UPACARA ADAT REBO WEKASAN, HARGOWILIS, KOKAP.

by admin|| 01 April 2012 || 13.180 kali

...

Pelaksanaan upacara adat ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

a.       Upacara adat Rebo wekasan Kalibiru

b.      Upacara adat Saparan Plampang II Kalirejo

 

  1. Upacara Adat Rebo Wekasan Kalibiru

Upacara adat dan selamatan Rebo Wekasan di Hargowilis berkenaan dengatokoh – tokoh mitos masyarakat sebagai cikal bakal yaitu Syech Bandiman, Ki Patih Malangganjur dan Ki Banyubiru. Pelaksanaan upacara adat pada rebo terakhir (rebo wekasan) dalam bulan jawa sapar.Maksud dan tujuan dari upacara ini adalah untuk menolak bala, pengaruh gangguan gaib agar masyarakat dapat hidup tentram. Pelaksanaannya denga sederhana yaitu dengan tahlilan di rumah kepala dusun dipimpin Rois, sedangkan uba rampe yang disertakan hanya larakan (larakan  wujudnya hasil tanaman selain padi), hal ini mengingatkan kepada Ki Patih Malangganjur dan Ki Banyubiru  selalu prihatin dengan tidak makan nasi.  Pantangan yang harus diindahkan masyarakat tidak diperkenankan mengadakan pertunjukkan wayang pada saat selamatan Rebo Wekasan Kalibiru.

 

  1. Upacara  adat saparan Plampang II  Kalirejo

Upacara adat ini dilaksanakan setiap hari rabu terakhir dalam  bulan  jawa Sapar./

Maksud dan tujuannya :

a.       Mohon berkah kepada Tuhan melalui para leluhur agar diberi berkah keselamatan dan murah rejeki bagi masyarakat.

b.      Ucapan syukur kepada Tuhan melalui para leluhur atas rahmat , keselamatan dan anugerahnya.

c.       Meluhurkan para leluhur yang menurunkan warga masyarakat Plampang dengan harapan selalu dilindungi dari segala gangguan.

d.      Melestarikan adat istiadat yang telah dirintis oleh para leluhur

 

Rangkaian sesaji upacara :

  1. Kambing yang disembelih, kepala , kaki dan ekor ditanam dipetilasan Menggang, yang ada di petilasan ini Kyai Durgani  dayang Semerabumi , kekuwu dusun . daging kambing dimasak untuk selamatan / kenduri pada waktu memasak tidak boleh dicicipi.
  2. Ayam jantan  / jago untuk ingkung
  3. Nasi wuduk
  4. Nasi golong 7 pasang
  5. Ambengan berjumlah 12 macam
  6. Tumpeng robyong
  7. Tumpeng alus
  8. Among – among
  9. Pisang raja
  10. Kupat lepet
  11. Jenang tujuh macam
  12. Jajan pasar

 

Pada hari yang telah ditentukan para peserta datang ke rumah pemangku adat yang digunakan untuk tempat peyelanggaraan dengan membawa tenong yang berisi sesaji yang akan dikendurikan, setelah semua dipersiapkan dimulailah selamatan dengan dibacakan doa oleh Rois dilanjutkan dengan makan bersama, diantaranya ada yang membawa pulang/mberkat sesaji untuk dimakan bersama keluarga dengan harapan agar diberi keselamatan, dijauhkan dari segala pengaruh bala dan diberi murah rejeki, selesai makan bersama upacara selamatan berakhir.

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
PASAR MALAM PERAYAAN SEKATEN

by admin || 01 April 2012


...
GREBEG

by admin || 01 April 2012

Upacaya Grebeg berasal dari kata Grebe, Gerbeg. Grebeg dalam bahasa jawa bermakna suara angin. Kata dalam bahasa Jawa Anggrebeg, mengandung makna menggiring Raja, pembesar atau pengantin. Grebeg ...


...
Garebeg Mulud

by admin || 01 April 2012

Upacara Sekaten diadakan setahun sekali, dimulai pada hari kelima di bulan Mulud (bulan Jawa). Upacara ini merupakan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta