by admin|| 01 April 2012 || 8.974 kali
Upacara Baritan yang diselenggarakan masyarakat Banaran khususnya Trisik merupakan upacara tolak bala yang berkaitan dengan tokoh Kyai Baru Klinthing dan Gunung Merapi , sedang yang disebut –sebut dalam upacra adalah Kanjeng Ratu Kidul beserta pembantunya Nyai Nawangwulan dan Pandansari . Disamping itu disebut juga Eyang Wiramnggala penjaga gunung lanang dan Eyang Wirasani penjaga Serangan , Baginda Ilyas penguasa darat dan bagina Kelir penguasa laut . Legenda dari upacara ini untuk menangkal perjalanan Kyai Baru Klinthing dari gunung merap yang akan menghadap Kanjeng Ratu Kidul . Menurut kepercayaan masyarakat Kyai Baru Klinthing disertai para hulubalang dan makhluk halus , dikhawatirkan diantara makhluk halus tersebut akan menimbulkan bencana dan wabah, karena itu upaya masyarakat untuk mencegah dengan selamatan Baritan.
Pelaksanaan upacara Baritan pada bulan Sura hari Jum’ at Kliwon atay selasa kliwon setelah Sholat luhur , dengan tradsisi membawa kirab pusaka warisan leluhur yakni Singkirmala keliling desa. Tempat pelaksanaan upacra di dekat Masjid Trisik tepatnya di perempatan jalan .
Pantangan yang dipercayai oleh masyarakat Trisik yang sebagian besar nelayan adalah :
Rangkaian sesaji upacara :
a. Tumpeng robyong : menggambarkan dunia alam semesta beserta hayati yang
hidup dan berkembang di dalamnya merupakan hubungan selaras yang akan menjamin kesejahteraan dan kedamaian hidup manusia.
b. Apem : mohon pengayoman kepada para leluhur agar keturunannya
terhindar dari pengaruh gaip dan selalu mendapat karunianya.
c. Ketan : yang sifatnya lekat memberikan maksud bahwa hubungan
antara jagad cilik dan jagad gedhe selalu lekat dan tidak terpisahkan.
d. Kolak : merupakan gambaran harapan masyarakat agar hidupnya
selalu memperoleh kebahagiaan .
e. Bunga/kembang : menggambarkn agar hidup manusia seharum bunga.
f. Tampah : memberi gambaran komunitas pemukiman tempat manusia
hidup .
g. Tuwuhan : memberi gambaran perkembangan manusia dalam hidupnya
selalu memperoleh rejeki.
h. Peralatan Rias : seperti sisir, pupur, minyak wangi cap srimpi, kaca hias.
selesai dibacakan doa dan mantra dilanjutkan makan bersama diantara para peserta, sedangkan rangkaian sesji dilanuh ke laut dengan harapan semuanya diterima Kanjeng Ratu Kidul sebagai penghormatan dan persembahan masyarakat Trisik dan Banaran pada umumnya.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 01 April 2012
by admin || 01 April 2012
Upacaya Grebeg berasal dari kata Grebe, Gerbeg. Grebeg dalam bahasa jawa bermakna suara angin. Kata dalam bahasa Jawa Anggrebeg, mengandung makna menggiring Raja, pembesar atau pengantin. Grebeg ...
by admin || 01 April 2012
Upacara Sekaten diadakan setahun sekali, dimulai pada hari kelima di bulan Mulud (bulan Jawa). Upacara ini merupakan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya ...