MUSEUM TEMBI DAN BERBAGAI KOLEKSI BUDAYA DI DALAM NYA

Museum Rumah Budaya Tembi adalah tempat menyimpan dokumentasi sekaligus memberikan informasi tentang sejarah dan budaya Jawa yang berlokasi di Kabupaten Bantul, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tembi juga merupakan saksi lahirnya karya kreatif berbasis masyarakat lokal. Rumah budaya ini sering menyelenggarakan berbagai kegiatan seni budaya seperti pameran senirupa, pertunjukan seni tradisional maupun kontemporer, pentas tari dan teater, musik, hingga pertunjukan seni baca pembacaan puisi. Museum ini tidak dibiayai oleh lembaga mana pun. Semua kegiatan yang diselenggarakan bersifat nirlaba. Untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran, Tembi memiliki mendapatkan pemasukan dari fasilitas seperti bale karya, bale rupa, bale inap, museum, perpustakaan, kolam renang, dan warung makan.

Museum ini merupakan bagian kompleks Tembi Rumah Budaya, sebuah rumah dokumentasi dan informasi sejarah dan budaya. Motonya adalah 'Masa Lalu Selalu Aktual'. Museum Tembi Rumah Budaya merupakan museum etnografi Jawa. Ruang museum sebenarnya merupakan rumah induk (dalem) dari denah bangunan tradisional Jawa, yang antara lain terdiri atas kuncungan, pendapa, pringgitan, dalem, dan gandok. Pendapa seperangkat gamelan pelog slendro. Di ruang dalem terdapat tiga senthong (kamar). Senthong tengah disebut pasren karena merupakan ruang terhadap Dewi Sri. Sebagian koleksi lainnya berupa ikon budaya Jawa, seperti keris dan wayang kulit. Dipajang pula kain batik tulis, dari yang masih dipola hingga yang sudah jadi. Diselenggarakan pula demo topeng kayu dan wayang kulit serta melukis cara menataang setiap minggu, sehingga pengunjung mengetahui proses pembuatannya. Koleksi lainnya adalah wayang golek, topeng kayu Panji, celengan gerabah, mainan anak tradisional, serta manuskrip dan majalah beraksara Jawa. Dipamerkan pula sepeda motor merek Jawa, sepeda motor Zundap berpersneling tangan, kulkas tanpa listrik, telepon kuno, iklan kuno beraksara Jawa, dan lainnya. Terdapat pula koleksi rumah-rumah kayu limasan tahun 1930-1950an yang bisa kita singgahi, rumah makan yang menyediakan menu tradisional, angkringan, serta kolam renang dengan pemandangan sawah.

Meski fasilitas dan budaya yang disajikan cukup lengkap, ternyata Rumah Budaya Tembi tidak dibiayai oleh lembaga manapun. Semua kegiatan yang dilakukan bersifat nirlaba. Sementara pendapatan yang diperoleh selama ini berasal dari rumah makan, penginapan, ruang pertemuan dan juga pameran. Untuk itu, sebagai bentuk pelestarian budaya mari kita mengunjungi museum ini agar kelestarian nya selalu terjaga.

Annisa Nur Fitriana

Duta Museum DIY 2022

Untuk Museum Tembi Rumah Budaya