by admin|| 01 April 2012 || 12.156 kali
Upacara Grebeg Ngenep pada dasarnya bertujuan untuk memule dan syukuran, karena hasil pertanian masyarakat dusun Ngenep berhasil dengan baik disamping itu hal yang utama adalah untuk menghormati cikal bakal masyarakat desa Ngenep yaitu Ki Mentokuasa. Pelaksanaan upacara ditetapkan setiap Jum’at Wage 9 sesudah bulan Mulud) Upacara Grebeg ini diadopsi oleh Ki Mentokuasa dari Kraton Kartosuro mempunyai makna :
a. Menyatunya hubungan Raja dan Rakyatnya
b. Legitimasi Ngenep sebagai desa yang mempunyai hubungan dengan Raja
c. Untuk menghormati cikal bakal desa yaitu Ki Mentokuasa
d. Berkah dan Sawab pasa Grebeg Kraton diyakini akan melimpah juga pada Grebeg Ngenep.
Bentuk upacara Grebeg ini dengan membuat gunungan dari masing – masing dusun selanjutnya iring – iringan gunungan dikirabkan menuju pusat upacara yaitu di Masjid Al Mutaqim . Iring – iringan ini lainnya adalah sepasang pengantin yang dibawa dengan tandu menggambarkan Raja dan Permaisuri , dalam iring – iringan ini juga membawa seperangkat benda – benda pusaka seperti bende , song song jene , baju gondil , udheng gilig , tombak pemberian dari Kraton Kartosuro untuk Ki Mentokuasa . Setelah acara iring –iringan gunungan selanjutnya diadakan kenduri atau selamatan yang dihadiri semua warga masyarakat dan pada malam harinya diadakan pertunjukkan wayang kulit.
Rangkaian sesaji upacara :
a. Sesaji buangan dalam bentuk Panjang Ilang
Sesaji Panjang ilang berupa tumpeng kecil dengan lauk pauknya, takir berisi tembakau, sirih, gambir, bir dan uang receh.
b. Sesaji dalam loyang kayu ( tenong )
Takir kecil berisi kembang menyan, tembakau, sisir, pengilon, rokok, suri, jambe, dua asbak berisi jagung goreng dan jamur gajih.
c. Sesaji dalam bakul nasi berisi
Sayur gulai kambing satu mangkuk, kendhi berisi air dingin, 9 buah panjang ilang berisi kepala kambing, tiga panjang ilang berisi nasi tumpeng beserta lauknya, satu panjang ilang berisi jadah dan panggang ayam .
a. Sesaji dalam gunungan
berisi nasi wuduk ingkung, nasi dengan lauk pauk yang ditempatkan dalam baskom, dahulunya memakai pengaron.
b. Sesaji dalam Pasren
- pisang ayu setangkep, raja lumut, tumpeng weton, tumpeng memule jumlahnya 14 atau 7 jodho yaitu tumpeng lancip 7 jodo, tumpeng gilingan 7 jodo, ulam ayam 7 takir, tawon 1 takir, jangan kelor.
- untuk menyiapkan sesaji ini ditangani oleh anak keturunan Ki Mentokuasa.
Maksud dari jenis – jenis sesaji :
a. Sesaji tawon dimaksudkan supaya tanaman yang ada di tegal pekarangan keadaanya subur dan hasilnya banyak
b. Jangan Kelor dimaksudkan supaya membawa suasana yang adhem asrep
c. Tumpeng Among – among yaitu tumpeng alus, sega guling, sega liwet, sega gendong, gudangan, tawon madu dan botok bolu ditempatkan di puncak tumpeng.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 01 April 2012
by admin || 01 April 2012
Upacaya Grebeg berasal dari kata Grebe, Gerbeg. Grebeg dalam bahasa jawa bermakna suara angin. Kata dalam bahasa Jawa Anggrebeg, mengandung makna menggiring Raja, pembesar atau pengantin. Grebeg ...
by admin || 01 April 2012
Upacara Sekaten diadakan setahun sekali, dimulai pada hari kelima di bulan Mulud (bulan Jawa). Upacara ini merupakan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya ...