UPACARA BARITAN, BANARAN, GALUR.

by admin|| 01 April 2012 || 8.511 kali

...

 Upacara Baritan yang diselenggarakan masyarakat Banaran khususnya Trisik merupakan upacara tolak bala yang berkaitan dengan tokoh Kyai Baru Klinthing dan Gunung Merapi , sedang yang disebut –sebut dalam upacra adalah Kanjeng Ratu Kidul beserta pembantunya Nyai Nawangwulan dan Pandansari . Disamping itu disebut juga Eyang Wiramnggala penjaga gunung lanang dan Eyang Wirasani penjaga Serangan , Baginda Ilyas penguasa darat dan bagina Kelir penguasa laut . Legenda dari upacara ini untuk menangkal perjalanan Kyai Baru Klinthing dari gunung merap yang akan menghadap Kanjeng Ratu Kidul . Menurut kepercayaan masyarakat Kyai Baru Klinthing disertai para hulubalang dan makhluk halus , dikhawatirkan diantara makhluk halus tersebut akan menimbulkan bencana dan wabah, karena itu upaya masyarakat untuk mencegah dengan selamatan Baritan.

Pelaksanaan upacara Baritan pada bulan Sura hari Jum’ at Kliwon atay selasa kliwon setelah Sholat luhur , dengan tradsisi membawa kirab pusaka warisan leluhur yakni Singkirmala keliling desa. Tempat pelaksanaan upacra di dekat Masjid Trisik tepatnya di perempatan jalan .

Pantangan yang dipercayai oleh masyarakat Trisik yang sebagian besar nelayan adalah :

  1. Bagi masyarakat yang pekerjaannya nelayan tidak boleh menangkap pasiran (belimbingan) adalah penyu, jika menangkap segera dikembalikan ke laut jika tidak akan menimbulkan wabah penyakit.
  2. Bagi masyarakat tidak boleh menggunakan warna hitam wulung (ireng wulung)

 

Rangkaian sesaji upacara :

a. Tumpeng robyong             :  menggambarkan  dunia  alam  semesta  beserta  hayati   yang

hidup dan berkembang di dalamnya merupakan hubungan selaras yang akan menjamin kesejahteraan dan kedamaian hidup manusia.

b. Apem                                :  mohon  pengayoman  kepada para leluhur agar keturunannya

terhindar dari pengaruh gaip dan selalu mendapat karunianya.

c. Ketan                                :  yang  sifatnya  lekat  memberikan  maksud  bahwa hubungan

antara jagad cilik dan jagad gedhe selalu lekat dan tidak terpisahkan.

d. Kolak                                :  merupakan  gambaran  harapan  masyarakat  agar   hidupnya

selalu memperoleh kebahagiaan .

e. Bunga/kembang                 :  menggambarkn agar hidup manusia seharum bunga.

f. Tampah                              :  memberi gambaran komunitas pemukiman tempat manusia

hidup .

g. Tuwuhan                           :  memberi gambaran perkembangan manusia dalam hidupnya

selalu memperoleh rejeki.

h. Peralatan Rias                    : seperti sisir,  pupur, minyak wangi cap srimpi, kaca hias.

 

selesai dibacakan doa dan mantra dilanjutkan makan bersama diantara para peserta, sedangkan rangkaian sesji dilanuh ke laut dengan harapan semuanya diterima Kanjeng Ratu Kidul sebagai penghormatan dan persembahan masyarakat Trisik dan Banaran pada umumnya.

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
PASAR MALAM PERAYAAN SEKATEN

by admin || 01 April 2012


...
GREBEG

by admin || 01 April 2012

Upacaya Grebeg berasal dari kata Grebe, Gerbeg. Grebeg dalam bahasa jawa bermakna suara angin. Kata dalam bahasa Jawa Anggrebeg, mengandung makna menggiring Raja, pembesar atau pengantin. Grebeg ...


...
Garebeg Mulud

by admin || 01 April 2012

Upacara Sekaten diadakan setahun sekali, dimulai pada hari kelima di bulan Mulud (bulan Jawa). Upacara ini merupakan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta