Pejuang Wanita Minahasa Maria Walanda Maramis (1872-1924)

by museum|| 07 Februari 2022 || || 13.857 kali

...

Maria Yosephine Catherina Maramis adalah seorang seorang Pahlawan Nasional Indonesia karena usahanya untuk mengembangkan keadaan Wanita Indonesia pada permulaan abad ke-20.

Masa kanak-kanak Maria diasuh oleh paman dan bibinya karena saat usia Maria 6 tahun kedua orangtuanya meninggal dunia. Pada masa itu anak-anak perempuan tidak dizinkan bersekolah di sekolah yang lebih tinggi dari Sekolah Dasar. Maria ternyata seorang yang haus akan pengetahuan. Waktu itu di Minahasa masih terikat kebiasaan, bahwa anak perempuan hanya di benarkan sekolah sampai Sekolah Dasar. Gadis-gadis Minahasa setelah menamatkan Sekolah Dasar, lalu bekerja membantu orangtua mereka, Bertani atau mengurus rumah tangga sampai tiba saatnya menikah.

 

 

Rotinsulu, paman Maria termasuk orang yang terpandang dan mempunyai kenalan yang luas dan banyak. Berkat kedudukan pamannya itu Maria pun banyak mempunyai kenalan. Seringkali ia diundang untuk menghadiri pesta-pesta yang diadakan oleh orang-orang Belanda. Hal itu merupakan kesempatan yang baik bagi Maria. Ia belajar mengurus rumah tangga dan menerima tamu berpangkat tinggi. Ia belajar memasak tidak hanya masakan daerah tetapi masakan Belanda dan membuat kue-kue. Ternyata ia adalah gadis yang cerdas.

Pada tahun 1890, Maria menikah dengan Yoseph Frederik Calusung Walanda. Maria mencurahkan perhatiannya untuk mendidik anak-anaknya sebaik-baiknya. Pada awal abad ke-20 jumlah sekolah di Minahasa masih sangat terbatas. Bila anak-anak ingin melanjutkan pelajaran, mereka harus pergi ke pulau Jawa. Tetapi tidak banyak orangtua yang mampu memikul biaya sekolah ditempat sejauh itu.

Maria meningkatkan Gerakan dengan mengumpulkan beberapa orang temannya untuk mendirikan sebuah organisasi yang akan berusaha memajukan Pendidikan kaum Wanita. Maksudnya terlaksana. Berdirilah sebuah organisasi yang diberi nama “Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya” disingkat PIKAT. Pada tanggal 8 Juli 1917 diselenggarakan rapat terbuka yang dihadiri oleh masyarakat Manado. Dalam rapat itulah PIKAT diperkenalkan kepada masyarakat luas.

 

 

Dengan berdirinya organisasi itu Maria mulai bekerja sekuat tenaga untuk mewujudkan cita-citanya. Maria Walanda yang serba sederhana pengetahuannya mampu pula menggunakan mass media, surat kabar, untuk propaganda cita-cita PIKAT. Sebagai Langkah pertama cita-cita PIKAT, pada tanggal 2 Juli 1918 di Manado didirikan sekolah rumah tangga untuk gadis-gadis yaitu Huishoudschool PIKAT. Di sekolah ini di tamping gadis-gadis yang telah menamatkan pelajaran mereka di Sekolah Dasar. Guru-guru yang memberi pelajaran tidak digaji, kecuali Kepala Sekolah dan ibu pemimpin asrama. Untuk menambah pemasukan uang, maka Maria menjual hasil masakannya, kue-kue dan hasil pekerjaan tangan murid-murid sekolah PIKAT kepada para anggota dan para donator. Disamping hasil-hasil yang dicapai itu banyak tantangan dan celaan yang harus dihadapi, tetapi Maria tidak menghiraukannya. Kegembiraan memuncak Ketika dalam tahun 1920 Gubernur Jendral Van Limburg Sitirum beserta isterinya berkunjung ke sekolah PIKAT. Isteri Guberur Jenderal itu sangat terkesan dengan apa yang di lihat dan didengarnya dari Maria. Sebelum Kembali ia meninggalkan uang sebanyak empat puluh ribu gulden sebagai sumbangan.

Meskipun dapat dikatakan sudah banyak yang berhasil dicapai oleh PIKAT, namun Maria masih selalu berusaha meningkatkan cita-citanya. Sementara itu kesehatannya mulai menurun, sehingga kegiatan-kegiatannya sering terganggu. Ia sudah jarang mengunjungi rapat-rapat PIKAT, tetapi selalu rajin menulis surat kepada cabang-cabang PIKAT permohonan kepada pemerintah agar PIKAT mendapatkan bagian dari undian pemerintah untuk kepentingan sekolahnya. Konsep permohonan itu ditulisnya Ketika ia dirawat di rumah sakit dan diserahkan kepada Nona H. Sumoleng, Kepala Sekolah PIKAT dengan pesan, “ Jangan lupakan PIKAT, anak-anak yang bungsu”.

Kata-kata itu adalah pesannya terakhir untuk kepentingan PIKAT. Setelah menderita sakit beberapa waktu, maka dalam bulan maret 1924 dalam usia 52 tahun, Maria dipanggil menghadap Tuhannya. Pemerintah RI menghargai jasa-jasanya memajukan kaum Wanita Minahasa khusunya Presiden RI No. 012/TK/Tahun 1969 tanggal 20 Mei 1969, Pemerintah RI menganugrahi Ibu Maria Yosephine Catherina Walanda Maramis gelar Pahlawan Pergerakan Nasional.

 

Sumber : Perpustakaan Museum Pergerakan Wanita Indonesia

Dumus Susan

           

 

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
SEMINAR PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM TOKOH PEWAYANGAN NUSANTARA: JEJAK, PERAN, DAN RELEVANSI

by museum || 03 Maret 2021

Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...


...
Workshop Membuat Poster Pendidikan dan Koleksi MPI UNY

by museum || 09 Maret 2021

Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...


...
Duta Museum DIY : Free Modelling Class Museum Tembi Rumah Budaya

by museum || 16 Maret 2021

Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta