Upacara Numplak Wajik

by admin|| 04 Maret 2014 || 42.466 kali

...

Fakta yang menjadi petunjuk bahwa sesajian gunungan itu merupakan salah satu bentuk ungkapan dari kepercayaan lama Jawa asli dalam kaitannya dengan lambang kesuburan, kultur agraris serta sifat-sifat magisnya yang berupa upacara tradisional serta pemajangan sesajian gunungan.

              Upacara numplak wajik ini dilaksanakan pada sore hari di Pawon ageng di halaman Bangsal Kemagangan Kidul (selatan) dan harus disaksikan oleh salah seorang saudara sultan yang mejadi pembesar (pangageng) keraton. Waktunya ialah empat hari menjelang penyelenggaraan upacara Garebeg Mulud, tepatnya pada tanggal 8 bulan Mulud. Penyelenggara upacara ini adalah Pengageng Pawon Ageng, yang dipimpin oleh Nyai Lurah Kebuli dan Nyai Lurah Sekullanggi secara selang-seling/berganti-ganti dengan melibatkan para abdi dalem kawedanan pawon.

              Perlengkapan yang dipersiapkan untuk penyelenggaraan upacara numplak wajik, ialah lesung lengkap dengan beberapa buah antan, untuk gejog (kothekan), wajik beserta tempatnya untuk mengangkut dari tempat memasak ke kemagangan: dipersiapkan pula kain lemben atau kesemekan, untuk perlengkapan busana gunungan putri, beserta dlingo-blenge dan kencur, untuk konyah. Adapun lagu atau gendhing yang diperdengarkan dengan gejog lesung di dalam upacara ini ialah: owal-uwil, tudhung setan, gejogan, wlayangan, lampang keli, kebogiro, blendhung jagung.

              Sajen-sajen untuk upacara numplak wajik yaitu tujuh macam jenang (jenang baro-baro, jenang abang, jenang putih, jenag palang putih dan sebagainya). Tujuh macam rujak-rujakan, sebuah tumpeng robyong, delapan buah ancak berisi bermacam nasi yaitu nasi punar, nasi putih dengan lauk pauk, nasi hitam, nasi asrep-asrepan. Sebuah tumpeng gundul, satu ambeng berisi nasi wuduk beserta lauk pauk, aban-aban berujud suruh ayu dan gedhang ayu, toya prajan (sekar telon dan daun dadap serep), sepasang jlupak lengkap dengan ajung-ajungnya, sebuah empluk berisi beras, bawang merah, bawang putih, kemiri, kluwak, sebutir telur ayam mentah, sekeping mata uang logam, seekor ayam yang masih hidup (betina), sebuah ancak berisi jajan pasar.

              Fungsi wajik ini adalah inti dari gunungan wadon, tempat menancapkan tangkai mustaka dan tangkai-tangkai perlengkapan yang lain, misalnya tlapukan, rengginan dan sebagainya.

 

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
PASAR MALAM PERAYAAN SEKATEN

by admin || 01 April 2012


...
GREBEG

by admin || 01 April 2012

Upacaya Grebeg berasal dari kata Grebe, Gerbeg. Grebeg dalam bahasa jawa bermakna suara angin. Kata dalam bahasa Jawa Anggrebeg, mengandung makna menggiring Raja, pembesar atau pengantin. Grebeg ...


...
Garebeg Mulud

by admin || 01 April 2012

Upacara Sekaten diadakan setahun sekali, dimulai pada hari kelima di bulan Mulud (bulan Jawa). Upacara ini merupakan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta