by museum|| 04 Februari 2022 || || 5.274 kali
Rumah singgah Jenderal Sudirman yang berada di Parangtritis, Bantul merupakan saksi bisu pertama kali Jenderal Sudirman ditandu saat memimpin perang gerilya. Rumah tersebut beralamat di Grogol IX, Parangtritis, Kretek, Bantul. Kali ini, tim Jejak Langkah Jenderal Sudirman (Jelaja Sudirman) yang pertama mengunjungi tapak tilas perang gerilya yang ada di Parangtritis, salah satunya adalah rumah singgah tersebut. Tim terdiri dari beberapa perwakilan Duta Museum DIY 2022.
Jelaja Sudirman I diselenggarakan pada Sabtu, 8 Januari 2022 dengan titik awal Museum Jenderal Besar Sudirman. Setelah berkeliling mengunjungi museum, tim berangkat ke Rumah singgah Jenderal Sudirman di Parangtritis. Rumah singgah ini adalah milik Lurah Parangtritis, Hadi Harsono. Menurut Kamrihadi, Dukuh Grogol IX yang kini sedang menjabat, Hadi Harsono berkarir di militer satu angkatan dengan Soeharto sebelum menjadi lurah. Oleh karenanya, rumahnya dapat dijadikan persinggahan oleh Jenderal Sudirman selama satu malam.
Kilas balik sejarah gerilya Jenderal Sudirman dimulai pada 19 Desember 1948 saat tentara Belanda menyerbu Yogyakarta. Jenderal Sudirman dan pasukannya memutuskan meneruskan perjuangan secara gerilya. Jenderal yang taat agama beserta rombongan meninggalkan Yogyakarta menggunakan mobil.
“Saat itu, Jenderal Sudirman menuju Kretek. Sampai di Sungai Opak, Jenderal Sudirman menyeberang menggunakan getek karena saat itu jembatan belum dibangun. Dari sungai, Jenderal Sudirman menaiki dokar yang ditarik oleh manusia,” ungkap Kamrihadi saat ditemui di rumah singgah Jenderal Sudirman.
Rumah yang telah diresmikan menjadi cagar budaya ini merupakan tempat Jenderal Sudirman menginap semalam dan mengatur strategi bergerilya. Di sini pula Jenderal Sudirman pertama kali menggunakan tandu. Tandunya sendiri terbuat dari kursi pribadi milik Hadi Harsono.
“Di sini kan ada kursi untuk tamu. Kursi tersebut dibuat menjadi tandu pertama Jenderal Sudirman. Warga sekitar yaitu Rawun, Panggung, Cecek, dan Kalijan menggotong Jenderal Sudirman dengan tandu,” lanjut Kamrihadi.
Perjuangan Jenderal Sudirman tidak terlepas dari bantuan masyarakat sekitar. Awalnya, warga mengira bahwa rombongan yang akan hadir di Parangtritis adalah seorang keturunan ningrat.
“Tapi setelah mengetahui rombongan Jenderal Sudirman membawa senjata, warga memanggil Jenderal Sudirman dengan sebutan Gusti Tentara,” ungkap Kamrihadi.
Rumah yang kini tak berpenghuni ini masih menyimpan beberapa perabotan mendiang Hadi Harsono. Terdapat foto-foto, lemari, buku-buku, hingga ranjang. Menurut Kamrihadi, setiap setahun dua kali, akademi militer menyelenggarakan kegiatan di sini yaitu upacara pembukaan tapak tilas Jenderal Sudirman.
Setelah berkeliling di rumah bersejarah tersebut, tim Jelaja Sudirman menuju Monumen Perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman. Monumen ini terletak di pintu masuk Pantai Parangtritis. Tempat tersebut merupakan titik pergantian penandu Jenderal Sudirman saat menuju Gungungkidul. Monumen diresmikan pada 15 Januari 1987 oleh Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam VIII. Monumen sangat terawat dan dikelilingi oleh taman. Selain itu, pada monumen sendiri terdapat relief atau ukiran yang menceritakan perjuangan Jenderal Sudirman.
Ayuningtyas Rachmasari
Caption:
Foto 1: Tim Jelaja Sudirman mengunjungi rumah singgah Jenderal Sudirman.
Foto 2: Monumen Perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by museum || 03 Maret 2021
Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...
by museum || 09 Maret 2021
Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...
by museum || 16 Maret 2021
Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...