by ifid|| 28 Juli 2024 || || 243 kali
Festival Dalang Anak dan Remaja Pentas Wayang Kulit dan Wayang Golek DIY 2024 sebagai kerjasama antara Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY dan Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) DIY terselenggara kembali selama empat hari, 23-26 Juli di Gedung Societet Militair, Taman Budaya Yogyakarta. Motivasi untuk menghadirkan regenerasi pegiat seni pedalangan tertuang pada tema yang diangkat tahun ini, yaitu “Menumbuhkan Semangat Jiwa Muda terhadap Seni Tradisi dan Budaya melalui Pagelaran Wayang Gagrag Ngayogyakarta”. Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya Dinas Kebudayaan DIY, Dwi Agung Hernanto, S.S., M.M., menyampaikan sambutan mewakili Kepala Dinas Kebudayaan. Bahwasanya seluruh peserta telah menjalani seleksi dari kabupaten/kota sebelumnya, dimana 20 juri terlibat dalam proses penyeleksian tiap-tiap kategori yang kemudian melaju ke Festival Dalang Anak dan Remaja Daerah Istimewa Yogyakarta. Setiap kabupaten dan kota mengirimkan perwakilan-perwakilan peserta terbaik untuk mengikuti festival dan ajang perlombaan dalang anak serta remaja ini. Terdapat 10 peserta yang mengikuti kategori Wayang Kulit dan 10 lain yang menjadi peserta di kategori Wayang Golek. Selain itu, dalam satu kontingen akan ada 20 orang dengan satu orang dalang dan sisanya merupakan pengrawit juga waranggana. Dalam mengikuti festival ini, terdapat peraturan dan tata tertib yang wajib dipatuhi oleh seluruh peserta, dimana karya yang dipertunjukkan merupakan pagelaran wayang gagrag ngayogyakarta yang ditampilkan selama sekurang-kurangnya 45 menit dan diiringi dengan gamelan secara langsung. Dua kategori lomba, Dalang anak dan Dalang Remaja akan dinilai oleh juri-juri yang berbeda pula. Juri Dalang Wayang Kulit Anak yaitu Fani Rickiansyah, M.Sn., Teguh Suyanto, S.Sn., Sakiyo, S.Sn., Sri Kawan, S.Sn., dan Bayu Aji Nugroho, M.Sn. Kategori Dalang Wayang Kulit Remaja juri yang terlibat adalah Udreka, M.Sn., Dr, Sukisno, M.Sn., Edi Suwondo, Utoro Widayanto, dan Antonius Wahyudi Sutrisno. Kemudian, pada kategori Dalang Wayang Golek Anak terdapat Dr. Tresno Santoso S.Kar., M.Hum., Retno Dwi Intarti M.A., Eddy Pursubaryanto, Gunawan S.Sn., Widodo Kusnantyo S.Sn., yang akan menjadi penilai. Sedangkan kategori Dalang Wayang Golek Remaja, juri-juri yang dihadirkan adalah Aneng Kiswantoro M.Sn., Suharno S.Sn., Eko Purnomo Teguh Wibowo, R. Yuwono S.Kar., dan Albertus Juang Perkasa. Pelaksanaan di hari pertama, enam dalang anak dan remaja dari tiga kabupaten menyajikan pertunjukan wayang kulit, terdapat Alexius Apriliano Beny Anggoro dan Muhammad Zaky Kaditama dari Kabupaten Sleman, Bebyan Refatasandra Cantika K dan Bima Yuda Dwi Pramana dari Kabupaten Kulon Progo, juga Hasnan Fathul Rafa dan Alif Nur Aziz dari Kabupaten Gunungkidul. Hari kedua, empat peserta pada kategori yang sama juga menampilkan lakon mereka, yaitu mahatma Javas Kesdik Purnama dan Raka Wersniwira Purnomo Aji dari Kabupaten Bantul, serta Ivo Lanta Sang Kesawa dan Dzul Fadhlil Azhim dari Kota Yogyakarta. Kategori wayang golek anak dan remaja ditampilkan di dua hari terakhir dengan masing-masing kabupaten/kota mengirimkan dua perwakilan. Terdapat Panggah Nowo Wibatsu dan Abimanyu Agfi Dewandara dari Kabupaten Sleman, Dwi Prasetya dan Restu Angga Saktiawan dari Kabupaten Kulon Progo, Daneswara Satya Swandaru dan Danendra Bintang Ramadhan dari Kabupaten Gunungkidul, Satria Mahawira Purnomo Aji dan Rangga Mora Dwi Sakti dari Kabupaten Bantul, serta Adimas Alby Ersani Widyaputra dan Ebenheser Wahyu Armanto dari Kota Yogyakarta. Pada hari terakhir pelaksanaan Festival Dalang Anak dan Remaja ini juga ada persembahan pertunjukan dari Sanggar Mudho Slamet Sri Mulyo, Imogiri. Setelah serangkaian pertunjukan selesai, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, Dian Lakshmi Pratiwi, S.S., M.A., menutup Festival sekaligus Kompetisi Dalang Anak dan Remaja ini secara resmi. Ungkapan terima kasih dan apresiasi besar beliau sampaikan kepada Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) DIY maupun di kabupaten/kota atas dukungannya membersamai Dinas Kebudayaan untuk mengupayakan regenerasi pelaku seni pedalangan ini. “Kami berharap Festival Dalang ini mampu melahirkan bibit-bibit potensial dan unggul yang kemudian bisa menciptakan maestro dalang untuk Yogyakarta di masa depan,” sambungnya. Bakat-bakat dalang anak dan remaja ini kedepannya akan terus dikawal oleh PEPADI untuk senantiasa mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya. Penghargaan akhirnya disampaikan kepada para peserta setelah adanya diskusi hasil penilaian dari juri-juri yang terlibat. Dari empat kategori, berikut adalah urutan juaranya : Kategori Dalang Wayang Kulit Remaja : Juara 1 : 1259 Poin, Muhammad Zaky Kaditama dari Kabupaten sleman Juara 2 : 1190 Poin, Alif Nur Aziz dari Kabupaten Gunungkidul Juara 3 : 1165 Poin, Bima Yuda Dwi Pramana dari Kabupaten Kulon Progo Juara 4 : 1115 Poin, Raka Wersniwira Purnomo Aji dari Kabupaten Bantul Juara 5 : 1105 Poin, Dzul Fadhlil Azhim dati Kota Yogyakarta Kategori Dalang Wayang Kulit Anak : Juara 1 : 1209 Poin, Ivo Lanta Sang Kesawa dari Kota Yogyakarta Juara 2 : 1169 Poin, Alexius Apriliano Beny Anggoro dari Kabupaten Sleman Juara 3 : 1162 Poin, Mahatma Javas Kesdik Purnama dari Kabupaten Bantul Juara 4 : 1122 Poin, Hasnan Fathul Rafa dari Kabupaten Gunungkidul Juara 5 : 1092 Poin, Bebyan Refatasandra Cantika K dari Kabupaten Kulon Progo Kategori Dalang Wayang Golek Remaja : Juara 1 : 1282 Poin, Danendra Bintang Ramadhan dari Kabupaten Gunungkidul Juara 2 : 1199 Poin, Rangga Mora Dwi Sakti dari Kabupaten Bantul Juara 3 : 1191 Poin, Ebenheser Wahyu Armanto dari Kota Yogyakarta Juara 4 : 1153 Poin, Abimanyu Agfi dewandara dari Kabupaten Sleman Juara 5 : 1128 Poin, Restu Angga Saktiawan dari Kabupaten Kulon Progo Kategori Dalang Wayang Golek Anak : Juara 1 : 1285 Poin, Adimas Alby Ersani Widyaputra dari Kota Yogyakarta Juara 2 : 1212 Poin, Daneswara Satya Swandaru dari Kabupaten Gunungkidul Juara 3 : 1206 Poin, Panggah Nowo Wibatsu dari Kabupaten Sleman Juara 4 : 1158 Poin, Satria Mahawira Purnomo Aji dari Kabupaten Bantul Juara 5 : 1098 Poin, Dwi Prasetya dari Kabupaten Kulon Progo (rachma/fit)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by sf || 13 November 2021
pekan Budaya Difabel ( PBD ) 2021 akan segera digelar Dinas Kebudayaan Derah Istimewa Yogyakarta, dengan mengambil tema Gemati atau akronim kata yang tulus, diharapkan PBD tahun ini mampu menumbuhkan ...
by sf || 15 November 2021
Pekan Budaya Difabel ( PBD ) 2021 mulai bergema di Daerah Istimewa Yogyakarta, kegiatan ini dilaksanakan Pemda DIY melalui Dinas Kebudayaan DIY dalam rangka memperingati Hari Disablitas Internasional ...
by sf || 17 November 2021
Dinas Kebudayaan DIY melui kegiatan Pembinaan lembaga Penggiat Seni mengadakan Sosialisasi tentang Hak Kekayaan Intelektual tentang suatu karya. Tujuan utama diadakan kegiatan ini adalah untuk ...