Napak Tilas Memori Gemuruh Kemusuk Bersama Museum Memorial HM. Soeharto

Kemusuk merupakan tempat bersejarah bagi Jenderal Besar HM. Soeharto. Selain merupakan tempat lahir Presiden Kedua Indonesia, Kemusuk juga menyimpan kisah memilukan yang kemudian disebut Gemuruh Kemusuk. Peristiwa Gemuruh Kemusuk terjadi setelah Agresi Militer Belanda kedua tepatnya setelah kemenangan Indonesia dalam Peristiwa Serangan Umum 1 Maret. Kemenangan Indonesia yang dipimpin Jenderal Besar HM. Soeharto  membuat Belanda geram dah bertanya-tanya siapakah Soeharto sehingga tentara Belanda pun mendatangi Kemusuk guna mencari Soeharto dan membunuhnya. Datang tanpa informasi yang lengkap, membuat tentara kalap dan membunuh seluruh laki-laki yang dianggap sebagai Soeharto, peristiwa tersebut kemudian disebut Gemuruh Kemusuk.

Pada tanggal 28 Desember 2021, edukator Museum Memorial HM. Soeharto bersama Duta Museum DIY untuk Museum Memorial HM. Soeharto, serta siswa Magang Museum Memorial HM. Soeharto melakukan observasi napak tilas Gemuruh Kemusuk di Padukuhan Kemusuk, dan sekitarnya. Diawali dari Museum Memorial HM. Soeharto, tim observer berjalan menuju kandang kebo milik keluarga HM. Soeharto, dilanjutkan menuju Monumen Setu Legi di Gunung Jepati yang merupakan tempat ditembaknya ayah dari Bapak Probosutedjo, melewati terowongan dan pemandangan sawah yang indah, tim pun sampai pada Monumen Brimob. Perjalanan dilanjutkan ke Kolah Naas, tempat disiksanya Ki Joyowigeno – kemanan Kemusuk dan tibalah ke Makam Somenggalan tempat dimakamkannya para pejuang kemusuk dan sekitarnya yang telah gugur.

Observasi dilakukan sebagai kajian bagi program baru Museum Memorial HM. Soeharto yaitu Napak Tilas Memori Gemuruh Kemusuk yang memiliki tujuan untuk mengenalkan sejarah perjuangan Indonesia kepada siswa-siswa yang sekolah dasar sampai sekolah menengah atas sehingga dapat memunculkan semangat nasionalisme yang dapat menumbuhkan rasa cinta untuk Indonesia.

Ditulis oleh Yessi Fatika Sari, S.Pd., Duta Museum DIY 2022 untuk Museum Memorial HM. Soeharto