by museum|| 13 Agustus 2024 || || 571 kali
Dikenalnya Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tidak lain karena berkembangnya lembaga pendidikan yang pesat naik yang dikelola swasta maupun negeri. Mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi semua tersedia di Jogja dengan segala kelebihannya. Dalam sejarah juga tercatat jika Yogyakarta pernah menjadi ibu kota negara pada tahun 1946 akibat serangan yang dilancarkan tentara Belanda yang ingin merebut kembali kedaulatan bangsa yang telah diraih. Pada waktu itu jogja juga dikenal sebagai pusat perjuangan dan pusat kebudayaan dengan hadirnya 2 kerajaan besar yaitu Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman yang menjunjung tinggi adat istiadat. Sebagai kota pendidikan, Yogyakarta memiliki salah satu kampus legendaris yang bernama Universitas Gadjah Mada. Kampus yang beralamat di Bulaksumur, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281 memiliki peranan besar dalam membentuk karakter manusia berpendidikan bagi bangsa ini. Tidak banyak yang tau asal muasal kenapa alamat kampus ini bernama Bulaksumur. Karena kondisi saat ini wilayah tersebut sudah ramai dengan berbagai bangunan, warung dan toko dan jauh sekali dari istilah bulak. Joseph (37 tahun) seorang pria asli jogja yang kami termui pernah berkisah bahwa jika dahulu sekitar tahun 1990an di Bulaksumur (sekitar lembah UGM saat ini ) pernah diadakan lomba pacuan kuda dan terjun paying yang cukup menjadi hiburan bagi masyarakat. Lalu apa sebenarnya maksud dari Bulaksumur itu? Apakah penamaan tersebut hanya kebetulan saja atau memang sebuah toponim wilayah yang tercipta karena adanya sebuah penanda atau peristiwa khusus. Dilansir dari https://jogjauncover.blogspot.com/ dahulu Jalan Kaliurang Kota Jogja yang sekarang membelah kampus UGM, pada tahun 1915 merupakan sebuah wilayah Bulak yang penuh dengan tanaman tebu. Bulak memiliki arti hutan, kebun, atau jalan panjang yang diapit sawah, sedangkan sumur adalah sumber mata air. Konon, di salah satu sudut tempat berdirinya UGM sekarang, terdapat sumur besar buatan Belanda yang digunakan sebagai sumber mata air perkebunan tebu yang berada di sepanjang Jalan Kaliurang. Perkebunan tebu tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok industri gula yang berada di daerah Muja Muju Yogyakarta. Pada era 1915-an, lokasi yang kini menjadi UGM tersebut dikelilingi oleh perkebunan tebu. Perkebunan tersebut memiliki jalan akses membelah ladang. Jalan itulah yang disebut dengan bulak, dan setelah sumur besar tersebut dibangun, masyarakat yang digawangi oleh lurah Hardjo Sentono menamainya Bulaksumur. Untuk letak pasti dimana sumur yang dimaksud berada masih belum dapat dipastikan. Dugaan pertama adalah berada di area hutan Fakultas Kehutanan UGM. Dugaan kedua sumur legendaris itu berada di sebelah barat bunderan UGM yang sekarang sudah dipenuhi bangunan. Data secara pasti tentang dimana letak sumur legendaris tersebut masih belum dapat ditemukan. Pembangunan UGM yang dimulai pada tahun 1951 memunculkan beberapa versi dimana letak sesungguhnya. Namun seiring perpindahan lokasinya dari keraton Yogyakarta, pada tahun 1960 wilayah ini sudah banyak fasilitas umum. Penamaan bulaksumur sebagai sebuah wilayah menjadi keunikan tersendiri di wilayah ini. Adanya penanda dan sebuah benda menjadi salah satu faktor penamaan wilayah ini menjadi Bulaksumur. --- Kontributor A. Pratiwi : Pembelajar Museum dan Kebudayaan
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 27 Januari 2020
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman telah memulai seleksi administrasi Pemilihan Duta Museum DIY tahun 2019 pada tanggal 21 Januari 2019. Dari Seleksi Administrasi ...
by museum || 04 Februari 2021
Selasa 2 Februari 2021, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman mengadakan rapat koordinasi dengan Barahmus DIY dalam rangka pembuatan buletin permuseuman 2021. Pada tahun ...
by museum || 04 Februari 2021
source pic : https://kebudayaan.jogjakota.go.id/detail/index/858 Jogja selain merupakan kota pendidikan , kini juga merupakan Daerah Istimewa. Daerah yang menyimpan banyak sejarah, budaya dan ...