by museum|| 18 Februari 2022 || || 12.894 kali
Nyi Ageng Serang lahir dengan nama asli Raden Ajeng (RA) Kustiyah Wulaningsih Retno Edhi. Beliau adalah putri dari Pangeran Natapraja yang tak lain adalah seorang penguasa daerah Serang, Jawa Tengah. Selain penguasa, Pangeran Natapraja juga merupakan seorang Panglima Perang Sultan Hamengku Buwono I.
Wanita kelahiran Serang tersebut juga merupakan salah satu keturunan dari Sunan Kalijaga. Beliau juga mempunyai seorang cucu yang kelak akan menjadi seorang pahlawan, yakni R.M. Soewardi Surjaningrat atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara.
Pada awal Perang Diponegoro pada tahun 1825, Nyi Ageng Serang yang berusia 73 tahun memimpin pasukan dengan tandu untuk membantu Pangeran Diponegoro melawan Belanda. Tidak hanya turut berperang, ia juga menjadi penasihat perang. Nyi Ageng Serang berjuang di beberapa daerah, seperti Purwodadi, Demak, Semarang, Juwana, Kudus dan Rembang.
Nyi Ageng Serang mengikuti pelatihan kemiliteran dan siasat perang Bersama dengan prajurit pria. Menurut keyakinannya, selama ada penjajahan di bumi pertiwi, makai a harus siap tempur untuk melawan para penjajah. Salah satu strategi perang paling terkenal darinya adalah penggunaan lembu (daun talas hijau) untuk penyamaran.
Nyi Ageng Serang pernah langsung memimpin geriliya disekitar desa Beku, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Atas permintaan Diponegoro ia mendekati Yogyakarta dan bermarkas di Prambanan. Dengan demikian ia ada hubungan langsung dengan Kraton dan dapat memberikan nasehat kepada Sultan Sepuh (Hamengku Buwono II).
Dalam tahun 1838 Nyi Ageng Serang wafat dalam usia 86 tahun dan dalam keadaan tenang. Jenazahnya dimakamkan di sana atas permintaan almarhumah. Makamnya sekarang sudah dimuliakan.
Nama R.A. Kustiyah Wulaningsih Retno Edi yang disebut Puteri Serang atau Nyi Ageng Serang tetap terpuji sepanjang masa sebagai Wanita pejuang. Pemerintah R.I dengan SK Presiden No. 084/TK/Tahun 1974 tertanggal 13 Desember 1974 menganugrahi Nyi Ageng Serang gelar Pahlawan Nasional.
Sumber : Perpustakaan Museum Pergerakan Wanita Indonesia
Dumus Susan
by admin || 24 November 2016
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Perajin batik Kulonprogo mulai merasakan tanda-tanda kelesuan pasar batik yang biasa terjadi di akhir tahun. Untuk menjaga stabilitas produksinya, perajin batik ...
by admin || 09 Oktober 2016
Laporan Reporter Tribun Jogja, Arfiansyah Panji Purnandaru TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Rombongan Funbike Gebyar Museum Pleret tiba di Museum Purbakala Pleret. Tari Sigrak Sesolak, Tari Nawung Sekar ...
by admin || 07 Oktober 2016
YOGYA (KRjogja.com) - Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogya (Disbud DIY) bersama dengan Ikatan Pelajar Mahasiswa Daerah (IKPMD) mengadakan 'Karnaval Selendang Sutra' 2016 guna mengurangi gesesekan ...
by admin || 07 September 2016
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY bersama Masyarakat Tradisi (Matra) Yogyakarta, akan menyelenggarakan Festival Gejog Lesung Keistimewaan, pada 9 dan 10 September 2016 ...
by admin || 16 Oktober 2016
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo menggelar Festival Budaya Menoreh 2016. Rangkaian acara yang diselenggarakkan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kulonprogo ...
by museum || 03 Maret 2021
Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...
by museum || 09 Maret 2021
Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...
by museum || 16 Maret 2021
Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...