Pelaksanaan Serangan Umum 1 Maret 1949

by Vishnu|| 15 Oktober 2021 || || 1.588 kali

...

Pelaksanaan Serangan Umum 1 Maret 1949

 

Ide untuk melancarkan sebuah serangan besar untuk menarik perhatian telah dikomunikasikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX kepada Letkol Soeharto. Setelah pertemuan mereka berdua di istana, Soeharto punya waktu setidaknya dua minggu untuk mempersiapkan sebuah serangan umum. Dua minggu untuk memastikan serangan ini berhasil hingga membuat eksistensi Republik dan TNI diketahui dunia.

Untuk itu Letkol Soeharto mengupayakan segala sesuatunya demi keberhasilan serangan umum. Tanggal, waktu, kesiapan pasukan, arah serangan, titik-titik vital yang menjadi serangan, semua dikalkulasikan. Tidak luput jua logistik seperti makanan, minuman, amunisi, hingga kesiapan segala tenaga medis dan instalasi kesehatan. Setelah semua siap dan 1 Maret 1949 menjadi tanggal pelaksanaan, yang para gerilyawan perlu tunggu hanyalah sirine berakhirnya jam malam pada hari-H.

Meskipun serangan telah ditentukan pada 1 Maret, sehari sebelumnya pada 28 Februari sudah ada kontak senjata antara gerilyawan dengan pasukan Belanda. Rupanya peleton di bawah komando Komaroedin yang salah memperhitungkan tanggal serangan sehingga melancar serangan sehari lebih cepat di daerah alun-alun utara dan kantor pos besar. Beruntung ada Letnan Soegijono yang mengingatkan Komaroedin bahwa serangan salah hari dan kemudian memerintahkan peleton tersebut untuk menghentikan serangan (Margana, dkk, 2019:34).

 

Kesalahan perhitungan yang sama terjadi pula pada pasukan gerilyawan di Giwangan. Mereka mengira serangan dilancarkan pada 28 Februari pukul 6 sore, yang menurut anggapan orang Jawa selepas waktu Ashar sudah dianggap masuk ke hari berikutnya  (Margana, dkk, 2019:35). Serangan ini pun akhirnya dihentikan dan pasukan ditarik mundur dan menyiapkan serangan pada hari berikutnya.

Menurut berbagai sumber serangan-serangan sehari lebih awal tersebut membuat pihak Belanda terkecoh. Sebelumnya mereka sudah mendengar isu akan adanya sebuah serangan besar. Namun demikian setelah pasukan Belanda melihat bahwa serangan-serangan pada 28 Februari tidak sebesar yang mereka perkirakan, pasukan Belanda mengira serangan besar hanya sebatas itu saja dan tidak akan ada lagi serangan lainnya.

Pada hari-H serangan umum, pasukan-pasukan yang tergabung ke dalam Wehrkreise III mulai menempati posisi mereka masing-masing mulai pukul 4  pagi. Sub-Wehrkreise (SWK 101) yang berkedudukan di kota Yogyakarta tetap di dalam kota untuk bersiap membantu SWK lainnya. SWK 102 yang berkedudukan di Bantul masuk ke kota dan mengambil posisi di Bangsal Keben. SWK 103A yang berkedudukan di Godean bersiap di Ngampilan dan Notoyudan. SWK 104 yang berkedudukan di Sleman bersiap di utara Kota Yogyakarta. SWK 105 yang berkedudukan di Gunung Kidul bergerak ke Pangkalan Udara Maguwo dan ke arah timur kota Yogyakarta. SWK 106 yang berkedudukan di Kulon Progo bersiap menghadapi Belanda di jembatan Bantar. Tiap-tiap SWK diperkuat oleh peleton satuan AL, Mobil Brigade (MB), kompi Polisi, Tentara Pelajar, dan laskar-laskar (Margana, dkk, 2019:35-36).

Pukul 6 pagi patda 1 Maret, pasukan TNI yang mengepung Yogyakarta mulai mengadakan kontak senjata dengan pasukan Belanda. Pertempuran ketika itu terjadi di setiap sudut dan ruas jalan sebanyak setidaknya 2000 personel yang ikut serta saat itu menggempur setiap pos Belanda.

SWK 102 yang beroperasi di sektor selatan berhasil melumpuhkan tiga tank Belanda. Mereka juga berhasil merebut pabrik Watson dan mengambil lima ton amunisi (Margana, dkk, 2019:37). Pasukan SWK 103A yang mengambil posisi di sebelah barat kota berhasil memukul mundur pasukan Belanda hingga ke benteng Vredeburg. Pasukan SWK 105 di timur berhasil membuat pasukan Belanda di Maguwo tertahan dan tidak mampu memasuki kota. SWK 106 pun berhasil memaksa pasukan Belanda di Kulon Progo untuk tetap di tempatnya. Memasuki siang hari TNI hampir menguasai seluruh Yogyakarta dan membuat pasukan Belanda tidak mampu bergerak. (ibs)

 

Sumber:

Margana, S, dkk. (2019). Serangan Umum 1 Maret 1949. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
Bertemunya Budaya Berbagai Daerah

by admin || 23 September 2019

.


...
Sosio Drama Teatrikal & Parade Kebangsaan Peringatan Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949

by Vishnu || 01 Maret 2020

Peringatan Peristiwa Bersejarah bertajuk "Semarak Peringatan 1 Maret 1949 ke-71" yang merupakan rangkaian dari Kegiatan Peringatan 1 Maret digelar tepat tanggal 1 Maret 2020 di Titik Nol Kilometer ...


...
Orkestra Serenade Bunga Bangsa Intenalisasi Sejarah Kepahlawanan

by Vishnu || 09 Maret 2020

Konser Orkestra yang mengusung judul Serenade Bunga Bangsa yang digelar Sabtu Malam, 7 Maret 2020 berlangsung spektakuler. Musisi handal dari Alillaqus Shymphony Orchestra dan Paduan suara dari Con ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta