Daerah Istimewa. Daerah yang menyimpan banyak sejarah, budaya dan ...