by museum|| 19 Agustus 2024 || || 237 kali
Dalam rangka Pembinaan dan Pengelolaan Permuseuman Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta bekerjasama dengan Museum Negeri Nusa Tenggara Barat, yang bertema “Mataram Islam : Sangkaningrat, Jayaningrat, Paraningrat”, diselenggarakan pameran temporer dengan judul “Widya Saswata”. Pameran ini akan diselenggarakan di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat, Jl. Panji Tilar Negara No.6, Taman Sari, Kec. Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Gedung Pusat Informasi Geologi pada tanggal 20-24 Agustus 2024. Pergeseran paradigma lama museum ke paradigma moderen membuat ruang gerak museum semakin tidak terbatas. Pendekatan-pendekatan praktis dan partisipatoris menjadi metode pendekatan yang digunakan museum dalam mengenalkan koleksi dan tinggalan budaya benda (tangible) atau non benda (intangible). Fokus museum pun bergeser, tidak melulu berorientasi pada objek kebendaan tapi perlahan ke arah subjek aktivitas manusia. Masyarakat menjadi subjek penting dalam dalam penanaman nilai-nilai sejarah, norma, dan ideologi filosofi kebendaan yang dimiliki oleh koleksi. Pameran yang bertajuk WIDYA SASWATA dengan sub tema “Mataram Islam : Sakaningrat, Jayaningrat, Paraningrat” bercerita tentang pusat ibukota pemerintahan dan wilayah penting Mataram saat berada di Yogyakarta yaitu Kotagede, Kerto/Pleret dan Imogiri. Sakaningrat bercerita tentang asal mula kerajaan Mataram Islam di Kotagede, bahwa Kotagede sebagai cikal bakal dari Mataram Islam dan sampai saat ini masih melestarikan tinggalan-tinggalan Mataram islam. Jayaningrat adalah masa jaya dari Mataram Islam yang dipimpin oleh Sultan Agung serta surutnya Mataram Islam masa Sunan Amangkurat I yang berada di Kerto/Pleret. Kemudian Paraningrat yang berarti peristiratan, bahwa tempat peristirahatan para raja ada di Pajimatan Imogiri yang dibangun pada masa Sultan Agung. Pameran ini menampilkan sejarah berdirinya dan perkembangan kerajaan Mataram Islam. Berbagai peninggalan budaya baik benda maupun tak benda yang menjadi saksi kebudayaan Mataram Islam. Kebudayaan ini juga masih bisa dijumpai masyakarat jika berkunjung ke daerah tersebut. Banyak sekali event budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini, peninggalan masa Mataram Islam. Harapannya pameran ini akan memberikan gambaran serta edukasi kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat NTB bahwa sejarah Panjang dari Kasultanan Yogyakarta bermula dari kerajaan Mataram Islam. Hal ini juga akan membangkitkan pariwisata di Yogyakarta dari segi kearifan lokal serta budaya lokal yang masih lestari untuk menjadi destinasi alternatif pariwisata di Yogyakarta. Pameran ini dapat dikunjungi oleh masyarakat umum secara gratis, berbagai aktivitas dapat diikuti, dan berbagai merchandise yang khas telah disiapkan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY sebagai apresiasi terhadap partisipasi pengunjung. Stand photoboth juga kami sediakan gratis untuk mengabadikan pengalaman masyarakat yang berkunjung di pameran ini. Syaratnya mudah tinggal unggah foto kunjungan ke museum melalui instagram pribadi dan tag IG kami @museumkotagede @museumpleret @wajibkunjungmuseum @museumjogja --cup
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 27 Januari 2020
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman telah memulai seleksi administrasi Pemilihan Duta Museum DIY tahun 2019 pada tanggal 21 Januari 2019. Dari Seleksi Administrasi ...
by museum || 04 Februari 2021
Selasa 2 Februari 2021, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman mengadakan rapat koordinasi dengan Barahmus DIY dalam rangka pembuatan buletin permuseuman 2021. Pada tahun ...
by museum || 04 Februari 2021
source pic : https://kebudayaan.jogjakota.go.id/detail/index/858 Jogja selain merupakan kota pendidikan , kini juga merupakan Daerah Istimewa. Daerah yang menyimpan banyak sejarah, budaya dan ...