Upacara Labuhan di Parangkusumo

by admin|| 01 April 2012 || 10.586 kali

...

Kata labuhan berasal dari kata labuh sama dengan larung yaitu membuang sesuatu kedalam air (sungai/laut).Labuhan berartimemberi sesaji kepada roh halus yang berkuasa di sauatu tempat.Pemberian sesaji itu dilakukan dengan bermacam-macam cara menurut tyempat labuhan masing-masing.
Tepat pada hari tingalan dalem kewedanan Ageng Punakawan Widya Budaya menyiapkan barang-barang yang kan dilabuh.Masing-masing bagian benda labuhan itu dimasukkan kedalam kotak kayu kecil yang tertutup antara tempat yang satu dengan yang lain jenis benda dilabuh tidak sama hal ini disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku,oleh karena itu untuk memudahkan agar tidak terjadi kekeliruan maka petugas widya budaya harus memberi tanda khusus pada masing - masing kotak . Pemberian sesaji di Parangkusumo dilakukan dengan 2 ( dua ) cara yaitu ditanam dan dilanuh . Sebagian benda - benda sesaji itu ditanam di dekat batu besar di Parangkusumo dan sebagian lagi dilemparkan ke dalam lautan.

Benda - benda yang ditanam antara lain :
a. Potongan kuku ( kenaka ) dari Sri Sultan yang dikumpulkan selama satu tahun
b. Potongan rambut ( rikma ) dari Sri Sultan
c. Pakaian - pakaian bekas dari Sri Sultan
d. Benda - benda bekas kepunyaan Sri Sultan misalnya Songsong / Payung
e. Layon sekar yaitu sejumlah bunga yang telah dikeringkan dari bekas bunga sesaji pusaka - pusaka Kraton yang dikumpulkan selama setahun.

Benda - benda yang dilabuh ada 2 ( dua ) kelompok :

a. Benda - benda pokok ditujukan kepada Kanjeng Ratu Kidul berupa ;
1. Sinjang ( kain panjang ) 1 lembar
2. Sumekan ( kemben = kain penutup dada ) 1 lembar
3. Sinjang Cangkring 1 lembar
4. Sumekan Solok 1 lembar
5. Sumekan Gadhung Mlati 1 lembar
6. Sumekan gadung 1 lembar
7. Sumekan Udaraga 1 lembar
8. Sumekan Jingga 1 lembar
9. Sumekan Bangun Tulak 1 lembar
10. Wangkidan kuluk kanigara 1 buah
11. Wangkidan pethak / putih 1 buah
12. Songsong gilap 1 buah
13. Gelaran pasir kesasaban mori 1 lembar
14. Selo ( kemeyan ) dan konyoh ( param ) 1 kantong
15. Arto ( uang ) tindih Rp. 8,33 1 amplop

b. Benda - benda pengiring ditujukan kepada Nyai Rara Kidul
( Patih luar dari ratu Kidul )
1. Sinjang poleng 1 lembar
2. Sinjang tuwuh watu 1 lembar
3. Sumekan dringin 1 lembar
4. Sumekan Songer 1 lembar
5. Sumekan pandhan binethot 1 lembar
6. Sumekan Solok 1 lembar
7. Sumekan Podhang Ngisep Sari 1 lembar
8. Sumekan Gadhung Mlati 1 lembar
9. Sumekan Bangun Tulak 1 lembar
10. Kemenyan , ratus dan Param 1 kantong
11. Pethi Sapetadhahan 1 buah
12. Lorodhan agem dalem barang bekas kepunyaan Sri Sultan 1 buah
13. Layon sekar

Upacara ini dipimpin oleh juru kunci Parangkusumo yaitu Bapak Bekel Puraksolono setelah didoakan maka juru kunci dan abdi dalem yang bertugas melabuh benda - benda tersebut sampai ke tengah laut , sehabis dilabuh pengunjung berduyun - duyun dan berebutan mencebur ke laut untuk mendapatkan benda - benda tersebut . Menurut kepercayaan orangbenda tersebut mempunyai kekuatan gaib ( bertuah ).

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
PASAR MALAM PERAYAAN SEKATEN

by admin || 01 April 2012


...
GREBEG

by admin || 01 April 2012

Upacaya Grebeg berasal dari kata Grebe, Gerbeg. Grebeg dalam bahasa jawa bermakna suara angin. Kata dalam bahasa Jawa Anggrebeg, mengandung makna menggiring Raja, pembesar atau pengantin. Grebeg ...


...
Garebeg Mulud

by admin || 01 April 2012

Upacara Sekaten diadakan setahun sekali, dimulai pada hari kelima di bulan Mulud (bulan Jawa). Upacara ini merupakan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta