by admin|| 01 April 2012 || 49.684 kali
Ruangan gua berukuran 2 x 2,5 m, dahulu terdapat prasasti yang berisi kronogram yang berbunyi” Krtining panembah winayang hing ratu = 1624”. Di depan gua terdapat sebuah prasasti dari batu andesit berukuran 51,5 x 24,5 x 12 cm, meski telah pecah menjadi dua namun masih nampak gambar wayang bathara gana dengan belalai mengangkat kedua belah tangannya ke atas untuk mendukung wadah berisi air. Gambar ini merupakan sengkelan memet yang berbunyi “toya ingasta gana batara” yang melambangkan angka 1624.
Situs ini terletak di Dusun Poyahan, Seloharjo, Pundong Bantul.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 01 April 2012
Kompleks makam ini pertama kali digunakan sebagai makan KGPAA Paku Alam V, yaitu pada bulan September 1900. Ini nampak pada prasasti yang terdapat pada gapura makam di teras I. Kompleks makam ini ...
by admin || 01 April 2012
Makam Banyusumurup merupakan kompleks makam Pangeran Pekik sekitar abad 17 (Pangeran Pekik adalah putera Pangeran Surabaya yang dinikahkan dengan adik Sultan Agung, yaitu Ratu Pandansari, yang ...
by admin || 01 April 2012
Kotagede yang sering disebut juga Sargede terletak kurang lebih lima kilometer di sebelah tenggara Yogyakarta. Di kota ini wisatawan dapat mengunjungi makam Raja-raja Mataram seperti Sutowijoyo atau ...