by museum|| 13 Desember 2021 || || 1.825 kali
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY mengadakan soft launching Museum Kotagede: Intro Living Museum, Jumat 10 Desember 2021. Museum yang menempati bangunan BPCB Rumah Kalang di Tegal Gendu ini mengusung cita-cita sebagai pematik langkah perjalanan yang luar biasa menelusuri lorong-lorong dan sudut bersejarah Kotagede.
Keberadaan Kotagede sendiri tidak bisa lepas dari kesan mendalam terhadap sosok Pendiri Mataram Islam. Kotagede berkembang pesat mulai dari Panembahan Senopati dan mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Agung. Banyak perkembangan budaya, perubahan sosial, dan perkembangan ekonomi yang mewarnai dinamika Kotagede dari masa ke masa bahkan sampai saat ini dan tentunya masa yang akan datang. Tatanan Kotagede yang epic ini menjadikan Kotagede sebagai living museum, museum yang hidup, menghadirkan lapisan kehidupan masa kini yang terus bergulir menuju masa depan sambil membawa dan menjadikan masa lalu sebagai nadi kehidupannya.
keragaman aset sejarah, budaya, dan tradisi yang menarik serta bervariasi ini menjadikan Kotagede sebagai poros magnet yang luar biasa bagi peradaban. Menyadari pentingnya satu segmen kehidupan bersejarah yang terjadi di Kotagede, Dinas Kebudayaan DIY berusaha untuk bisa menarik lagi minat masyarakat untuk berkunjung ke museum khususnya dan Kotagede pada umumnya. Selain itu juga untuk mengakomodir harapan masyarakat Kotagede akan adanya sebuah museum yang dapat mewadahi bukti peninggalan sejarah dalam balutan artefak yang mengandung nilai kepentingan budaya dan sejarah. Urgensi inilah yang melatarbelakangi peluncuran awal Museum Kotagede; Intro Living Museum. Harapannya, Museum Kotagede dapat dijadikan sebagai wadah informasi dan tempat awal untuk menggali informasi lebih lanjut di kawasan Kotagede.
Soft launching Museum Kotagede dibuka langsung oleh Paniradya Pati Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho SP MSi didampingi Kepala Dinas Kebudayan DIY Dian Lakshmi Pratiwi SS MA. Pembukaan awal ini merupakan permulaan dini dari harapan besar yang diusung Dinas Kebudayaan DIY ke depannya. Langkah untuk menyempurnakan museum masih panjang dan dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak untuk tebentuknya museum yang orientasinya tidak lagi terbatas pada koleksi saja, tetapi juga pada aktivitas manusianya (pengunjung)
Museum Kotagede berisi koleksi-koleksi yang dibagi menjadi empat klister utama. Klaster pertama adalah Klaster Situs Arkeologi dan Lansekap Sejarah, kemudian Klaster Kemahiran Teknologi Tradisional, Klaster Seni Pertunjukan Sastra, Adat-Tradisi dan Kehidupan Keseharian, dan klaster Pergerakan Sosial Kemasyarakatan. Empat klaster ini merupakan potensi yang menjadi ciri khas dari Kotagede dan yang akan menjadi poros dari pengembangan informasi dan edukasi yang ada baik di museum ataupun dalam perjalanan eksplorasi mengelilingi Kotagede.
Sebagai wujud nyata pengembangan museum yang berbasis komunitas masyarakat, pembukaan Museum Kotagede juga dimeriahkan dengan pertujukan tradisional Kotagede. Kesenian Srandul Purbo Budoyo, Sholawat Kawulo Mataram, Kesenian Kroncong, dan Wayang Tingklung mengisi rangkaian acara pembukaan awal dan Talkshow Living Museum Kotagede.
Antusiasme warga dan juga tamu undangan termasuk kotributor koleksi museum yang berasal dari tokoh-tokoh masyarakat Kotagede terlihat nyata berbanding lurus dengan harapan mereka untuk kemajuan Kotagede dan museum kedepannya. Memang sudah saatnya museum dan komunitas masyarakat bersama-sama melestarikan adat budaya tanpa melupakan sejarah yang terkandung di dalamnya. Tidak hanya untuk kehidupan saat ini, tapi juga untuk masa depan generasi penerus peradaban.
Beberapa koleksi terdapat hibah dari tokoh dan masyarakat Kotagede, serta dari ahli waris Ibu Hj Noerijah, pemilik lama rumah kalang yg kini disulap sebagai museum. Memang sudah saatnya museum dan komunitas masyarakat bersama-sama melestarikan adat budaya tanpa melupakan sejarah yang terkandung di dalamnya. ampai akhir Desember Museum Kotagede masih dibuka terbatas hanya melalui reservasi via DM di IG dengan alamat IG: @museumkotagede.
Salam sahabat museum, museum di hatiku!
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 27 Januari 2020
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman telah memulai seleksi administrasi Pemilihan Duta Museum DIY tahun 2019 pada tanggal 21 Januari 2019. Dari Seleksi Administrasi ...
by museum || 04 Februari 2021
Selasa 2 Februari 2021, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman mengadakan rapat koordinasi dengan Barahmus DIY dalam rangka pembuatan buletin permuseuman 2021. Pada tahun ...
by museum || 04 Februari 2021
source pic : https://kebudayaan.jogjakota.go.id/detail/index/858 Jogja selain merupakan kota pendidikan , kini juga merupakan Daerah Istimewa. Daerah yang menyimpan banyak sejarah, budaya dan ...