Literasi untuk Pengertian dan Perdamaian: “Pujangga Sastra Wiwaraning Janma”

by ifid|| 12 September 2024 || || 108 kali

...

Di tengah dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan, literasi bukan lagi sekadar kemampuan membaca dan menulis. Literasi, adalah jembatan menuju pemahaman serta pemersatu dalam keberagaman, menuju peradaban yang damai dan berkelanjutan.

IDL (International Literacy Day) atau yang kita kenal dengan Hari Literasi Internasional diperingati setiap tanggal 8 September setiap tahun. Tahun 2024, HLI akan dirayakan dengan tema "Mempromosikan pendidikan multibahasa: Literasi untuk saling pengertian dan perdamaian". 

Ada kebutuhan mendesak untuk memanfaatkan potensi transformatif literasi guna mendorong saling pengertian, kohesi sosial, dan perdamaian. Di dunia saat ini, di mana multilingualisme merupakan praktik umum bagi banyak orang, memberdayakan masyarakat dengan mengadopsi pendekatan multilingual berbasis bahasa pertama untuk pengembangan dan pendidikan literasi sangat efektif karena manfaat kognitif, pedagogis, dan sosial-ekonominya. Pendekatan semacam itu dapat membantu mendorong saling pengertian dan rasa hormat, sekaligus memperkuat identitas komunal dan sejarah kolektif.

Sejak tahun 1967, perayaan tahunan Hari Literasi Internasional (HLI) telah berlangsung pada tanggal 8 September di seluruh dunia untuk mengingatkan para pembuat kebijakan, praktisi, dan masyarakat tentang pentingnya literasi dalam menciptakan masyarakat yang lebih terpelajar, adil, damai, dan berkelanjutan. 

Yogyakarta, tanah kelahiran para pemikir dan budayawan, memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi pelopor dalam pengembangan literasi. Literasi di Yogyakarta, harus menjadi nafas kehidupan, terjalin dengan nilai-nilai budaya lokal yang kaya, dan berakar kuat. Dengan kekayaan budaya yang kita miliki, kita mampu mengintegrasikan literasi, dengan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur.

Hal ini disampaikan Dian Lakshmi Pratiwi, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY dalam suasana hujan rintik-rintik di Api teater  Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, Selasa (10/09) malam. Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2024 melaksanakan peringatan Hari Literasi Internasional dengan Tajuk “Pujånggå Sastrå Wiwaraning Janmå”, ungkapan ini bisa dimaknai sebagai bagian dari munculnya literasi dalam diri manusia akan meningkatkan kualitasnya sebagai manusia itu sendiri, selain itu ungkapan ini juga merupakan chronogram dalam bentuk cåndrå sengkålå berangka tahun Jawa 1958.

Kegiatan peringatan Hari Literasi Internasional tahun 2024 dilaksanakan dengan kolaborasi antara:

  1.   Paniradya Kaistimewan dengan kegiatan Podcast Keistimewaan,
  2.   Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY dengan kegiatan Podcast Arsip menyapa,
  3.   Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY dengan kegiatan
  • Kompetisi Bahasa dan Sastra 2024 serta pemberian trophy juara satu dari 7 mata lomba yang digelar, dan pemberian trophy juara umum kontingen Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) peraih skor nilai terbanyak.
  • Penyelenggaraan stand – stand hasil implementasi aksara Jawa dalam ragam seni kriya kulit, seni keramik, seni Lukis, batik dan sablon kaos aksara Jawa. Stand – Stand yang kami hadirkan ini adalah sebagian kecil dari pemanfaatan aksara Jawa untuk industri kreatif,
  1. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, MGMP Bahasa Jawa SMA/SMK DIY bekerjasama dengan PANDI (Pengelola Alamat Domain Internet Indonesia) menyelenggarakan Olimpiade Bahasa dan Aksara Jawa #2 dengan partisipasi peserta sebanyak 39.486.
  2. Dinas Koperasi dan Usaha Menengah DIY dengan menggelar stand – stand hasil dari UMKM DIY.
  3.   IKAPI DIY dengan kegiatan bazar buku serta launching gerakan donasi buku.

"Kita perlu memperkuat identitas komunal dan sejarah kolektif tentang pentingnya literasi dalam menciptakan masyarakat yang lebih terpelajar, adil, damai, dan berkelanjutan. Dan melalui pelaksanaan kegiatan Hari Literasi Internasional ini, kita berharap tumbuhnya literasi dalam diri sehingga meningkatkan kualitas kita sebagai manusia," pungkas Dian.

Sementara itu Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono saat membacakan sambutan Gubernur DIY, literasi juga dapat memainkan peran transformatifnya di era globalisasi saat ini. "Dengan kekayaan budaya yang kita miliki, kita mampu mengintegrasikan literasi, dengan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur. Apalagi literasi adalah senjata paling ampuh untuk membangun saling pengertian, mempererat kohesi sosial, dan menciptakan perdamaian," katanya.

Beny pun menuturkan, keanekaragaman bahasa dan budaya perlu dimanfaatkan sebagai kekuatan, bukan sebagai penghalang. Literasi yang berakar pada bahasa ibu adalah fondasi yang kokoh bagi setiap masyarakat, untuk berdiri teguh di tengah arus perubahan global.

"Hari Literasi Internasional Tahun 2024, mengusung tema 'Mempromosikan Pendidikan Multibahasa: Literasi untuk Saling Pengertian dan Perdamaian'. Tema ini begitu relevan bagi DIY, di mana keberagaman bahasa dan budaya adalah bagian tak terpisahkan dari identitas DIY," tuturnya.

Dipaparkan Beny, DIY pun turut merayakan Hari Literasi Internasional 2024 dengan mengangkat tajuk 'Pujangga Sastra Wiwaraning Janma'. Ungkapan ini mengandung makna yang mendalam bahwa literasi adalah jalan untuk meningkatkan kualitas manusia, mengangkat harkat dan martabatnya.

"Melalui serangkaian kegiatan yang telah disiapkan, kita berharap literasi memberikan manfaat yang nyata. Bukan hanya di atas kertas, tetapi dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Bahwa literasi adalah cahaya yang akan menuntun kita menuju masyarakat yang lebih beradab, lebih berpengetahuan, dan beretika," pungkasnya.

Menurut data Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi provinsi yang penduduknya paling gemar membaca pada tahun 2023. Tercatat, skor tingkat kegemaran membaca (TGM) DIY mencapai 73,27. Perpusnas RI juga mencatat, rerata penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta membaca buku sekitar 5 sampai 6 kali dalam sepekan, dengan durasi membaca rata-rata 2 jam 9 menit per hari, serta jumlah buku yang dibaca rata-rata 5 sampai 6 buku per tiga bulan.

Kita juga patut bersyukur bahwa peringkat Indonesia dalam PISA 2022 menunjukkan perbaikan. Namun, kita juga harus jujur mengakui bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan. Skor kemampuan membaca siswa Indonesia, yang turun dari 371 pada tahun 2018, menjadi 359 pada tahun 2022, adalah pengingat bahwa perjuangan kita belum usai. Untuk itulah, kita tidak boleh terlena; justru ini adalah saatnya bagi kita untuk bangkit, memperbaiki, dan memperkuat tekad.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Menggandeng Angkringan Dinas Kebudayaan DIY promosikan Pekan Budaya Difabel 2021

by sf || 13 November 2021

pekan Budaya Difabel ( PBD ) 2021 akan segera digelar Dinas Kebudayaan Derah Istimewa Yogyakarta, dengan mengambil tema Gemati atau akronim kata yang tulus, diharapkan PBD tahun ini mampu menumbuhkan ...


...
Meningkatkan Kapasitas Disabilitas melalui Workshop PBD 2021

by sf || 15 November 2021

Pekan Budaya Difabel ( PBD ) 2021 mulai bergema di Daerah Istimewa Yogyakarta, kegiatan ini dilaksanakan Pemda DIY melalui Dinas Kebudayaan DIY dalam rangka memperingati Hari Disablitas Internasional ...


...
Sosialisai Hak Kekayaan Intelektual di Dinas Kebudayaan DIY

by sf || 17 November 2021

Dinas Kebudayaan DIY melui kegiatan Pembinaan lembaga Penggiat Seni mengadakan Sosialisasi tentang Hak Kekayaan Intelektual tentang suatu karya. Tujuan utama diadakan kegiatan ini adalah untuk ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta