UPACARA SAPARAN KALIBUKA, KALIREJO, KOKAP

by admin|| 01 April 2012 || 9.295 kali

...

Upacara Saparan Kalibuka menurut ceritanya diawali pada  waktu itu para wali berhenti untuk berbuka puasa dengan makan bersama Sunan Kalijaga. Selanjutnya  Sunan kalijaga berkata : besok jika ada sejahteranya jaman tempat ini saya namakan Walibuka.

Pada waktu makan ada sisa nasi yang tak teratur (upa/jawa). Upa sisa nasi ini tumuh menjadi Pring gedhe, sedangkan bumbu sate yang terbuat dari asem tumbuh menadi asem yang besar, tempat tumbuhnya pohon tersebut di sebatur yang digunakan sebagai tempat penyelenggaraan upacara Saparan Kalibuka ( Sebatur adalah walibuka, walibuka daLam perkembangan selanjutnya disebut kalibuka ). Pada Pring gedhe dipagari bambu dann saat menggali bersamaan dengan diselenggarakannya upacara bersih dusun tersebut. Waktu pelaksanaan upacara hari Selasa kliwon atau Jum’at Kliwon. Tradisi yang harus dilakukan yaitu menyembelih kambing, kambing tersebut adalah kambing kedit (wedhus kendhit) setelah disemelih dikuliti dan diambil dagingnya untuk dimasak yang memasak harus laki-laki dan tidak boleh  dicicipi, sedang kepala kambing dibaa ke balai desa untuk dikirabkan menuju sebatur dengan diiringi tenong yang berisi sesaji dan kesenian khas Kulon Progo dan Slawatan untuk menolak bala.

 

Rangkaian sesaji upacara :

  1. Kupat lepet bermakna bahwa agar segala kesalahan dimaafkan oleh Tuhan Yang  Maha Kuasa.
  2. Sega golong bermakna agar jiwa semua anggota keluarga satu brayat selalu kukuh dan selamat.
  3. Lauk pauk bermakna pengharapan agar apa yang dihajadkan dapat terkabul
  4. Pisang raja sebagai persembahan kepada Tuhan
  5. Nasi wuduk bermakna agar para penyelenggara dan peserta upacara selamat
  6. Ingkung ayam bermakna untuk mensucikan seluruh warga masyarakat atas segala kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
  7. Kambing ( wedhus kendhit ) merupakan sesaji pokok dalam saparan bermakna untuk memberi gambaran seperti apa yang pernah dilakukan para wali sewaktu berbuka puasa dengan lauk sate kambing.

 

Setelah dibacakan doa oleh  Rois, kepala kambing tadi di tanam dan diadakan kenduri yang diikuti para penyelenggara dan peserta, sedangkan kaki kambing ditanam di empat penjuru sebatur, sedangkan daging kambing yang dimasak kaum aki–laki dimakan bersama- sama seluruh peserta upacaraSaparan Kalibuka.

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
PASAR MALAM PERAYAAN SEKATEN

by admin || 01 April 2012


...
GREBEG

by admin || 01 April 2012

Upacaya Grebeg berasal dari kata Grebe, Gerbeg. Grebeg dalam bahasa jawa bermakna suara angin. Kata dalam bahasa Jawa Anggrebeg, mengandung makna menggiring Raja, pembesar atau pengantin. Grebeg ...


...
Garebeg Mulud

by admin || 01 April 2012

Upacara Sekaten diadakan setahun sekali, dimulai pada hari kelima di bulan Mulud (bulan Jawa). Upacara ini merupakan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta