by admin|| 04 Maret 2014 || 48.410 kali
Wiwaha Sangaskara, Bedhaya.
Salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana IX. Tari Bedhaya Wiwaha Sangaskara disebut juga Bedhaya Manten. Bedhaya ini ditarikan oleh enam orang penari wanita, dan dipentaskan setiap Sri Sultan Hamengku Buwana IX mengadakan upacara perkawinan putera dan puterinya.
Sang Amurwabhumi, Bedhaya.
Salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana X. Karya tari ini merupakan legitimasi Sri Sultan Hamengku Buwana X kepada swargi (almarhum Sri Sultan Hamengku Buwana IX), yang mempunyai konsep filosofis, yakni setia kepada janji, berwatak tabah, kokoh, toleran, selalu berbuat baik dan sosial, konsep dan ide dasar tari ini dari Sri Sultan Hamengku Buwana X. Sedangkan koreografinya oleh K.R.T.Sasmintadipura. Bedhaya Sang Amurwabhumi dipentaskan pertama kali di Bangsal Kencono pada saat pengangkatan dan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada tahun 1990.
Bedhaya Sang Amurwabhumi ditarikan oleh sembilan putri (penari) dan berdurasi dua setengah (2,5 ) jam, diiringi irama dramatik yang menggambarkan kelembutan sebagai simbolisasi yang paling hakiki karena setiap raja selalu mempunyai ekspresi dan konsep sendiri dalam setiap pengabdian kepada rakyatnya dengan mencoba menggalang kepemimpinan yang baik, melalui pola pikir untuk mengayomi dan mensejahterakan rakyat.
Bedhaya Sang Amurwabhumi seperti juga dengan bedhaya yang lain sesuai dengan tradisi tetap mengacu pada patokan baku tari bedhaya. Dasar ceritanya diambil dari Serat Pararaton atau Kitab Para Ratu Tumapel dan Majapahit, yang selesai ditulis bertepetan pada hari Sabtu Pahing. Bedhaya Sang Amurwabhumi mengambil sentral pada perkawinan sang Amurwabhumi (Ken Arok) dengan Prajnaparamita (Ken Dedes) mensimbolisasikan spirit patriotisme dan filosofi kepemimpinan.
Bedhaya Kakung, Beksan.
Salah satu jenis tari klasik di Istana Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang ditarikan oleh penari pria (abdi dalem kakung). Beksan Bedhaya kakung diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana V (1823-1855). Beksan Bedhaya Kakung disebut juga Bedhaya Jaler.
Bedhaya Madiun, Bedhaya. Salah satu jenis tari putri klasik di Istana Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Bedhaya Bedah Madiun menggambarkan peperangan antara Mataram dengan Madiun. Tarian ini diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana VII, Bedhaya Bedhah Madiun merupakan tari bedhaya yang mempergunakan properti pistol.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 04 Maret 2014
Disebut juga Beksan Lawung Ageng atau Beksan Lawung Gagah. Dinamakan Beksan Trunajaya karena pada zaman dahulu para penari diambilkan dari regu Trunajaya yang merupakan bagian dari ...
by admin || 04 Maret 2014
Disebut juga Beksan lawung alus.Beksan Lawung Alus ( alit) ditarikan oleh 16 orang penari, terdiri dari 4 orang penari sebagai ploncon atau pengampil. 4 orang penari sebagai lawung ...
by admin || 04 Maret 2014
Tari putera yang para penarinya membawa botol minuman, ditarikan oleh 8 penari putera. Disebut juga Beksan Gendul. Penyebutan Beksan Gendul ini didasarkan pada perlengkapan yang ...