by anis|| 09 Maret 2020 || || 590 kali
Pemerintah DIY melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) terus berbenah mengenai upaya-upaya pembinaan, pemeliharaan, pelindungan, dan pengembangan pedhalangan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasar pada sambutan Gubernur pada acara Jogja International Heritage Festival ( Dhalang 1000 bocah) pada 2017 silam, bahwa Yogyakarta memiliki visi sebagai Ibukota Wayang Dunia, DIY harus terus berbenah dalam hal pembinaan pedhalangan di Yogyakarta. Dimulai pada tanggal 5 Maret 2020, dikumpulkanlah para pelaku seni pedhalangan DIY yang tergabung dalam paguyuban Pepadi, Pepadang, dan Sukrokasih.
Workshop terarah pada pemetaan persoalan, tantangan dan strategi apa yang harus dilakukan. Arahan dari narasumber membantu mengerucutkan kembali fokus yang akan dilakukan. Forum dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu, Festival Dhalang Anak sebagai strategi rrgenerasi wayang pada anak,, Gagasan Omah Wayang, dan persoalan Tatah Sungging. Kebutuhan-kebutuhan mulai dibuat daftar skala prioritas untuk segera ditindalkanjuti dalam skala penganggaran dan langkah kerja.
Langkah kongkrit lanjutan yang dilakukan setelah workshop ini adalah melakukan serangkaian pembinaan kepada para pengrajin Pucong, Wukirsari Imogiri pada tanggal 6-7 Maret 2020. Peserta merupakan para perwakilan pengrajin dari RT-nya masing-masing. Hal yang dituturkan oleh masyarakat setempat bahwa para pengrajin kesulitan untuk memetakan tokoh-tokoh wayang Yogyajarta, seperti apa standar dan pakem-pakem yang ada sedangkan masing2 dhalang memiliki seleranya masing-masing. Selain itu, persoalan pemasaran juga menjadi catatan, bahwa dari sekitar 800an pengeajin yang ada disana, rata-rata menjual hasil tatah sungging ke luar negeri sebanyak 60 persen dana lokal 40 persen. Persoalan pemilihan kualitas pun menjadi problema tersendiri karena jika pengrajin membuat tatah sungging halus tidak banyak laku karena pasar menginginkan produk yang kasar.
Berbekal pengalaman dan proses diskusi ini, strategi-strategi pedhalangan Daerah Istimewa Yogyakarta akan dirumuskan dan digali secara bersama-sama agar dapat terwujud langkah-langkah kongkrit menuju Yogyakarta Ibukota Wayang Dunia.
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by admin || 06 Juli 2019
Mengambil tema Sangkan Paraning Dumadi, pelatihan tata Nilai Budaya Yogyakarta yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY ini dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal 6 dan 7 ...
by admin || 07 Juli 2019
Dinas Kebudayaan (KundhaKabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan pengembangan danimplementasi nilai-nikai luhur dalammasyarakat. Pelatihan ini dilaksanakan selama dua ...
by admin || 23 September 2019
Kementrian Pendidikan & Kebudayaan RI melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, hari Kamis, 15 Agustus 2019, menetapkan 30 karya budaya DIY sebagai Warisan ...