Sigrak- Melestarikan Kebudayaan dari Desa.

by ifid|| 03 Agustus 2023 || || 927 kali

...

Dinas Kebuayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, melalui Seksi Lembaga Budaya, telah sukses menyelenggarakan Pentas Seni Desa Budaya yang nantinya diikuti 76 Desa Budaya di wilayah DIY. Berdasarkan keputusan Gubernur DIY nomor 351/Kep/2021 tanggal 3 November 2021 tentang penetapan kelurahan Budaya, terdapat 76 kalurahan budaya terdiri dari 19 kalurahan budaya di Kabupaten Gunungkidul, 16 kalurahan budaya di Kabupaten Kulonprogo, 19 kalurahan budaya di Kabupaten Bantul, 19 kalurahan budaya di Kabupaten Sleman, dan 3 kalurahan di Kota Yogyakarta.

Pentas Seni Desa Budaya yang nantinya diikuti 76 Desa Budaya di wilayah DIY merupakan sebuah gelar seni unggulan yang hanya terdapat di DIY diselenggarakan sebagai upaya menjaga eksistensi & pemberdayaan kesenian tradisional menjadi sebuah atraksi budaya dengan tidak mengubah nilai-nilai esensialnya, fokusnya pada pengemasan ke masyarakat menjadi sebuah bentuk pergelaran kebudayaan yang menarik serta komunikatif, dengan menampilkan unsur koreografi pertunjukan sehingga dapat dinikmati, dihayati dan diapresiasi masyarakat. Selasa  (01/08/2023).

Setelah dibuka secara resmi 14 Maret lalu, panggung ekspresi seni kembali digelar di Monumen Serangan Umum 1 Maret Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan mengusung tema yang berbeda di setiap bulannya. Bertepatan dengan Bulan Agustus kegiatan ini sekaligus ikut memeriahkan rangkaian peringatan HUT ke 78 Republik Indonesia, dengan ikut membagiakan beberapa bendera merah putih ke penonton dan peserta yang hadir dalam kegitan.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Dian Lakshmi Pratiwi membuka secara resmi pentas seni desa/kalurahan budaya Selasa Wagen.

Dian menjelaskan pentas seni desa/kalurahan budaya Selasa Wagen merupakan agenda rutin setiap Selasa Wagen. Bertemakan Sigrak, acara ini memiliki makna tersendiri.

Pentas Desa Budaya Selasa Wagen kali ini mengambil tema“Sigrak” dalam istilah jawa memiliki makna untuk membuat kita selalu semangat. Sigrak artinya Semangat, tidak lesu, atau tidak bermalas malasan.

Semoga mampu memberikan motivasi serta inspirasi untuk giat melestarikan kebudayaan khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ada sebelas kalurahan budaya yang tampil semoga acara ini, bisa menjadi satu tontonan yang menghibur” kata Dian.

Lebih lanjut Dian menyebut bahwa acara pentas seni desa/kalurahan budaya Selasa Wagen merupakan puncak pembinaan pendamping maupun pengurus desa budaya.

Selain menampilkan pentas atraksi seni budaya, pada gelaran Kangen Selasa Wagen juga menampilkan pameran potensi ekonomi kreatif/UMKM dari peserta desa/kalurahan budaya.

Sebelas  Desa Budaya yang tampil yaitu;

1. Kalurahan Budaya Wedomartani, Ngemplak, Sleman

“Srandul”- Dumadining Dusun Babadan

Srandul, merupakan salah satu kesenian rakyat yang dikembangkan di Sanggar Krido Bekso Mudo Babadan, Wedomartani, Sleman. “Dumadine Dusun Babadan”, merupakan judul cerita mengenai sejarah singkat Padukuhan Babadan yang akan ditampilkan melalui seni Srandul oleh masyarakat Dusun Babadan. Terdapat beberapa tokoh dalam cerita Srandul kali ini, diantaranya Tawang Sunthi, Demang Cokroyuda, Raden Ayu Sekarjagad, dan toko lain.

Potensi Kuliner: Sagon, Jadah, Jamune Biyung, Lempeng Karak, Keripik dan Sego Meniran

Potensi Kerajinan: Batik Ciprat Wedomartani, Kerajinan dari Kain Perca, Boneka, Tas dan Gantungan Kunci

2. Kalurahan Budaya Kepek, Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul

Campursari Mandraguna

Bermula dari remaja Kepek Saptosari yang mempunyai kecintaan terhadap  musik modern, musik tradisional dan juga seni tari. Kelompok ini lantas mengembangkan keterampilannya pada genre musik campursari dikolaborasikan dengan seni tari. Spirit luar biasa yang ditunjukan oleh remaja Kepek Saptosari untuk tetap melestarikan, menjaga budaya bangsa di tengah gempuran era globalisasi.

Kuliner; Balado gogik, Glepung, Tempe koro, Manggleng, Tiwul instan original, Tiwul instan pandan, Tiwul instan gumer, Tempe koro, Tiwul uleng , Pelas jengki, Gereh, Teri

3. Kalurahan Budaya Dlingo, Bantul

Jathilan rogo sejiwo-gladhen yuda prajurit sandhi

Penjajah semakin menguasai negeri ini, penghianat pun semakin menjadi. Pejuang sejati tak lantas melarikan diri, mundur hanya untuk mengatur strategi.

Penindasan membuka mata Sang Pangeran, Kemelaratan menggugah nurani kemanusiaan, adat ditendang membuat pangeran berang, hingga tercetuslah sebuah peperangan.

Tentu saja hal ini membuat Pangeran Diponegoro murka, lantas memerintahkan para prajuritnya untuk berlatih perang guna mengusir penjajah dari bumi pertiwi.

Maju terus meski pasukan tak bergenderang, Menyerang bak air bah datang, Pulihkan kepercayaan dengan semangat menyerang.

Bukan perkara harga diri, namun tanah air juga harga mati untuk negeri ini. (Labuh Pati Ndhepani Bumi Pertiwi)

Kuliner : Makanan olahan Sawo Khas Dlingo:

Dodol Sawo, Pie Sawo, Roti Kacang Sawo, Stik Sawo, Emping Nggarut, Wedang Kekep Khas Dlingo

Kerajinan: Batik jumputan

4. Kalurahan Sriharjo

Sengkut nyawiji

            Kecintaan terhadap negeri ini menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan. Rasa memiliki  dengan semangat persatuan dan gotong royong yang dimiliki warga, tergambar dalam sebuah  karya yang  indah.  “ SENGKUT NYAWIJI “.

Potensi kuliner ; Kacang Bawang, Kacang telur, Kacang Telur, Kripik Sagu, Roti Bagelan, Kripik Bayem, Peyek Sher Hokky, Abon Ayam, Cireng, Basreng, Brambang Goreng, Stik Bawang Yujie, Abon Vegan, Exis Wedang Uwuh, Exis Wedang Gula Jawa, Exist Wedang Seger, Exist Wedang Sereh, Exist Wedang Secang, Exist Bir Jawa, Mbah Joyo, Jamu Serbuk, Low Sugar, Jamu Siap Minum,  Salome, Es Kuwut,

Potensi Kerajinan ; Kain Batik, Strap Masker Rajut, Bros Rajut, Gantungan Kunci Rajut, Tempat Handsaintiser, Tempat dan  Hs Botol, Gelang Rajut, Bross, Meronce

5. Kalurahan Budaya Caturharjo Sleman

TARI BROSITRI (KUBRO KREASI PUTRI)

            Sebuah tarian yang hanya dibawakan oleh para putri, dengan gerakan yang enerjik dan memikat. Kombinasi gerakan tari yang dipadukan dengan gerakan pedang dan tameng yang pada jaman dahulu digunakan untuk syiar agama Islam. Selain itu juga pada jaman penjajah digunakan untuk mengelabuhi musuh.

Kerajinan : Kain Batik dari Griya Batik Pojokan

Kuliner           : Tape ketan, bakso goreng, telur asin, aneka jajanan pasar, jamu tradisional.

6. Kalurahan Kepek, wonosari kabupaten Gunungkidul

Keroncong Kreasi-Kepek Gumregah Nyawiji Dadi Siji

Kalurahan Budaya Kepek Wonosari memiliki berbagai potensi unggulan. Diantaranya yaitu kerajinan Batik Cangkring dan Kesenian keroncong. Dalam pementasan ini, kedua potensi unggulan tersebut berkolaborasi dan bersinergi untuk menghasilkan satu kesatuan harmoni yang indah dan manis. Perpaduan gemulai penari, lenggak lenggok peragawati dengan iringan musik keroncong gamelan yang semakin menambah serasi dan menciptakan Kepek Gumregah, nyawiji dadi siji.

Kuliner: Nasi Berkat, Tahu Asin, Kerupuk Nasi, Gandos, Wedang Jahe, Keripik Talas. Tahu bacem

7, Kalurahan Mandiri Budaya Trimurti

“Wiraga Bindi”

Tarian ini merupakan hasil karya Kridha Beksa Lumaksana sebagai salah satu kelompok seni yang ada Trimurti. Bindi diambil dari properti yang digunakan para penari, yakni Gada. Menggambarkan suasana para prajurit muda yang sedang berlatih perang untuk meningkatkan kemampuan dalam olah jiwa, olah rasa, dan olah raga. Gerakan pada tarian ini menunjukkan adanya semangat membara. Meskipu giat berlatih, tidak terlepas dari adanya canda-tawa.

Kuliner dan Obat Tradisional ; Mie Lethek, Tahu Pong, Jamu, Kethak, Telur Asin, Brambang Goreng, Wajik Kacang HIjau

Kerajinan ; Tas & Craft

8. Kalurahan Budaya Banjarharjo

TARI BADUI “SINAR PURNAMA BANJARHARJO”

Kelompok seni Sholawat Badui Sinar Purnama yang mulai berdiri sejak tahun 1970han di Duwet III Banjarharjo, Sebagai bentuk strategi seni yang bertujuan untuk menyebarkan ajaran Agama Islam di masyarakat dan dipengaruhi oleh letak geografis wilayah Kalurahan yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sleman dan Magelang, membuat jenis tarian ini sampai kemudian terhibridasi ke Banjarharjo..

Tari Sholawat Badui Sinar Purnama Banjarharjo menyimbolkan gerakan dari sekumpulan masyarakat yang sedang berlatih bela diri diiringi alat musik berupa, tiga buah Genjring/rebana yang menghasilkan suara gemrincing, Satu buah Jedor atau Bedug yang berfungsi sebagi pengatur ritme di tambah dengan satu set drum dan vokal qasidah yang melantunkan pepujian sholawat kepada Rosul Besar Nabi Muhammad SAW..

Gambaran potensi desa/kalurahan budaya banjarharjo :

Kalurahan Banjarharjo keluahan yang hampi di ujung perbatasan utara Kulon Progo  saat ini sudah masuk kedalam Desa/Kalurahan Mandiri Budaya yang di ampu oleh DP3AP2. Potensi Seni dan Budayanya sangat beragam.

Memiliki :

  1. ± 30 Kelompok seni diantaranya : Keseian Badui, Topeng Ieng, Kubrosiswo, 7 Kelompok seni Jathilan, 4 kelompok Karawitan, 15 kelompok seni besyairkan Shoawatan, 5 kelompok Bregada, Gejog Lesung, Kethoprak, dll.
  2. 2 Cagar Budaya dan Rumah-rumah adat Joglo, limasan, dan kampug yang masih di lestarikan : Jembatan Gantug Duwet dan Makam Nyi Ageng Serang.
  3. Kuliner di banjarharjo terdapat Slondok atau Lanthing, makanan ringan berbahan baku singkong yag menjadi produk unggulan. Durian dan Buah Naga juga menjadi komoditas unggulan dengan kualitas terbaik, kemudian ada olahan coklat seta keripik pegagan/regedek yang sudah pernah sampai ke luar negeri.
  4. Kerajinannya : Pengrajin perca, Lampu Hias, Jaran Kepang, pengrajin kostum tampilan pentas, bunga hias, serat alam, hingga mengolah limbah plastik bekas menjadi keajinan yang cantik.

 9. Kalurahan budaya Kemadang , TanjungSari Gunungkidul

 Tari Bancak Doyok

Bancak doyok merupakan  2 orang tokoh abdi kinasih yg bersumber dari i cerita panji. Tari bancak -  doyok   merupakan  petilan dari   pertunjukan reog   yang biasa dipentaskan di daerah Gunungkidul.   pada kali ini tari bancak doyok akan dimainkan oleh 14 penari dengan membawakan cerita kehidupan sehar i -  hari  yang penuh dengan  keceriaan dan kegembiraan  , diiringi dengan gending dan tembang tembang.

Potensi  kalurahn budaya  Kemadang

Kalurahan   kemadang mempunyai banyak potensi unggulan diantaranyaTempat atau obyek wisata yang cukup indah dan menarik  untuk dikunjungi, diantaranya pantai  BARON, PANTAI KUKUP,PANTAI  SEPANJANG ,PANTAI WATU KODOK, dan masih banyak lagi, dengan harga  tiket yang sangat murah  hanya  RP 10,000 bisa menikmati    10 obyek  pantai  yang  dengan  sepuasnya.

  • Kuliner

Olahan  hasil laut   rumput laut ( ulva) peyek jingking ,peyek daun kelor.dll

Minuman segar  ( manisan waluh)

  • Kerajinan

Batik ecoprint ,tas  ecoprint, kain ecojutik,, pouuch ecoprint

10. Kalurahan Budaya Glagah, Kulon Progo

Tari “Joget Pinggir Pesisir”

Tarian ini menggambarkan kehidupan di pinggir pesisir yang syarat dengan kebersamaan. Nilai kegotongroyongan menjadi sebuah keindahan dalam hubungan bermasyarakat. Keseharian mereka disibukan oleh berbagai kegiatan termasuk berjualan olahan hasil lautan yang menjadi andalan dalam mengais perekonomiannya. Dalam kesibukan yang begitu banyak, kegembiraan dan sendau gurau tetap mereka lakukan. Naah Seperti apa kiprah mereka? Monggo saksikan saja Tari “Joget Pinggir Pesisir”

Potensi  kalurahn budaya  Glagah, Kulon Progo

 

  1. Upacara Adat : Bersih Desa, Siraman Gongsa
  2. Kesenian : Kethoprak, Jathilan
  3. Kuliner : Olahan seafood, Undur-undur, peyek Urang, kue Srabi
  4. Kerajinan : Batik Kayu, Batik kain, kerang/kece
  5. Cagar Budaya : Stupa Sidorejo, Pesanggrahan, Buk Belanda, Batu Lumpang, Mbah Watu

11. Kalurahan Argomulyo, Cangkringan, Sleman

"TARI/ BEKSAN PRAMULADI"

Beksan yang berarti Tarian dan Pramuladi adalah para pelayan dalam menghidangkan sebuah jamuan (pramusaji/ Sinoman)

Sebuah  tradisi   memuliakan tamu di tanah Jawa, pun di Yogyakarta. khususnya di kampung-kampung yang sering disebut pula dengan "Nyinom". Istilah untuk pekerjaan sinoman yang pada umumnya dilakukan oleh pemuda-pemudi di suatu perkampungan, pada saat keluarga yang mempunyai hajat atau ewuh, meminta tolong untuk menjadi "pramuladi".  Begitu perhatiannya tradisi Jawa dalam menyambut dan melayani tamu, hingga segalanya dipersiapkan secara seksama. Bukan “merepotkan” diri, namun sebagai upaya untuk "ngajeni" tamu, sehingga mereka merasa benar-benar dimuliakan dan dilayani.

Potensi Kuliner ; Slondok, Kripik Talas, Ampyang, Rempeyek, Krupuk Kulit pisang, Kripik Pegagan (Regedeg), Basreng (Bakso Goreng), Minumam Rempah “Wedang Jiwan”, Gethuk Frozen, Aneka Jajanan Tradisional.

Potensi Kerajinan ; Cobek Kotak Multi Fungsi “Uleg”

(Cobek Bolak-balik/double side, Telenan, include box untuk Ulegan/munthu  batu & Kayu),  Pipa Rokok Dwijaya, Gantungan Cas HP

Dinas Kebudayaan DIY  berharap dengan  kegiatan ini mampu mendatangkan ratusan penonton maupun wisatawan khususnya yang ada di Sepanjang Malioboro tersebut, yang  dibiayai dengan anggaran Dana Keistimewaan DIY.

 

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Gelar Potensi Menjaga Eksistensi

by admin || 23 September 2019

.


...
Tampilkan Atraksi dan Pameran Produk

by admin || 23 September 2019

.


...
Kasih, gadis cilik berbakat dari Desa Bejiharjo

by sf || 16 Oktober 2019

Festival desa budaya atau gelar potensi desa budaya 2019 memang sudah berlalu, dan telah diketahui bersama para juaranya. Meskipun demikian, ada kenangan yang mengesankan di balik penyelenggaraan ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta