Lagu-Lagu Kebangsaan Indonesia : Tokoh dan Karya

by Vishnu|| 24 Oktober 2024 || || 51 kali

...

“Lagu-Lagu Kebangsaan Indonesia : Tokoh dan Karya”

Penulis

:

Annisa Khansa Labibah, dkk

ISBN

:

(dalam proses)

Sampul

:

Hard cover

Halaman

:

vii + 140 halaman

Ukuran

:

17 x 24 cm

Harga

:

Tidak diperjualbelikan

 

 

Dapat diperoleh di Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY

 Sinopsis

 :

 

 

 

Dalam kebangkitan sepak bola Indonesia pada beberapa tahun awal dekade 2020 ini, sebuah fenomena unik menjadi sorotan ketika tim nasional menjadi tuan rumah: menyanyikan lagu nasional di akhir pertandingan. Para pendukung tim Indonesia biasanya tidak segera meninggalkan stadion, melainkan bersama-sama menyanyikan ‘Tanah Airku’. Jajaran staf dan pemain tim nasional ketika pertandingan berakhir akan berkumpul di tengah lapangan membentuk lingkaran, lalu bersama-sama supporter melantunkan dua bait lagu karya Ibu Sud itu. Tidak jarang ritual ini membuat para pemain naturalisasi kita menitikkan air mata. Fenomena seperti ini pernah dikaji sebelumnya, oleh seorang peneliti Belanda, Kees van Dijk, yang juga seorang profesor di Universitas Leiden. Ia berkesempatan mengamati lagu nasional di masa gejolak seputar masa reformasi. Kala itu tiada barisan demonstrasi mahasiswa yang berbondongbondong yang lengkap tanpa nyanyian lagu nasional. Aksi itu disimpulkannya sebagai suatu kesuksesan era Orde Baru dalam pendidikan nasionalisme yang diterapkan di Indonesia. Lagu-Lagu Kebangsaan Indonesia: Tokoh dan Karya Memang tidak dapat dipungkiri bahwa Orde Baru, dengan pemerintahannya yang kental dengan gaya militer, menaruh perhatian besar terhadap pendidikan nasionalisme. Hal ini tampak dalam berbagai kebijakannya, misalnya, dalam indoktrinasi melalui program Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), penulisan Sejarah Nasional Indonesia, dan kewajiban terhadap sekolah-sekolah untuk mengajarkan lagu-lagu wajib nasional. Oleh karena pentingnya program ini, pemerintah kala itu mengucurkan dana yang sama sekali tidak sedikit, untuk dapat menerapkannya ke seluruh lapisan masyarakat dari segala umur. Menurut catatan Michael Morfit, seorang peneliti dari Amerika Serikat, pemerintah Orde Baru sama sekali tidak main-main dalam mengimplementasikan program-program ini.

Pada program P4 misalnya, terdapat sesi khusus yang mewajibkan kepada pegawai pemerintah dari staf hingga para pemangku jabatan penting untuk mengikutinya. Seminar khusus yang dilaksanakan selama dua minggu ini mengharuskan semua peserta untuk selalu hadir tanpa terkecuali. Kelas dimulai pukul delapan pagi hingga enam sore, dan peserta tidak diperkenankan meminta izin tidak ikut dengan alasan apa pun, baik itu sakit atau bahkan meninggalnya anggota keluarga. Siapa pun yang tidak hadir walau satu kali saja harus mengulang seminar ini dari awal. Terlebih lagi, nilai tiap peserta dicatatkan dalam dokumen kepegawaian dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan peningkatan karier mereka ke depannya. Untuk dapat membentuk pendidikan nasionalisme seperti P4 dan lain-lain, Indonesia banyak mengandalkan sejarah perjuangannya sendiri. Pada masa Orde Baru kecenderungan ini bisa dilihat sebagai hal yang alami, mengingat sebagian besar pejabat negara kala itu memiliki pengalaman langsung dengan masa revolusi. Oleh karena itu, rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa yang ditanamkan kepada masyarakat banyak mengambil inspirasi dari heroisme perjuangan para pahlawan dalam melawan penjajah sebagai nilai utama. Hal seperti ini dapat kita saksikan jelas pada lagu-lagu yang dikategorikan sebagai lagu wajib oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan era itu, yang banyak bermuatan perjuangan kemerdekaan. Contohnya adalah “Hari Merdeka”, “Maju Tak Gentar”, dan “Hymne Pahlawan”.

Lagu-Lagu Kebangsaan Indonesia: Tokoh dan Karya perjuangan mempertahankan kemerdekaan, kepahlawanan, dan terlebih lagi untuk menjunjung persatuan dan kesatuan. Van Dijk menekankan betapa berbedanya treatment terhadap lagu-lagu nasional antara Indonesia dengan Singapura dan Malaysia. Di Indonesia, selain diajarkan kepada siswa sekolah, lagu-lagu nasional juga disajikan di acara kenegaraan yang memiliki hubungan signifikan dengan sejarah bangsa ataupun kegiatan yang membutuhkan dorongan semangat. Lagu-lagu nasional dibawakan secara megah, meriah, dengan penampilan orkestra, paduan suara, dan penyanyi-penyanyi terbaik kala itu. Dengan pembawaan seperti itu, ia menyebutkan bahwa orang-orang Indonesia dapat terlihat menyanyikan lagulagu ini ‘with gusto’ (dengan penuh suka cita, antusiasme). Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bila kemudian dalam kegiatan-kegiatan besar lainnya yang serupa, seperti ajang sepak bola hingga demonstrasi mahasiswa, para peserta turut serta membangkitkan semangat dengan menyanyikan lagu-lagu nasional.

 

 

 

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
Pameran FOLK:LORE di Galeri Jogja National Museum

by admin || 03 Juni 2015

YOGYAKARTA, TASTEOFJOGJA.COM - Bagi Laksmi Shitaresmi dan Franziska Fennert pulau Jawa adalah rumah besar bagi keduanya yang menampung peradaban tua yang telah dimulai sejak abad ke-8 masehi. Tahun ...


...
Yogyakarta - Bangka Menegakan Kedaulatan Negara, 1948 - 1949

by Vishnu || 10 Februari 2023

Yogyakarta-Bangka Menegakkan Kedaulatan Negara, 1948–1949 Yogyakarta-Bangka Menegakkan Kedaulatan Negara, 1948–1949 Penulis          :  Ali Usman & ...


...
Keistimewaan Yogyakarta Dalam Lintasan Sejarah

by Vishnu || 20 Februari 2023

“Keistimewaan Yogyakarta Dalam Lintasan Sejarah” Penulis : Lilik Suharmaji, dkk ISBN : (dalam proses) Sampul : Hard ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta