by museum|| 11 Februari 2022 || || 1.804 kali
Bangunan Museum Pleret yang berada di Jl. Raya Pleret, Kecamatan Pleret, DIY merupakan museum yang memiliki beragam koleksi dari koleksi Prasejarah, Hindu-Budha, Islam serta Kolonial. Kali ini kita tidak akan fokus membahas koleksi-koleksi yang dimiliki museumnya, namun lebih penting lagi. Sobat budaya tau nggak, ternyata sebelum adanya bangunan Museum Pleret, area tempat dimana Museum Pleret itu dibangun pernah menjadi Ibu Kota Mataram Islam dibawah kepemimpinan Amangkurat I.
Pleret merupakan calon Ibu Kota Mataram Islam yang telah direncanakan oleh Sultan Agung, bahkan sejak Sultan Agung masih tinggal di Kerta. Pembangunan calon ibu kota ini dilakukan dengan bedhol desa dimana mengerahkan warga sekitar yang berada dibawah kepemimpinan ataupun kekuasaan Mataram Islam untuk membuat bata merah sebagai komponen dasar sebuah bangunan. Berdasarkan sumber salah satu serat babad, yakni Serat Babad Momana mengatakan bahwa perpindahan ibu kota dari Kerta ke Pleret dilakukan pada tahun 1648 M dibawah kepemimpinan putra dari Sultan Agung yakni Amangkurat I.
Pada tahun 1677 M sang Raja Amangkurat I memilih untuk meninggalkan Pleret akibat serangan Trunajaya beserta pasukannya. Selanjutnya dikatakan bahwa salah satu anak dari Amangkurat I yakni Pangeran Puger kembali ke Pleret dan berhasil merebut Pleret dari Trunajaya. Tak lama setelah itu Pangeran Puger memilih meninggalkan Pleret dan pergi ke Kartasura. Semenjak itu Kraton Plered sudah tidak berfungsi dan pada masa Pangeran Diponegoro beberapa bagian bangunan Kraton Plered tersebut dimanfaatkan sebagai benteng pertahanan dalam Perang Diponegoro (1825-1830).
Wangi Sukma Fatimah Duta Museum DIY 2022 untuk Museum Pleret
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by museum || 03 Maret 2021
Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...
by museum || 09 Maret 2021
Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...
by museum || 16 Maret 2021
Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...