by ifid|| 03 Agustus 2023 || || 1.498 kali
Dinas Kebuayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, melalui Seksi Lembaga Budaya, telah sukses menyelenggarakan Pentas Seni Desa Budaya yang nantinya diikuti 76 Desa Budaya di wilayah DIY. Berdasarkan keputusan Gubernur DIY nomor 351/Kep/2021 tanggal 3 November 2021 tentang penetapan kelurahan Budaya, terdapat 76 kalurahan budaya terdiri dari 19 kalurahan budaya di Kabupaten Gunungkidul, 16 kalurahan budaya di Kabupaten Kulonprogo, 19 kalurahan budaya di Kabupaten Bantul, 19 kalurahan budaya di Kabupaten Sleman, dan 3 kalurahan di Kota Yogyakarta.
Pentas Seni Desa Budaya yang nantinya diikuti 76 Desa Budaya di wilayah DIY merupakan sebuah gelar seni unggulan yang hanya terdapat di DIY diselenggarakan sebagai upaya menjaga eksistensi & pemberdayaan kesenian tradisional menjadi sebuah atraksi budaya dengan tidak mengubah nilai-nilai esensialnya, fokusnya pada pengemasan ke masyarakat menjadi sebuah bentuk pergelaran kebudayaan yang menarik serta komunikatif, dengan menampilkan unsur koreografi pertunjukan sehingga dapat dinikmati, dihayati dan diapresiasi masyarakat. Selasa (01/08/2023).
Setelah dibuka secara resmi 14 Maret lalu, panggung ekspresi seni kembali digelar di Monumen Serangan Umum 1 Maret Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan mengusung tema yang berbeda di setiap bulannya. Bertepatan dengan Bulan Agustus kegiatan ini sekaligus ikut memeriahkan rangkaian peringatan HUT ke 78 Republik Indonesia, dengan ikut membagiakan beberapa bendera merah putih ke penonton dan peserta yang hadir dalam kegitan.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Dian Lakshmi Pratiwi membuka secara resmi pentas seni desa/kalurahan budaya Selasa Wagen.
Dian menjelaskan pentas seni desa/kalurahan budaya Selasa Wagen merupakan agenda rutin setiap Selasa Wagen. Bertemakan Sigrak, acara ini memiliki makna tersendiri.
Pentas Desa Budaya Selasa Wagen kali ini mengambil tema“Sigrak” dalam istilah jawa memiliki makna untuk membuat kita selalu semangat. Sigrak artinya Semangat, tidak lesu, atau tidak bermalas malasan.
Semoga mampu memberikan motivasi serta inspirasi untuk giat melestarikan kebudayaan khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ada sebelas kalurahan budaya yang tampil semoga acara ini, bisa menjadi satu tontonan yang menghibur” kata Dian.
Lebih lanjut Dian menyebut bahwa acara pentas seni desa/kalurahan budaya Selasa Wagen merupakan puncak pembinaan pendamping maupun pengurus desa budaya.
Selain menampilkan pentas atraksi seni budaya, pada gelaran Kangen Selasa Wagen juga menampilkan pameran potensi ekonomi kreatif/UMKM dari peserta desa/kalurahan budaya.
Sebelas Desa Budaya yang tampil yaitu;
1. Kalurahan Budaya Wedomartani, Ngemplak, Sleman
“Srandul”- Dumadining Dusun Babadan
Srandul, merupakan salah satu kesenian rakyat yang dikembangkan di Sanggar Krido Bekso Mudo Babadan, Wedomartani, Sleman. “Dumadine Dusun Babadan”, merupakan judul cerita mengenai sejarah singkat Padukuhan Babadan yang akan ditampilkan melalui seni Srandul oleh masyarakat Dusun Babadan. Terdapat beberapa tokoh dalam cerita Srandul kali ini, diantaranya Tawang Sunthi, Demang Cokroyuda, Raden Ayu Sekarjagad, dan toko lain.
Potensi Kuliner: Sagon, Jadah, Jamune Biyung, Lempeng Karak, Keripik dan Sego Meniran
Potensi Kerajinan: Batik Ciprat Wedomartani, Kerajinan dari Kain Perca, Boneka, Tas dan Gantungan Kunci
2. Kalurahan Budaya Kepek, Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul
Campursari Mandraguna
Bermula dari remaja Kepek Saptosari yang mempunyai kecintaan terhadap musik modern, musik tradisional dan juga seni tari. Kelompok ini lantas mengembangkan keterampilannya pada genre musik campursari dikolaborasikan dengan seni tari. Spirit luar biasa yang ditunjukan oleh remaja Kepek Saptosari untuk tetap melestarikan, menjaga budaya bangsa di tengah gempuran era globalisasi.
Kuliner; Balado gogik, Glepung, Tempe koro, Manggleng, Tiwul instan original, Tiwul instan pandan, Tiwul instan gumer, Tempe koro, Tiwul uleng , Pelas jengki, Gereh, Teri
3. Kalurahan Budaya Dlingo, Bantul
Jathilan rogo sejiwo-“gladhen yuda prajurit sandhi”
Penjajah semakin menguasai negeri ini, penghianat pun semakin menjadi. Pejuang sejati tak lantas melarikan diri, mundur hanya untuk mengatur strategi.
Penindasan membuka mata Sang Pangeran, Kemelaratan menggugah nurani kemanusiaan, adat ditendang membuat pangeran berang, hingga tercetuslah sebuah peperangan.
Tentu saja hal ini membuat Pangeran Diponegoro murka, lantas memerintahkan para prajuritnya untuk berlatih perang guna mengusir penjajah dari bumi pertiwi.
Maju terus meski pasukan tak bergenderang, Menyerang bak air bah datang, Pulihkan kepercayaan dengan semangat menyerang.
Bukan perkara harga diri, namun tanah air juga harga mati untuk negeri ini. (Labuh Pati Ndhepani Bumi Pertiwi)
Kuliner : Makanan olahan Sawo Khas Dlingo:
Dodol Sawo, Pie Sawo, Roti Kacang Sawo, Stik Sawo, Emping Nggarut, Wedang Kekep Khas Dlingo
Kerajinan: Batik jumputan
4. Kalurahan Sriharjo
Sengkut nyawiji
Kecintaan terhadap negeri ini menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan. Rasa memiliki dengan semangat persatuan dan gotong royong yang dimiliki warga, tergambar dalam sebuah karya yang indah. “ SENGKUT NYAWIJI “.
Potensi kuliner ; Kacang Bawang, Kacang telur, Kacang Telur, Kripik Sagu, Roti Bagelan, Kripik Bayem, Peyek Sher Hokky, Abon Ayam, Cireng, Basreng, Brambang Goreng, Stik Bawang Yujie, Abon Vegan, Exis Wedang Uwuh, Exis Wedang Gula Jawa, Exist Wedang Seger, Exist Wedang Sereh, Exist Wedang Secang, Exist Bir Jawa, Mbah Joyo, Jamu Serbuk, Low Sugar, Jamu Siap Minum, Salome, Es Kuwut,
Potensi Kerajinan ; Kain Batik, Strap Masker Rajut, Bros Rajut, Gantungan Kunci Rajut, Tempat Handsaintiser, Tempat dan Hs Botol, Gelang Rajut, Bross, Meronce
5. Kalurahan Budaya Caturharjo Sleman
TARI BROSITRI (KUBRO KREASI PUTRI)
Sebuah tarian yang hanya dibawakan oleh para putri, dengan gerakan yang enerjik dan memikat. Kombinasi gerakan tari yang dipadukan dengan gerakan pedang dan tameng yang pada jaman dahulu digunakan untuk syiar agama Islam. Selain itu juga pada jaman penjajah digunakan untuk mengelabuhi musuh.
Kerajinan : Kain Batik dari Griya Batik Pojokan
Kuliner : Tape ketan, bakso goreng, telur asin, aneka jajanan pasar, jamu tradisional.
6. Kalurahan Kepek, wonosari kabupaten Gunungkidul
Keroncong Kreasi-Kepek Gumregah Nyawiji Dadi Siji
Kalurahan Budaya Kepek Wonosari memiliki berbagai potensi unggulan. Diantaranya yaitu kerajinan Batik Cangkring dan Kesenian keroncong. Dalam pementasan ini, kedua potensi unggulan tersebut berkolaborasi dan bersinergi untuk menghasilkan satu kesatuan harmoni yang indah dan manis. Perpaduan gemulai penari, lenggak lenggok peragawati dengan iringan musik keroncong gamelan yang semakin menambah serasi dan menciptakan Kepek Gumregah, nyawiji dadi siji.
Kuliner: Nasi Berkat, Tahu Asin, Kerupuk Nasi, Gandos, Wedang Jahe, Keripik Talas. Tahu bacem
7, Kalurahan Mandiri Budaya Trimurti
“Wiraga Bindi”
Tarian ini merupakan hasil karya Kridha Beksa Lumaksana sebagai salah satu kelompok seni yang ada Trimurti. Bindi diambil dari properti yang digunakan para penari, yakni Gada. Menggambarkan suasana para prajurit muda yang sedang berlatih perang untuk meningkatkan kemampuan dalam olah jiwa, olah rasa, dan olah raga. Gerakan pada tarian ini menunjukkan adanya semangat membara. Meskipu giat berlatih, tidak terlepas dari adanya canda-tawa.
Kuliner dan Obat Tradisional ; Mie Lethek, Tahu Pong, Jamu, Kethak, Telur Asin, Brambang Goreng, Wajik Kacang HIjau
Kerajinan ; Tas & Craft
8. Kalurahan Budaya Banjarharjo
TARI BADUI “SINAR PURNAMA BANJARHARJO”
Kelompok seni Sholawat Badui Sinar Purnama yang mulai berdiri sejak tahun 1970han di Duwet III Banjarharjo, Sebagai bentuk strategi seni yang bertujuan untuk menyebarkan ajaran Agama Islam di masyarakat dan dipengaruhi oleh letak geografis wilayah Kalurahan yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sleman dan Magelang, membuat jenis tarian ini sampai kemudian terhibridasi ke Banjarharjo..
Tari Sholawat Badui Sinar Purnama Banjarharjo menyimbolkan gerakan dari sekumpulan masyarakat yang sedang berlatih bela diri diiringi alat musik berupa, tiga buah Genjring/rebana yang menghasilkan suara gemrincing, Satu buah Jedor atau Bedug yang berfungsi sebagi pengatur ritme di tambah dengan satu set drum dan vokal qasidah yang melantunkan pepujian sholawat kepada Rosul Besar Nabi Muhammad SAW..
Gambaran potensi desa/kalurahan budaya banjarharjo :
Kalurahan Banjarharjo keluahan yang hampi di ujung perbatasan utara Kulon Progo saat ini sudah masuk kedalam Desa/Kalurahan Mandiri Budaya yang di ampu oleh DP3AP2. Potensi Seni dan Budayanya sangat beragam.
Memiliki :
9. Kalurahan budaya Kemadang , TanjungSari Gunungkidul
Tari Bancak Doyok
Bancak doyok merupakan 2 orang tokoh abdi kinasih yg bersumber dari i cerita panji. Tari bancak - doyok merupakan petilan dari pertunjukan reog yang biasa dipentaskan di daerah Gunungkidul. pada kali ini tari bancak doyok akan dimainkan oleh 14 penari dengan membawakan cerita kehidupan sehar i - hari yang penuh dengan keceriaan dan kegembiraan , diiringi dengan gending dan tembang tembang.
Potensi kalurahn budaya Kemadang
Kalurahan kemadang mempunyai banyak potensi unggulan diantaranyaTempat atau obyek wisata yang cukup indah dan menarik untuk dikunjungi, diantaranya pantai BARON, PANTAI KUKUP,PANTAI SEPANJANG ,PANTAI WATU KODOK, dan masih banyak lagi, dengan harga tiket yang sangat murah hanya RP 10,000 bisa menikmati 10 obyek pantai yang dengan sepuasnya.
Olahan hasil laut rumput laut ( ulva) peyek jingking ,peyek daun kelor.dll
Minuman segar ( manisan waluh)
Batik ecoprint ,tas ecoprint, kain ecojutik,, pouuch ecoprint
10. Kalurahan Budaya Glagah, Kulon Progo
Tari “Joget Pinggir Pesisir”
Tarian ini menggambarkan kehidupan di pinggir pesisir yang syarat dengan kebersamaan. Nilai kegotongroyongan menjadi sebuah keindahan dalam hubungan bermasyarakat. Keseharian mereka disibukan oleh berbagai kegiatan termasuk berjualan olahan hasil lautan yang menjadi andalan dalam mengais perekonomiannya. Dalam kesibukan yang begitu banyak, kegembiraan dan sendau gurau tetap mereka lakukan. Naah Seperti apa kiprah mereka? Monggo saksikan saja Tari “Joget Pinggir Pesisir”
Potensi kalurahn budaya Glagah, Kulon Progo
11. Kalurahan Argomulyo, Cangkringan, Sleman
"TARI/ BEKSAN PRAMULADI"
Beksan yang berarti Tarian dan Pramuladi adalah para pelayan dalam menghidangkan sebuah jamuan (pramusaji/ Sinoman)
Sebuah tradisi memuliakan tamu di tanah Jawa, pun di Yogyakarta. khususnya di kampung-kampung yang sering disebut pula dengan "Nyinom". Istilah untuk pekerjaan sinoman yang pada umumnya dilakukan oleh pemuda-pemudi di suatu perkampungan, pada saat keluarga yang mempunyai hajat atau ewuh, meminta tolong untuk menjadi "pramuladi". Begitu perhatiannya tradisi Jawa dalam menyambut dan melayani tamu, hingga segalanya dipersiapkan secara seksama. Bukan “merepotkan” diri, namun sebagai upaya untuk "ngajeni" tamu, sehingga mereka merasa benar-benar dimuliakan dan dilayani.
Potensi Kuliner ; Slondok, Kripik Talas, Ampyang, Rempeyek, Krupuk Kulit pisang, Kripik Pegagan (Regedeg), Basreng (Bakso Goreng), Minumam Rempah “Wedang Jiwan”, Gethuk Frozen, Aneka Jajanan Tradisional.
Potensi Kerajinan ; Cobek Kotak Multi Fungsi “Uleg”
(Cobek Bolak-balik/double side, Telenan, include box untuk Ulegan/munthu batu & Kayu), Pipa Rokok Dwijaya, Gantungan Cas HP
Dinas Kebudayaan DIY berharap dengan kegiatan ini mampu mendatangkan ratusan penonton maupun wisatawan khususnya yang ada di Sepanjang Malioboro tersebut, yang dibiayai dengan anggaran Dana Keistimewaan DIY.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by sf || 16 Oktober 2019
Festival desa budaya atau gelar potensi desa budaya 2019 memang sudah berlalu, dan telah diketahui bersama para juaranya. Meskipun demikian, ada kenangan yang mengesankan di balik penyelenggaraan ...