Menelisik sejarah (tragedi dan perjuangan) didirikannya Selokan Mataram “Gunsai Yoshiro”

by museum|| 06 April 2022 || || 6.107 kali

...

Bangsa Indonesia yang saat ini dikenal dengan bangsa yang merdeka dengan berbagai macam adat serta kebudayaan didalamnya tentu saja memiliki sebongkah kenangan didalamnya. Untuk mendapatkan kemerdekaannya ini, seluruh masyarakat Indonesia telah berjuang mati-matian bahkan hingga berkorban demi satu tujuan yang sama yaitu “Merdeka”. Harapan Bangsa Indonesia tidak pernah luntur sedikitpun memperjuangkan haknya yang dirampas oleh penjajah Belanda. Bahkan setelah 350 tahun dijajah Belanda, Bangsa ini belum mendapatkan haknya. Dengan harapan kehidupan yang lebih baik, Bangsa ini terus berjuang meskipun kembali dijajah oleh Jepang.

Jepang menduduki Indonesia pertama kali pada tanggal 10 Januari 1942 di Tarakan, Kalimantan Timur.   Setelah menduduki wilayah Kalimantan Jepang semakin berusaha memperluas wilayah jajahannya hingga berhasil menduduki Sulawesi, Maluku, dan Sumatera pada bulan Februari tahun 1942. Sampai akhirnya Jepang memasuki pulau Jawa melalui peperangan di perairan pulau Bawean. Penjajahan Jepang ini tentu saja meninggalkan rasa trauma bagi rakyat Indonesia karena mereka tidak diperlakukan layaknya manusia. Tak sedikit nyawa yang melayang hanya karena untuk memenuhi keinginan dari penjajah.

Pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Gubernur Jendral Teer Poorten menyerah pada Jepang secara resmi melalui siaran radio “Nirom” dan menarik pasukannya dari Indonesia. Kekalahan sekutu ini menjadikan daerah Yogyakarta menjadi bagian dari daerah jajahan Jepang. Daerah Yogyakarta yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX tentu saja sudah menyiapkan strateginya untuk menghadapi penjajah Jepang. Seluruh rakyat Yogyakarta pada dasarnya memiliki kepercayaan yang besar pada sang pemimpin, sehingga apapun titah atau perintah dari raja, rakyat akan melakukannya.

 

 

 

Salah satu strategi atau siasat dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam menghadapi penjajahan Jepang yaitu dengan memerintahkan rakyatnya membangun selokan. Hal ini dengan tujuan untuk mencegah Jepang membawa rakyat Yogyakarta untuk romusha. Romusha merupakan kerja paksa yang meninggalkan luka mendalam bagi Bangsa Indonesia, tak jarang rakyat merasa kelaparan namun tetap dipaksa bekerja, dipukuli dan disiksa. Proyek pembangunan selokan ini menghubungkan Sungai Progo dan Sungai Opak yang kemudian disebut dengan Selokan Mataram.

Selokan mataram panjangnya mencapai 31,2 km dengan pusat selokan yang ada di desa bligo dan karang talun. Fungsi utama dari selokan mataram yaitu sebagai saluran irigasi bagi masyarakat sekitar aliran selokan mataram yang Sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Seiring dengan perkembangan zaman, selokan mataram tidak hanya digunakan sebagai saluran irigrasi. Kini selokan mataram digunakan untuk hal lain seperti pengairan untuk kolam ikan, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di desa Bligo, bahkan digunakan pula sebagai tempat wisata.

 

 

Manfaat dari selokan ini sangat luar biasa, karena air di selokan ini tidak pernah erhenti mengalir meskipun pada saat musim kemarau. Air sebagai sumber dari kehidupan, dibuktikan dengan karya besar Sri Sultan Hamengkubuwono IX ini. Selokan Mataram akan terus mengalir, untuk puluhan bahkan ratusan tahun kedepan sebagai sumber kemakmuran, sumber kehidupan.

 

 

Alfiy Nurrafi, Duta Museum DIY 2022 untuk Museum Air “Water for Life” Jogja Bay.

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
SEMINAR PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM TOKOH PEWAYANGAN NUSANTARA: JEJAK, PERAN, DAN RELEVANSI

by museum || 03 Maret 2021

Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...


...
Workshop Membuat Poster Pendidikan dan Koleksi MPI UNY

by museum || 09 Maret 2021

Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...


...
Duta Museum DIY : Free Modelling Class Museum Tembi Rumah Budaya

by museum || 16 Maret 2021

Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta