MUSEUM BENTENG YOGYAKARTA

by admin|| 01 April 2012 || 41.103 kali

...

A l a m a t : Jalan Jenderal A. Yani 6, Yogyakarta
T e le p o n : (0274) 586934, 510996, Fax. 586934
Pimpinan : Drs. Budiharja
Status Museum : Museum Negeri
Jenis Museum : Museum Khusus

1. Riwayat Berdirinya
Museum Benteng Yogyakarta, semula bernama ""Benteng Rustenburg"" yang mempunyai arti ""Benteng Peristirahatan"" , dibangun oleh Belanda pada tahun 1760 di atas tanah Keraton. Berkat izin Sri Sultan Hamengku Buwono I, sekitar tahun 1765 -- 1788 bangunan disempurnakan dan selanjutnya diganti namanya menjadi ""Benteng Vredeburg"" yang mempunyai arti ""Benteng Perdamaian"".
Secara historis bangunan ini sejak berdiri sampai sekarang telah mengalami berbagai perubahan fungsi yaitu pada tahun 1760 -- 1830 berfungsi sebagai benteng pertahanan, pada tahun 1830 --1945 berfungsi sebagai markas militer Belanda dan Jepang, dan pada tahun 1945 -- 1977 berfungsi sebagai markas militer RI. Setelah tahun 1977 pihak Hankam mengembalikan kepada pemerintah. Oleh pemerintah melalui Mendikbud yang saat itu dijabat Bapak Daoed Yoesoep atas persetujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku pemilik, ditetapkan sebagai pusat informasi dan pengembangan budaya nusantara pada tanggal 9 Agustus 1980. Pada tanggal 5 Nopember 1984 ide tersebut diwujudkan oleh Mendikbud Nugroho Notosusanto atas persetujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan SK. No. 359/HB/V/1985, tanggal 16 April 1985 dipugar menjadi Museum Perjuangan dan dibuka untuk umum pada tahun 1987.
Kemudian dengan SK. Mendikbud Fuad Hasan No. 0475/O/1992 tanggal 23 November 1992 resmi menjadi ""Museum Khusus Perjuangan Nasional"" dengan nama ""Museum Benteng Yogyakarta"".

2. Bangunan
Bangunan bekas Benteng Vredeburg dipugar dan dilestarikan. Dalam pemugaran pada bentuk luar masih tetap dipertahankan, sedang pada bentuk bagian dalamnya dipugar dan disesuaikan dengan fungsinya yang baru sebagai ruang museum.
Lokasi Benteng Vredeburg berhadapan dengan Gedung Agung. Benteng ini dibangun oleh Belanda pada masa kekuasaan Belanda untuk melindungi tempat kediaman penguasa Belanda dari serangan meriam Kraton Yogyakarta. Benteng ini juga dikelilingi parit yang hingga saat ini masih dapat dijumpai di sana. Benteng yang berbentuk segi empat ini juga memiliki menara pengawas di keempat sudutnya dan kubu yang memungkinkan tentara Belanda untuk berjalan berkeliling sambil berjaga-jaga dan melepaskan tembakan jika diperlukan. Pada dasar meriam di kubu bagian selatan, Kraton Yogyakarta dan beberapa bangunan bersejarah lainnya termasuk kepadatan lalulintas di sekitarnya terlihat dengan jelas. Benteng ini terletak tidak begitu jauh dari pusat kota, dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari pusat kota. Secara berturut - turut dipaparkan ruang lingkup ""Benteng Vredeburg"" dari arah depan (sebelah barat) dijumpai :
1. Jembatan dan parit (Jagang),
2. Pintu gerbang dan rumah jaga,
3. Gedung pengapit selatan dan pengapit utara,
4. Benteng yang mengelilingi bangunan dan anjungan,
5. Gedung-gedung dengan pola barak,
6. Gedung-gedung dengan pola gudang,
7. Gedung dengan pola tempat tinggal keluarga,
8. Gedung berpola Hall,
Bangunan-bangunan tersebut dipugar secara bertahap sesuai dengan bentuk aslinya sehingga tidak mengubah keserasian dan kelestarian lingkungan.

3. Koleksi
Koleksi Museum Benteng Yogyakarta menyajikan beberapa jenis koleksi antara lain :
1. Bangunan-bangunan peninggalan Belanda, yang dipugar sesuai bentuk aslinya,
2. Diorama-diorama yang menggambarkan perjuangan sebelum Proklamasi Kemerdekaan sampai dengan masa Orde Baru,
3. Koleksi benda-benda bersejarah, foto-foto, dan lukisan tentang perjuangan nasional dalam merintis, mencapai, mempertahankan, serta mengisi kemerdekaan Indonesia.

4. Jam Kerja / Buka
Hari Selasa s.d. Kamis : pukul 08.30 - 13.30
Hari Jumat : pukul 08.30 - 11.00
Hari Sabtu : pukul 08.30 - 12.00
Hari Minggu : pukul 08.00 - 13.00
Hari Senin dan hari libur nasional : tutup.

5. Biaya Masuk
Dewasa : Rp 750,00
Anak-anak : Rp 250,00
Asing : Rp 750,00

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
MUSEUM WAYANG KEKAYON

by admin || 01 April 2012

Alamat : Jalan Raya Yogya - Wonosari km. 7, No. 277, Baturetno,Banguntapan, Bantul, Yogyakarta 55197Telepon : ( 0274 ) 513218, 379058, 0818260020Faks : (0274) 513218e-mail : ...


...
MUSEUM BATIK YOGYAKARTA

by admin || 01 April 2012

Alamat : Jalan Dr. Sutomo 13, Yogyakarta Telepon : (0274) 515953, 562338 Pimpinan : Hadi Nugroho Status Museum : Museum swasta Jenis Museum : Museum khusus 1. Riwayat Berdirinya Museum Batik ...


...
MUSEUM PERGERAKAN WANITA INDONESIA

by admin || 01 April 2012

Alamat : Jalan Laksda Adisucipto 88, Yogyakarta Telepon : ( 0274 ) 587818,513282 Fax. : ( 0274 ) 520360 Pimpinan : Ny. Hj. Tuti I. Loekman Soetrisno Status Museum : Museum Swasta Jenis Museum : ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta