by admin|| 24 September 2019 || || 1.571 kali
Sebanyak 35 kelompok seni keprajuritan rakyat dari seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta akan tampil bersaing menjadi yang terbaik dalam Festival Bregada Rakyat ke - 6 pada Minggu 29 September 2019 di Alun-Alun Selatan Yogyakarta. Total pelaku seni keprajuritan yang terlibat sebanyak 2.500 orang.
Festival Bregada Rakyat adalah ajang lomba tahunan Dinas Kebudayaan DIY yang digelar bergiliran di tiap kabupaten kota. Tujuannya untuk mendukung pelestarian eksistensi seni keprajuritan sebagai salah satu ciri khas budaya di DIY.
Festival Bregada Rakyat DIY pertama kali digelar di Malioboro Yogyakarta tahun (2014), Denggung Sleman (2015), Parasamya Bantul (2016), Wates (2017), Wonosari (2018) dan tahun 2019 penyelenggaraan kembali ke kota Yogyakarta.
Untuk tahun ini diawali terlebih dahulu dengan workshop bregada pada akhir bulan Agustus lalu di Kagungan Dalem Bangsal Kepatihan Puro Pakualaman. Materi workshop meliputi tata lampah, tata busana, kreasi gending dan pranatan bregada. Narasumber workshop dari Kraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman. Melalui workshop diharapkan para pelaku seni keprajuritan rakyat semakin memiliki pengetahuan dan ketrampilan pranatan bregada khususnya yang berlaku di Kraton dan Pakualaman.
Pada pelaksanaan Festival Bregada 2019 ini panitia sengaja memilih rute baru yang belum pernah dipergunakan. Yakni start dari lapangan Patmasuri - Panggung Krapyak - menyusuri Jl. DI. Panjaitan - masuk Plengkung Gading dan finish di depan Kagungan Dalem Sasono Hinggil Dwi Abad Alun-Alun Selatan Yogyakarta.
Pilihan rute baru event festival sepanjang 2 kilometer ini punya sejumlah alasan. Pertama mempertegas sumbu filosofi Panggung Krapyak - Kraton - Tugu.
Filosofi yang terkandung dari Panggung Krapyak ke utara menggambarkan perjalanan manusia dari dilahirkan sampai beranjak dewasa hingga mencapai titik sangkan paran ing dumadi. Alasan kedua adalah menggeser kepadatan event di Malioboro ke sisi selatan kota Yogyakarta.
Secara teknis rute baru ini sangat ideal karena memiliki area tebuka luas yang representatif untuk daerah persiapan start yakni di lapangan Patmasuri maupun finish di Alun-Alun Selatan. Selain itu juga melintasi pemukiman padat penduduk dan kawasan wisata serta punya pedestrian yang memadai sehingga jadi rute alternatif pawai menarik.
Peserta akan dinilai berdasarkan kekompakan tata lampah, kreativitas gendhing bregada, kreativitas kostum dan kesesuaian waktu tempuh. Dewan juri yang berasal dari Kraton Ngayogyakarta, Puro Pakualaman dan Dinas Kebudayaan DIY akan memilih lima penampil terbaik yang berhak memperoleh uang pembinaan total 36 juta rupiah.
Berikut daftar peserta festival bregada rakyat DIY 2019 :
1. Winata Manggala (Ngewotan Ngestiharjo Kasihan).
2. Wirobayan (Jeblog Tamantirto Kasihan).
3. Saptaraga (Gatak Tamantirto Kasihan).
4. Wiro Binangun (Kalipakis Tirtonirmolo Kasihan).
5. Pesanggrahan (Sanggrahan Banyuraden Gamping).
6. Randu Alas (Kadisono Guwosari Pajangan).
7. Prawiroyudo (Jokolanang Sindumartani Ngemplak).
8. Kusumo Bronto (Brontokusuman Mergangsan).
9. Suryo Sumunar (Jamblangan Purwobinangun Pakem).
10. Sorowojo (Sorowajan Panggungharjo Sewon).
11. Wirotamtomo (Pandes Panggungharjo Sewon).
12. Langensari (Pandes Panggungharjo Sewon).
13. Singo Dahono (Kalimanjung Ambarketawang Gamping).
14. Wira Pertiwi (Keloran Tirtonirmolo Kasihan).
15. Niti Manggala (Gedongkiwo).
16. Niti Projo (Nitiprayan Ngestiharjo Kasihan).
17. Karang Cempaka (Padokan Lor Tirtonirmolo Kasihan).
18. Sekararum (Soboman Ngestiharjo Kasihan).
19. Wirosobo (Soboman Ngestiharjo Kasihan).
20. Sumur (Nglindur Girisubo)
21. Suropakis (Sonopakis Lor Ngestiharjo).
22. Yudha Manggala (Kemiri Pengasih)
23. Panggung Krapyak (Krapyak Kulon Panggungharjo).
24. Pakoewodjo (Ngancar Wojo Sewon).
25 Pasembaja (Jetis Pasiraman Cokrodiningratan).
26. Semarseto (Sidorejo Ngestiharjo Kasihan).
27. Kyai Ronggah (Kronggahan Trihanggo Gamping).
28. Condrosasi Wiratama (Minggiran Imogiri).
29. Sorasupat (Tungkak Sorosutan).
30. Sorogo Manggolo (Soragan Ngestiharjo Kasihan).
31. Wijayamukti (Kadipaten Kraton).
32. Rangsang Manggala (Bugisan)
33. Poco Manunggal (Kadipiro Ngestiharjo).
34. Tamtama Nitipraya (Nitiprayan Ngestiharjo).
35. Bausosro Sawiji Lesrari (Bausasran Danurejan).
Perwakilan peserta diharapkan mengikuti technical meeting pada hari Selasa 24 September 2019 jam 14.00 di Dinas Kebudayaaan DIY.
Panitia memohonkan permakluman masyarakat khususnya para pengguna jalan kawasan terlintas rute festival bregada dan menghimbau kiranya dapat beralih ke jalur alternatif lain.
Salam Budaya.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by admin || 30 September 2019
Laporan Reporter Tribun Jogja, Andreas Desca Budi Gunawan TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pawai Bregada Rakyat 2019 yang digelar pada Minggu (29/9/2019) menyedot perhatian warga ...