by ifid|| 22 September 2023 || || 830 kali
“GUMREGAH Tumandang Gawe” menjadi tema Gelar Potensi Kalurahan Budaya ke-3 di tahun 2023 yang diikuti 76 Kalurahan/Kelurahan Budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta, dan diselenggarakan di empat kabupaten. Gelar Potensi menjadi panggung bagi Kalurahan dan Kelurahan Budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memperlihatkan gumregah-nya masyarakat dalam pelestarian dan pengembangan potensi budaya yang mereka miliki. Gelar Potensi dibuka di Lapangan Kalurahan Tayuban, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, diikuti 16 Kalurahan Budaya di Kabupaten Kulon Progo. Selanjutnya di Kabupaten Gunung Kidul dilaksanakan di Lapangan Kalurahan Wiladeg, Kapanewon Karangmojo, diikuti 19 Kalurahan Budaya di Gunung Kidul, serta di Lapangan Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, diikuti 19 Kalurahan Budaya di Bantul dan 3 Kelurahan Budaya di Kota Yogyakarta. Gelar Potensi ditutup setelah penyelenggaraan di Balai Budaya Kalurahan Argomulyo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman yang diikuti 19 Kalurahan Budaya di Kabupaten Sleman. Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Dian Lakshmi Pratiwi mengemukakan, “Gumregah Tumandang Gawe” menjadi tema Gelar Potensi kali ini dengan maksud sebagai ajang mempertahankan eksistensi dan pemberdayaan kalurahan. Upaya tersebut dilakukan dengan merujuk kepada semangat refomasi kalurahan, pengembangan kawasan selatan, serta pengembangan inovasi dan teknologi infromasi. “Gelar Potensi merupakan pertunjukan ekspresi seni sekaligus penampilan produk-produk yang memberikan dampak ekonomi berkelanjutan. Ini merupakan ajang bagi kita untuk bergerak bersama menjadikan kelurahan sebagai pusat perekonomian,” tutur Dian saat penyelenggaraan Gelar Potensi di Lapangan Kalurahan Tayuban, Kulon Progo. Sedangkan Paniradya Pati Paniradya Kaistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Aris Eko Nugroho mengatakan, Gelar Potensi merupakan kolaborasi dan sinergi yang istimewa, karena tidak hanya menampilkan hasil dari upaya pemeliharaan dan pengembangan kebudayaan, tetapi sekaligus menunjukkan usaha bersama dalam mengungkit pergerakan perekonomian. Karena itu diharapkan selalu ada aktivitas ekonomi di lokasi-lokasi penyelenggaraan aktivitas budaya yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Peningkatan Investasi Selanjutnya disampaikan, di dalam Undang-undang Keistimewaan terdapat lima tujuan, salah satu yang selalu dipertanyakan adalah soal ketenteraman dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu terdapat tiga model pengalokasian anggaran, yaitu Kundha Kabudayan DIY melaksanakan program kebudayaan, model penyelenggaraan oleh kabupaten/kota melalui organisasi perangkat daerah (OPD), serta model Bantuan Keuangan Khusus (BKK) kepada kalurahan. “Harapan kami BKK yang diberikan itu ada empat aktivitas yang berkaitan dengan pengurangan kemiskinan, bagaimana pengentasan pengangguran, peningkatan investasi, dan juga pemberdayaan masyrakat. Jadi BKK bukan untuk memperbanyak aktivitas yang sudah ada, tetapi bagaimana wujudnya adalah investasi yang pada akhirnya bisa menyejahterakan masyarakat. Seperti sudah diinisiasi oleh Kalurahan Sendangsari dan Sukoreno dengan aktivitas budaya yang berbeda,” bebernya. Sementara itu, Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Adat dan Tradisi, Lembaga Budaya, dan Seni Dinas Kebudayaan DIY, Y Eni Lestari Rahayu mengutarakan, tim juri Gelar Potensi sebanyak lima orang dengan berbagai latar belakang. Yakni Drs Gandung Jatmiko MPd dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Dra Daruni MHum dari ISI Yogyakarta, seniman Drs Susilo Nugroho, Dr Murti Lestari SE MSi dari Tim Akreditasi Desa Mandiri, serta Imam Syafii dari Dinas Koperasi DIY. “Penilaian meliputi kreativitas dan kontekstual pesan sajian, serta kesan harmoni keselarasan antar bagian. Sedangkan untuk pameran adalah kreativitas produk dan stand, juga penilaian individu penjaga terkait penguasaan produk dan layanan,” terang dia. Ekspresi Kreatif Sementara itu, dalam penyelenggaraan Gelar Potensi di Lapangan Kalurahan Mulyodadi, Bantul, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengemukakan, Gelar Potensi merupakan upaya perlindungan terhadap kekayaan budaya. “Gelar Potensi menjadi salah satu cara kita untuk melindungi keberagaman potensi di Kalurahan Budaya dalam ekspresi kreatif inovatif, dengan tidak mengubah nilai-nilai esensial yang terkandung dalam budaya yang dimiliki setiap Kalurahan Budaya,” ujarnya. Menurutnya, Gelar Potensi juga merupakan sarana pengembangan potensi Kalurahan/Kelurahan Budaya dalam bentuk fasilitasi penyelenggaraan event. Ajang itu bisa jadi tolok ukur kemajuan Kalurahan/Kelurahan Budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pemeliharaan potensi, sekaligus ajang promosi untuk mengundang apresiasi publik atas ekspresi budaya yang menjadi aktivitas keseharian masyarakat Kalurahan/Kelurahan Budaya. Selain menampilkan beragam seni pertunjukan di atas panggung, Gelar Potensi juga diisi aktivitas pameran potensi unggulan dari masing-masing Kalurahan/Kelurahan Budaya. Harapannya masyarakat luas mengetahui bahwa unggulan Kalurahan/Kelurahan Budaya bukan hanya kesenian, melainkan juga berbagai unsur kebudayaan yang turut membentuk eksistensi Kalurahan/Kelurahan Budaya. Abdul Halim Muslih mengingatkan, budaya mencakup banyak hal, karena kehidupan manusia terbentuk dari rangkaian nilai-nilai budaya. Melalui pemaknaan kebudayaan secara lebih luas, diharapkan masyarakat dapat mengembangkan dan mengimplementasikan budaya dalam tatanan sosial. “Permasalahan-permasalahan di masyarakat makin beragam, sehingga tatanan kehidupan di masyarakat perlu terus dikembangkan pula sebagai respon atas permasalahan-permasalahan yang muncul. Nilai-nilai seperti sopan santun, tolong-menolong, dan gotong royong penting untuk terus dikembangkan di dalam kehidupan sehari-hari untuk memperkuat ikatan dan tatanan sosial di masyarakat,” tegasnya.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by sf || 16 Oktober 2019
Festival desa budaya atau gelar potensi desa budaya 2019 memang sudah berlalu, dan telah diketahui bersama para juaranya. Meskipun demikian, ada kenangan yang mengesankan di balik penyelenggaraan ...