by admin|| 01 April 2012 || 10.148 kali
Dahulu desa Tuksono berasal dari gabungan dua kelurahan yaitu kelurahan Kalikutuk dan Klurahan Kalisana kemudian digabung menjadi desa Tuksono. Upacara bersih dusun ini dilakukan warga satu tahun sekali setelah panen pertama (Tuksono panenan dua kali) jatuh bulan jawa besar, tetapi hari dan tanggal pelaksanaan tidk tetap.
Maksud dan tujuan upacara Bersih Desa Dusun Tuksono :
a. Bersyukur dengan mengucapkan terimaksih kepada Tuhan dengan perantaraan para dhayang leluhur desa yang telah memberikan hasil pertanian baik kepada penduduk yang sebagian besar petani.
b. Menolak kekuatan–kekuatan gaib yang mengganggu desa dengan perantaraan dhayang Kertayudha agar masyarakat selamat
c. Menolak roh atau arwah dan makhluk–makhluk halus yang nglambrang/gentayangan agar tidak mengganggu masyarakat
d. Membersihkan sukerta/sesuker agar kehidupan masyarakat tenang, tenteram
e. Melestarikan pesan para leluhur untuk selalu menjaga desa dari gangguan yang tidak membuat tentram desa yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan.
Pelaksanaan upacara dibagi dalam dua tahap :
a. Upacara mboyong mbok Sri
b. Upacara di sendang Kamulyan tempat Eyang Kertayuda
a. Upacara mboyong mbok Sri
Merupakan perilaku untuk memuliakan mbok Sri atau Dewi Padi yang dilakukan penduduk pedesaan khususnya yang melakukan pekerjaan sebagai petani, dilakukan petani menyusul setelah panenan pertama (methik). Upacara slametan methik (wiwit) biasanya diikuti anak–anak kecil dengan segala uborampe seperti janur kuning, kembang setaman, kemenyan, kaca, suri (serit, jawa) air kendhi, jajan pasar, bungkusan nasi dan pisang dibawa ke sawah.
Setelah dibacakan mantra pemimpin upacara memotong padi selanjutnya dibuat boneka penganten disebut Parijata atau Pari Penganten, kemudian anak–anak membawa tangkai padi keempat pojok sawah tempat padi yang akan dipanen . Sesudah itu nasi dibagi – bagikan kepada yang mengikuti upacara dengan cara diperebutkan sedangkan padi yang dibentuk boneka penganten dibawa pulang dengan digendong dan dipayungi untuk disimpan di dalam lumbung/pedharingan/senthong tengah . Masyarakat jawa menganggap bahwa pedharingan / petanen/ senthong tengah ini disediakan sebagai tempat khusus untuk mbok sri beristirahat karena itu ruangan ini dianggap suci dan tidak boleh digunakan untuk tidur. Di pedaringan padi yang disimpan disertai sarana : godhong kluwih, dhadhap serep, godhong mojo, godhong tebu, godhong jati dan godhong luh untuk alas dan tutup padi di lumbung agar tidak cepat rapuh. Godhong jati mempunyai maksud agar berhati hati menggunakan padi yang disimpan di lumbung, godhong kluwih maksudnya agar padi yang disimpan tahan lama.
Rangkaian sesaji upacara mboyong Mbok Sri ;
a. Sambel gepleng (dele), untuk menyatukan rasa seperti rasa jauh dekat, rasa pedas asin itu semua satu rasa . Sambel gepleng ini dibuat dari bahan dele, cabe, gereh dengan bermacam–macam rasa dijadikan satu sehingga enak rasanya, mengibaratkan menyatunya masyarakat tuksono.
b. Dhem–dheman yang terdiri dari godhong dhadhap serep, godhong alang–alang, godhong turi, godhong koro, gandhos katul, dimaksudkan agar tentram karena persediaan hasil panan.
c. Srabi/apem mempunyai maksud agar tentram
d. Gudhangan, bnetuk lauk campuran sayur–sayuran hasil bumi dengan kelapa dimaksudkan agar kita selalu ingat akan hidup kita yang ditopang oleh tumbuhan hasil bumi.
e. Tukon pasar sebagai kelengkapan sasaji yang harus disertakan untuk mboyong Mbok Sri.
b. Upacara bersih dusun di Sendang Kamulyan.
Merupakan ungkapan syukur terimakasih atas karunia yang Maha kuasa atas hasil pertanian yang memuaskan . Para warga membawa omyokan padi dan berkumpul di sendang Kamulyan setelah selesai didoakan padi tersebut dibagikan kepada yang datang untuk dijadikan benih . Perlengkapan yang harus ada pada upacara ini adalah rokok Srutu dan arak / cui putih.
Rangkaian sesaji upacara :
Sesaji ini dibuat oleh masing – masing kepala keluarga selanjutnya dibawa ke rumah Kepala Dusun dan sebagian yang lain dibawa ke sendang Kamulyan untuk diminta berkah T uhan melalui Eyang Kertayuda . Setelah dibacakan doa oleh pemimpin upacara sesaji tersebut dibagikan kepada warga , pada malam harinya dilaksanakan pergelaran wayang kulit atau kethoprak dan kesenian yang harus ada adalah tayub karena tayub merupakan kesukaan Eyang Kertayuda.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 01 April 2012
by admin || 01 April 2012
Upacaya Grebeg berasal dari kata Grebe, Gerbeg. Grebeg dalam bahasa jawa bermakna suara angin. Kata dalam bahasa Jawa Anggrebeg, mengandung makna menggiring Raja, pembesar atau pengantin. Grebeg ...
by admin || 01 April 2012
Upacara Sekaten diadakan setahun sekali, dimulai pada hari kelima di bulan Mulud (bulan Jawa). Upacara ini merupakan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya ...