by admin|| 01 April 2012 || 11.730 kali
Upacara Bersih Dusun/Bhekti Pertiwi ini bertujuan :
- Sebagai ungkapan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rejeki kepada masyarakat dusun Mancingan.
- Melestarikan budaya luhur warisan nenek moyang bangsa Indonesia.
- Memperbanyakkhasanah budaya bangsa Indonesia.
- Menciptakan aset wisata baru yaitu wisata budaya untuk mendukung pembangunan
obyek pariwisata Parangtritis.
Waktu dan Tempat Upacara.
Upacara bersih dusun/Bhekti Pertiwi diselenggarakan pada hari Selasa Wage setelah
warga masyarakat memetik hasil panen pada kira-kira bulan Mei. Apabila bulan
Mei bertepatan dengan bulan Suro maka ditunda lebih dahulu, sebab bulan Suro
dusun Mancingan dikunjungi banyak orang. Pemilihan waktu upacara pada hari Selasa
Wage sebab waktu itu dianggap baik dan membawa berkah bagi masyarakat dusun
Mancingan. Adapun tempat upacara di Pendopo Joglo dusun Mancingan, Parangtritis.
Peralatan sesaji dalam upacara adalah :
a. Untuk ngguwangi antara lain berupa :
- Jadah : Makanan yang terbuat dari beras ketan dimasak bersama parutan kelapa,
melambangkan persatuan diantara masyarakat.
- Wajik : Makanan yang terbuat dari beras ketan dimasak bersama dengan
parutan kelapa dan gula kelapa, wajik ini rasanya manis dan melambangkan persatuan
dan kebahagiaan.
- Pisang Raja : Melambangkan suatu harapan agar masyarakat hidupnya selalu
bahagia seperti raja.
- Bunga Rasulan : Hanya yang terdiri dari mawar, melati, dan kenanga. Bunga
ini
melambangkan keharuman doa yang keluar dari hati yang tulus.
- Jajan pasar : Sesaji yang terdiri dari bermacam-macam makanan yang dibeli
di pasar. Melambangkan suatu harapan agar masyarakat selalu memperoleh berkah
dari tuhan.
- Jenang merah : Bubur yang terbuat dari beras dan diberi garam dan gula kelapa,
Melambangkan sebuah harapan kepada kedua orangtuanya agar supaya memberi maaf
kepada anaknya. Warna merah melambangkan keberanian.
- Jenang putih : Bubur yang terbuat dari beras dan diberi garam, jenang putih
melambangkan harapan seorang anak kepada kedua orangtua agar diberi doa restu,
warna putih melambangkan kesucian.
- Tumpeng
Mancanegara : Tumpeng yang terdiri lima macam warna ( hitam, hijau, putih,
kuning dan merah muda ). tumpeng ini melambangkan sebagai sarana agar makhluk
halus di sekitar tempat upacara tidak mengganggu.
- Ancak : Wadah yang terbuat dari batang pisang berbentuk segi empat
dengan diberi alas belahan bambu. Ancak ini berisi jadah, wajik, pisang raja,
bunga rasulan, jajan pasar, jenang merah, jenang putih, tumpeng poncowarno.
Ancak beserta isinya disebut sesaji ngguwangi maksudnya adalah untuk memberi
makan kepada makhluk halus di tempat itu agar mereka tidak mengganggu orang
yang lewat.
b. Untuk kenduri .
- Ketan : Makanan yang terbuat dari beras ketan dimasak bersama
parutan kelapa. Ketan ini melambangkan sarana untuk mengirim arwah leluhur agar
selalu dekat dengan Tuhan.
- Kolak : Makanan terbuat dari pisang, ketela rambat, kolang kaling
yang dimasak manis. Kolak melambangkan menolak segala perbuatan jahat dan agar
selalu dekat dengan Tuhan .
- Nasi liwet ayam : nasi putih biasa dengan lauk daging ayam. Nasi liwet ini
melambangkan rasa terimakasih masyarakat terhadap roh leluhur.
- Nasi Wuduk : Nasi putih yang diberi santan, garam dan daun salam sehingga
rasanya gurih. Nasi wuduk ini melambangkan harapan keselamatan dan penghormatan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta sahabatnya.
- Ingkung : Ayam yang dimasak secara utuh diberi bumbu tidak pedas dan
santan. Ingkung melambangkan manusia ketika masih bayi belum memiliki kesalahan
atau masih suci. Disamping itu juga melambangkan kepasrahan kepada kekuasaan
Tuhan.
- Pisang Raja, jadah, wajik.
- Takir : Tempat untuk nasi wuduk dan lauk pauknya
- Jodhang : Tempat untuk menempatkan sesaji kenduri seperti liwet, nasi
wuduk, ingkung, pisang raja, takir berisi nasi wuduk, ketan, kolak dsb. Jodhang
ini terbuat dari kayu dengan ukuran 1,5 m x 1 m dan tingginya kira - kira 15
cm. Adapun bentuk Jodhang bermacam - macam misalnya ada yang berbentuk kotak.
Prosesi Upacara.
Pada pukul 09.00 wib jodhang - jodhang yang berisi sesaji dari delapan RT di
Mancingan dibawa ke pendopo Joglo Pariwisata untuk melaksanakan upacara kenduri
sebagai wujud dari upacara Bhekti Pertiwi.
Pada pukul 10.00 wib upacara Bhekti Pertiwi dimulai dengan diawali sambutan
ketua panitia yang berisi maksud dan tujuan dari upacara sebagai ucapan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunianya dilanjutkan sambutan
- sambutan dari pejabat Kecamatan dan kabupaten . kemudian memasuki inti upacara
yaitu mengikrarkan sesaji kenduri . Ikrar diucapkan oleh tokoh masyarakat dusun
Mancingan . Upacara diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh tokoh masyarakat
juga . Setelah ikrar dan doa dilanjutkan makan bersama dari sesaji kenduri tersebut.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 01 April 2012
by admin || 01 April 2012
Upacaya Grebeg berasal dari kata Grebe, Gerbeg. Grebeg dalam bahasa jawa bermakna suara angin. Kata dalam bahasa Jawa Anggrebeg, mengandung makna menggiring Raja, pembesar atau pengantin. Grebeg ...
by admin || 01 April 2012
Upacara Sekaten diadakan setahun sekali, dimulai pada hari kelima di bulan Mulud (bulan Jawa). Upacara ini merupakan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya ...