Upacara Rebo Wekasan

by admin|| 04 Maret 2014 || 51.606 kali

...

Suatu upacara tradisional yang terdapat di Desa Wonokromo, Kelurahan Wonokromo, Kecamatan Plered, Kabupaten Bantul. Rebo Wekasan berasal dari kata rebo yang berarti hari rabu dan wekasan yang berasal dari kata wekas yang berarti akhir, sedang akhiran an sebagai bentuk kata benda. Jadi rebo wekasan itu hari rabu terakhir. Upacara Rebo Wekasan ialah upacara yang diadakan pada hari rabu terakhir pada bulan Sapar. Upacara ini diadakan pada malam hari mulai pukul 07.00 sore sampai pukul 05.00. Upacara Rebo Wekasan dilakukan dua tahap:

-          Tahap pertama: orang-orang yang mengadakan selamatan bertempat di tempuran yaitu pertemuan antara Sungai Opak dan Sungai Gajah Wong. Upacara ini dimulai pukul 20.00. Selain mengadakan upacara selamatan para hadirin mandi di tempuran pula. Sajen-sajen yang mereka persiapkan antara lain: nasi hitam, nasi kuning, nasi merah, kembang telon. Sajen yang perlu dipersiapkan diantaranya: sekul suci bumbu lembaran, ingkung ayam, lalapan, sekar kenyah, uang seratus, tukon pasar, jenang abang, jenang putih, jenang abang putih, jenang baro-baro, nasi golong dengan lauk pauknya, seekor ayam jago yang masih hidup

-          Pada tahap kedua upacara dilakukan di Gunung Permoni yang terletak di sebelah selatan Desa Wonokromo. Menurut kepercayaan penduduk, batu yang terdapat di sana, dahulu merupakan tempat pertemuan antara Sultan Agung dengan Nyai Roro Kidul sehingga dianggap keramat dan sebagai tempat untuk nenepi. Tempat lain yang dianggap keramat yaitu Guwa Siluman yang dipercaya dapat memberi berkah kepada penduduk.

Sajen yang dipersiapkan untuk upacara Gunung Permoni yaitu:

-          Nasi ambengan dengan lauk pauk yang terdiri dari peyek, tempe, krupuk, telor dadar, sayur lombok dan sayur kluwih dengan kacang panjang.

-          Kembang telon yang terdiri dari kembang kenongo, kembang kanthil dan kembang mawar.

-          Menyan obong (dupa).

Sajen tersebut kemudian diletakkan di baskom, ancak, dan tampah. Maksud dari upacara ini adalah untuk mengingatkan anak cucu atas terjadinya musibah penyalkit pada masa silam yang tak dapat terhindarkan. Dengan mengadakan selamatan-selamatan, nenepi di tempat yang dianggap keramat pada hari Rebo Wekasan itu, tujuan mereka adalah mohon keselamatan, dan dikabulkan segala cita-citanya. Makanan khas pada upacara Rebo wekasan adalah lemper yang banyak dijajakan oleh para penjual di sekitar lokasi upacara.

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
PASAR MALAM PERAYAAN SEKATEN

by admin || 01 April 2012


...
GREBEG

by admin || 01 April 2012

Upacaya Grebeg berasal dari kata Grebe, Gerbeg. Grebeg dalam bahasa jawa bermakna suara angin. Kata dalam bahasa Jawa Anggrebeg, mengandung makna menggiring Raja, pembesar atau pengantin. Grebeg ...


...
Garebeg Mulud

by admin || 01 April 2012

Upacara Sekaten diadakan setahun sekali, dimulai pada hari kelima di bulan Mulud (bulan Jawa). Upacara ini merupakan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta