Pedoman pelestarian dan pengembangan bahasa dan sastra Jawa (Pemberdayaan Bahasa Jawa) (8)

by admin|| 10 Maret 2014 || 51.174 kali

...

A. Pemberdayaan Bahasa Jawa

Program pelestarian dan pengembangan bahasa Jawa penting untuk ditindak lanjuti, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dari hasil konggres bahasa Jawa IV di semarang pada tanggal 10 s.d 14 September 2006, mengingat banyak sekali kelemahan dalam pemakaian bahasa dan sastra Jawa terutama; minat generasi muda untuk menggunakan bahasa Jawa berkurang, generasi muda kurang bangga berbahasa Jawa, adanya persepsi di kalangan generasi muda Jawa bahwa mempelajari bahasa dan sastra Jawa itu sangat sulit, partisipasi para pejabat dan tokoh masyarakat dalam menggunakan bahasa Jawa masih lemah, kemauan politik untuk melindungi dan mempertahankan bahasa sastra, dan budaya Jawa secara sungguh-sungguh belum ada (Dinas Kebudayaan Propinsi DIY, 2007: 3). Hal ini seyogyanya pemerintah daerah dengan segenab jajarannya bersama-sama masyarakat DIY bekerjasama saling mendukung dan menerapkan kebijakan program pemberdayaan Bahasa Jawa dengan baik. Program pemberdayaan Bahasa Jawa sebaiknya tidak cukup hanya melalui pembelajaran-pembelajaran disekolah saja. Hal ini perlu perluasan pengembangan dan pelestariannya melalui pemberdayaan luar sekolah seperti pengadaan kursus-kursus, pelatihan-pelatihan dan lainnya yang berkaitan dengan bahasa, sastra budaya Jawa.

Pemberdayaan Bahasa Jawa dapat dilakukan melalui Program;

1.Pemberdayaan Pelatihan Pranatacara, Pranataadicara dan Pamedharsabda

Pemberdayaan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda dijabarkan sebagai berikut;

a.Pemberdayaan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda pasrah tampi upacara manten, nyandra, ular-ular, tanggap wacana manten wakil kulawarga, tembang dsb, untuk anak usia remaja sekolah SLTP/SMP/MTs negeri maupun swasta.

b.Pemberdayaan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda pasrah tampi upacara manten, nyandra, ular-ular, tanggap wacana manten wakil kulawarga, tembang dsb, untuk anak sekolah SMA/ SMK/MA sekolah negeri/swasta.

c.Pemberdayaan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda pasrah tampi upacara manten, nyandra, ular-ular, tanggap wacana manten wakil kulawarga, tembang dsb, untuk mahasiswa perguruan tinggi /sekolah tinggi/akademi negeri/swasta.

d.Pemberdayaan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda pasrah tampi upacara manten, nyandra, ular-ular, tanggap wacana manten wakil kulawarga, tembang dsb, untuk masyarakat umum pejabat struktural tingkat pedesaan di DIY.

e.Pemberdayaan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda pasrah tampi upacara manten, nyandra, ular-ular, tanggap wacana manten wakil kulawarga, tembang dsb, masyarakat umum pejabat struktural tingkat kecamatan di DIY.

f.Pemberdayaan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda pasrah tampi upacara manten, nyandra, ular-ular, tanggap wacana manten wakil kulawarga, tembang dsb, masyarakat umum pejabat struktural tingkat kabupaten di DIY.

g.Pemberdayaan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda pasrah tampi upacara manten, nyandra, ular-ular, tanggap wacana manten wakil kulawarga, tembang dsb, masyarakat umum pejabat struktural tingkat Propinsi di DIY.

h.Pemberdayaan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda pasrah tampi upacara manten, nyandra, ular-ular, tanggap wacana manten wakil kulawarga, tembang dsb, masyarakat kalangan pelaku bisnis swasta.

i.Pemberdayaan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda pasrah tampi upacara manten, nyandra, ular-ular, tanggap wacana manten wakil kulawarga, tembang dsb, masyarakat umum warga negara asing.

j.Pemberdayaan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda pasrah tampi upacara manten, nyandra, ular-ular, tanggap wacana manten wakil kulawarga, tembang dsb, masyarakat umum sebagai public figure sastrawan.

k. Pemberdayaan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda pasrah tampi upacara manten, nyandra, ular-ular, tanggap wacana manten wakil kulawarga, tembang dsb, masyarakat umum sebagai public figure sastrawan dan seniman.

l.Pemberdayaan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda pasrah tampi upacara manten, nyandra, ular-ular, tanggap wacana manten wakil kulawarga, tembang dsb, masyarakat umum sebagai public figure seniman dan budayawan.

m.Pemberdayaan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda pasrah tampi upacara manten, nyandra, ular-ular, tanggap wacana manten wakil kulawarga, tembang dsb, masyarakat umum pemerhati budaya, bahasa dan sastra Jawa.

n.Pemberdayaan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda pasrah tampi upacara manten, nyandra, ular-ular, tanggap wacana manten wakil kulawarga, tembang dsb, bagi praktisi pendidik guru bahasa Jawa, dosen, tentor bahasa dan sastra Jawa.

o.Pemberdayaan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda pasrah tampi upacara manten, nyandra, ular-ular, tanggap wacana manten wakil kulawarga, tembang dsb, masyarakat umum calon mubaligh/ penceramah, bahasa dan sastra Jawa.

p.Pemberdayaan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda pasrah tampi upacara manten, nyandra, ular-ular, tanggap wacana manten wakil kulawarga, tembang dsb, masyarakat umum praktisi pendidik guru bahasa umum, karyawan,dosen, tentor bahasa dan karyawan negeri/swasta.

q. Pemberdayaan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda pasrah tampi upacara manten, nyandra, ular-ular, tanggap wacana manten wakil kulawarga, tembang dsb, masyarakat umum di lembaga-lembaga sosial dan karang taruna.

Dalam kehidupan masyarakat Jawa, tradisi upacara/kegiatan hajatan syukuran tertentu masih banyak menggunakan bahasa krama, seperti dicontohkan acara perkawinan Jawa, upacara kelahiran, kematian, ulang tahun, dan lainnya. Acara tersebut memerlukan pranatacara, pranataadicara yakni orang yang bertugas mengatur, menyusun, merancang acara hajatan dari awal hingga akhir sebuah acara. Dalam rangka melestarikan budaya Jawa kegiatan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda seyogyanya ada dan perlu dilestarikan keberadaannya. Untuk menjadi pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda yang baik tentu menggunakan bahasa Jawa yang baik pula, maksudnya menggunakan bahasa Jawa itu dengan mengerti dan memahami penerapan penggunaanya, sesuai dengan kaidah unggah-ungguh bahasa Jawa itu dengan baik, kemudian tepat sesuai dengan konteks komunikatif antara audience dengan pranatacaranya yakni dalam hal ini orang yang medharsabda. Hal ini penting bagi orang yang menjadi pranatacara agar tidak hanya sekedar hafal kosakata yang digunakannya tetapi perlu mengetahui maksud bahasanya termasuk penerapan dan letak unggah-ungguhnya, kemudian mengetahui serta sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, jangan sampai salah kaprah dalam menerapkan kosakata bahasa Jawa yang ada. Hal ini penting untuk menghindari bagi calon pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda apabila ada kesalahan memilih kosakata/salah kaprah menjadi tidak malu. Untuk menjadi pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda seyogyanya profesional mengetahui makna dan penerapan bahasa Jawa itu dengan tepat. Namun bagi para pemula yang belajar atau ingin belajar mendalami, tidak perlu kawatir untuk dapat menjadi pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda yang profesional, seyogyanya segera bagi Pemerintah DIY mendukung untuk dibuka kursus-kursus/ tempat latihan khusus pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda. Tempat atau kursus latihan dapat dilaksanakan disekolah ataupun luar sekolah. Selanjutnya kursus/pelatihan ini seyogyanya dibuat kurikulum yang jelas termasuk pembagian tugas-tugas bagi tutor/ pengajarnya seperti contoh kegiatan pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda oleh ikatan PERMADANI (Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia) di Jawa Tengah. PERMADANI adalah organisasi sosial kemasyarakatan yang bergerak dalam bidang kebudayaan yang bersifat nonkomersial, terbuka untuk setiap warganegara RI, bebas dari pengaruh politik dan tidak menjalankan politik (Soetrisman dalam media komunikasi dan informasi lembaga bahasa UMP: 2008: 12) Kegiatan yang ada di PERMADANI ini hanyalah contoh pembentukan organisasi/lembaga yang terprogram rapi termasuk susunan kurikulum materi-materi pelajarannya. Bagaimana dengan pemerintah DIY? Daerah Istimewa Yogyakarta seyogyanya juga perlu mengembangkan dan membentuk tempat kursus dan pelatihan ini dengan kurikulum dan rancangan program pelatihan pranatacara, pranataadicara dan pamedharsabda (pamedharsabda pasrah tampi upacara manten, nyandra, ular-ular, tanggap wacana manten wakil kulawarga, tembang dll) yang tepat.

2.Pemberdayaan Bahasa Jawa melalui Program Menulis Sastra dan Jurnalistik

Pemberdayaan bahasa Jawa melalui program menulis sastra dapat dijabarkan sebagai berikut;

a.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis cerkak, cerbung, novel, naskah drama tradisional dan modern Jawa untuk anak usia remaja sekolah SLTP/SMP/MTs negeri maupun swasta.

b.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis cerkak, cerbung, novel, naskah drama tradisional dan modern Jawa untuk anak sekolah SMA/ SMK/MA sekolah negeri/swasta.

c.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis cerkak, cerbung, novel, naskah drama tradisional dan modern Jawa untuk mahasiswa perguruan tinggi/sekolah tinggi/akademi negeri/swasta.

d.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis cerkak, cerbung, novel, naskah drama tradisional dan modern Jawa untuk masyarakat umum pejabat struktural tingkat pedesaan di DIY.

e.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis cerkak, cerbung, novel, naskah drama tradisional dan modern Jawa untuk masyarakat umum pejabat struktural tingkat kecamatan di DIY.

f.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis cerkak, cerbung, novel, naskah drama tradisional dan modern Jawa untuk masyarakat umum pejabat struktural tingkat kabupaten di DIY.

g.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis cerkak, cerbung, novel, naskah drama tradisional dan modern Jawa untuk masyarakat umum pejabat struktural tingkat Propinsi di DIY.

h.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis cerkak, cerbung, novel, naskah drama drama tradisional dan modern Jawa untuk masyarakat kalangan pelaku bisnis swasta.

i.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis cerkak, cerbung, novel, naskah drama tradisional dan modern Jawa untuk masyarakat umum warga negara asing.

j.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis cerkak, cerbung, novel, naskah drama tradisional dan modern Jawa untuk masyarakat umum sebagai public figure sastrawan dan seniman.

k.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis cerkak, cerbung, novel, naskah drama untuk seniman dan budayawan.

l.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis cerkak, cerbung, novel, naskah drama tradisional dan modern Jawa untuk masyarakat umum pemerhati budaya, bahasa dan sastra Jawa.

m.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis cerkak, cerbung, novel, naskah drama tradisional dan modern Jawa untuk masyarakat umum praktisi pendidik guru bahasa Jawa, dosen, tentor bahasa, dan sastra Jawa. 14.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis cerkak, cerbung, novel, naskah drama tradisional dan modern Jawa untuk masyarakat umum calon mubaligh/ penceramah, bahasa dan sastra Jawa.

n.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis cerkak, cerbung, novel, naskah drama tradisional dan modern Jawa untuk masyarakat umum praktisi pendidik guru bahasa umum, karyawan,dosen, tentor bahasa dan karyawan negeri/swasta.

o.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis geguritan dan tembang macapat untuk anak usia remaja sekolah SLTP/SMP/MTs negeri maupun swasta.

p.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis geguritan dan tembang macapat untuk anak sekolah SMA/ SMK/MA sekolah negeri/swasta.

q.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis geguritan dan tembang macapat untuk mahasiswa perguruan tinggi /sekolah tinggi/akademi negeri/swasta.

r.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis geguritan dan tembang macapat untuk masyarakat umum pejabat struktural tingkat pedesaan di DIY.

s.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis geguritan dan tembang macapat untuk masyarakat umum pejabat struktural tingkat kecamatan di DIY.

t.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis geguritan dan tembang macapat untuk masyarakat umum pejabat struktural tingkat kabupaten di DIY.

u.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis geguritan dan tembang macapat untuk masyarakat umum pejabat struktural tingkat Propinsi di DIY.

v.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis geguritan dan tembang macapat untuk masyarakat kalangan pelaku bisnis swasta.

w.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis geguritan dan tembang macapat untuk masyarakat umum warga negara asing.

x.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis geguritan dan tembang macapat untuk masyarakat umum sebagai public figure sastrawan dan seniman.

y.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis geguritan dan tembang macapat untuk seniman dan budayawan.

z.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis geguritan dan tembang macapat untuk masyarakat umum pemerhati budaya, bahasa dan sastra Jawa.

aa.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis geguritan dan tembang macapat untuk masyarakat umum praktisi pendidik guru bahasa Jawa, dosen, tentor bahasa, dan sastra Jawa.

ab.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis geguritan dan tembang macapat untuk masyarakat umum calon mubaligh/ penceramah, bahasa dan sastra Jawa.

ac.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis geguritan dan tembang macapat untuk masyarakat umum praktisi pendidik guru bahasa umum, karyawan,dosen, tentor bahasa dan karyawan negeri/swasta.

ad.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis artikel, menulis essay, rubrik berita, iklan (media masa, media cetak, media elektronik) berbahasa Jawa untuk anak usia remaja sekolah SLTP/SMP/MTs negeri maupun swasta.

ae.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis artikel, menulis essay, rubrik berita, iklan (media masa, media cetak, media elektronik) berbahasa Jawa untuk anak sekolah SMA/ SMK/MA sekolah negeri/swasta.

af.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis artikel, menulis essay, rubrik berita, iklan (media masa, media cetak, media elektronik) berbahasa Jawa untuk mahasiswa perguruan tinggi /sekolah tinggi/akademi negeri/swasta.

ag.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis artikel, menulis essay, rubrik berita, iklan (media masa, media cetak, media elektronik) berbahasa Jawa untuk masyarakat umum pejabat struktural tingkat pedesaan di DIY.

ah.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis artikel, menulis essay, rubrik berita, iklan (media masa, media cetak, media elektronik) berbahasa Jawa untuk masyarakat umum pejabat struktural tingkat kecamatan di DIY.

ag.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis artikel, menulis essay, rubrik berita, iklan (media masa, media cetak, media elektronik) berbahasa Jawa untuk masyarakat umum pejabat struktural tingkat kabupaten di DIY.

ah. Pemberdayaan bahasa Jawa menulis artikel, menulis essay, rubrik berita, iklan (media masa, media cetak, media elektronik) berbahasa Jawa untuk masyarakat umum pejabat struktural tingkat Propinsi di DIY.

ai.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis artikel, menulis essay, rubrik berita, iklan (media masa, media cetak, media elektronik) berbahasa Jawa untuk masyarakat kalangan pelaku bisnis swasta.

aj.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis artikel, menulis essay, rubrik berita, iklan (media masa, media cetak, media elektronik) berbahasa Jawa untuk masyarakat umum warga negara asing

ak.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis artikel, menulis essay, rubrik berita, iklan (media masa, media cetak, media elektronik) berbahasa Jawa untuk masyarakat umum sebagai public figure sastrawan dan seniman.

al.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis artikel, menulis essay, rubrik berita, iklan (media masa, media cetak, media elektronik) berbahasa Jawa geguritan dan tembang macapat untuk untuk seniman dan budayawan.

am.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis artikel, menulis essay, rubrik berita, iklan (media masa, media cetak, media elektronik) berbahasa Jawa geguritan dan tembang macapat untuk masyarakat umum pemerhati budaya, bahasa dan sastra Jawa.

an.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis artikel, menulis essay, rubrik berita, iklan (media masa, media cetak, media elektronik) berbahasa Jawa untuk masyarakat umum praktisi pendidik guru bahasa Jawa, dosen, tentor bahasa, dan sastra Jawa.

ao.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis artikel, menulis essay, rubrik berita, iklan (media masa, media cetak, media elektronik) berbahasa Jawa untuk masyarakat umum calon mubaligh/ penceramah, bahasa dan sastra Jawa.

ap.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis artikel, menulis essay, rubrik berita, iklan (media masa, media cetak, media elektronik) berbahasa Jawa untuk masyarakat umum praktisi pendidik guru bahasa umum, karyawan,dosen, tentor bahasa dan karyawan negeri/swasta.

aq.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis artikel, menulis essay, rubrik berita, iklan (media masa, media cetak, media elektronik) berbahasa Jawa untuk masyarakat umum di lembaga-lembaga sosial dan karang taruna.

ar.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis geguritan dan tembang macapat untuk masyarakat umum di lembaga-lembaga sosial dan karang taruna.

as.Pemberdayaan bahasa Jawa menulis cerkak, cerbung, novel, naskah drama tradisional dan modern Jawa untuk masyarakat umum di lembaga-lembaga sosial dan karang taruna.

Program pemberdayaan bahasa Jawa melalui kegiatan menulis sastra dan jurnalistik ini sangat efektif untuk mendukung program pelestarian dan pengembangan bahasa dan sastra Jawa. Konteks kegiatan ini dapat diwujudkan juga melalui kolaborasi lomba menulis karya tembang Jawa macapat, sekar gendhing (sekar ageng, tembang dolanan) dengan menggunakan bahasa Jawa, menulis prosa Jawa seperti; cerkak, cerbung, novel dan drama Jawa tadi dengan kegiatan dalam rangka memperingati bulan bahasa, kemudian adanya penyebarluasan hasil lomba menulis sastra (cerkak, cerbung, novel, artikel Jawa, naskah lakon) melalui media masa, media cetak dan elektronik, selanjutnya hal ini perlu didukung adanya penghargaan dengan pemberian hadiah sebagai motivasi bagi penulis-penulis kreatif sastra Jawa. Kegiatan tersebut seyogyanya dibiasakan mulai sejak dini bagi anak yang masuk sekolah dasar (SD/MI/MTs), menengah (SMA/MA/SMK) dan Perguruan Tinggi dengan diimbangi dukungan sepenuhnya dari keluarga, masyarakat, instansi-instansi dan kebijakan pemerintah daerah tentunya. Pemerintah daerah hendaknya memberikan wadah yang tepat untuk memberikan tempat yang tepat dan bermanfaat kepada anak-anak, pemuda yang mempunyai minat dan bakatnya di bidang bahasa dan sastra Jawa. Hal ini penting untuk mendukung menyalurkan semua inspirasi bakat-bakatnya dibidang bahasa dan sastra Jawa. Selanjutnya penulisan sastra Jawa ini perlu didokumentasikan dengan baik melalui dokumentasi tertulis atau VCD/DVD, agar kegiatan-kegiatan berikutnya dapat berkembang baik setelah sebelumnya diadakan evaluasi kegiatan penulisan sastra Jawa dengan terlebih dulu melihat dokumentasi yang ada. Jadi adanya pendokumentasian ini penting, karena dokumentasinya digunakan sebagai acuan ukur untuk melihat perkembangan-perkembangan kegiatan penulisan satra berikutnya.

3.Pemberdayaan Bahasa Jawa melalui Program Pelatihan Pentas dan Baca Sastra

Pemberdayaan Bahasa Jawa melalui

Program Pelatihan Pentas dan Baca Sastra dijabarkan sebagai berikut;

a.Pentas baca geguritan, membaca cerkak, mendongeng, kolaborasi tembang macapat, panembrama dengan instrumen gamelan Jawa di sekolah tingkat sekolah SLTP/SMP/MTs negeri maupun swasta.

b.Pentas baca geguritan membaca cerkak, mendongeng, kolaborasi tembang macapat, panembrama dengan instrumen gamelan Jawa tingkat sekolah SMA/SMK/MA sekolah negeri/swasta.

c.Pentas baca geguritan, membaca cerkak, mendongeng, kolaborasi tembang macapat, panembrama dengan instrumen gamelan Jawa tingkat mahasiswa perguruan tinggi /sekolah tinggi/akademi negeri/swasta.

d.Pentas baca geguritan, membaca cerkak, mendongeng, kolaborasi tembang macapat, panembrama dengan instrumen gamelan Jawa tingkat umum pejabat struktural tingkat pedesaan di DIY.

e.Pentas baca geguritan, membaca cerkak, mendongeng, kolaborasi tembang macapat, panembrama dengan instrumen gamelan Jawa masyarakat umum pejabat struktural tingkat kecamatan di DIY.

f.Pentas baca geguritan, membaca cerkak, mendongeng, kolaborasi tembang macapat, panembrama dengan instrumen gamelan Jawa masyarakat umum pejabat struktural tingkat kabupaten di DIY.

g.Pentas baca geguritan, membaca cerkak, mendongeng, kolaborasi tembang macapat, panembrama dengan instrumen gamelan Jawa masyarakat umum pejabat struktural tingkat propinsi di DIY.

h.Pentas baca baca geguritan, membaca cerkak, mendongeng, kolaborasi tembang macapat, panembrama dengan instrumen gamelan Jawa untuk masyarakat kalangan pelaku bisnis swasta.

i.Pentas baca geguritan, membaca cerkak, mendongeng, kolaborasi tembang macapat, panembrama dengan instrumen gamelan Jawa untuk masyarakat umum warga negara asing.

j.Pentas baca geguritan, membaca cerkak, mendongeng, kolaborasi tembang macapat, panembrama dengan instrumen gamelan Jawa untuk masyarakat umum sebagai public figure sastrawan, dan seniman.

k.Pentas baca geguritan, membaca cerkak, mendongeng, kolaborasi tembang macapat, panembrama dengan instrumen gamelan Jawa untuk masyarakat umum sebagai seniman dan budayawan.

l.Pentas baca geguritan, membaca cerkak, mendongeng, kolaborasi tembang macapat, panembrama dengan instrumen gamelan Jawa untuk masyarakat umum pemerhati budaya, bahasa dan sastra Jawa.

m.Pentas baca geguritan, membaca cerkak, mendongeng, kolaborasi tembang macapat, panembrama dengan instrumen gamelan Jawa untuk masyarakat umum praktisi pendidik guru bahasa Jawa, dosen, tentor bahasa dan sastra Jawa.

n.Pentas baca geguritan, membaca cerkak, mendongeng, kolaborasi tembang macapat, panembrama dengan instrumen gamelan Jawa untuk masyarakat umum calon mubaligh/penceramah, bahasa dan sastra Jawa.

o.Pentas baca geguritan, membaca cerkak, mendongeng, kolaborasi tembang macapat, panembrama dengan instrumen gamelan Jawa untuk masyarakat umum praktisi pendidik guru bahasa umum, karyawan,dosen, tentor bahasa dan karyawan negeri/swasta.

p.Pentas baca geguritan, membaca cerkak, mendongeng, kolaborasi tembang macapat, panembrama dengan instrumen gamelan Jawa untuk masyarakat umum praktisi politik/politicus.

q.Pentas baca geguritan, membaca cerkak, mendongeng, kolaborasi tembang macapat, panembrama dengan instrumen gamelan Jawa untuk masyarakat umum di lembaga pemasyarakatan/LP.

r.Pentas drama tradisional dan drama modern berbahasa Jawa di sekolah tingkat sekolah SLTP/SMP/MTs negeri maupun swasta.

s.Pentas Pentas drama tradisional dan drama modern berbahasa Jawa untuk sekolah SMA/ SMK/MA sekolah negeri/swasta.

t.Pentas drama tradisional dan drama modern berbahasa Jawa untuk tingkat mahasiswa perguruan tinggi /sekolah tinggi/akademi negeri/swasta.

u.Pentas drama tradisional dan drama modern berbahasa Jawa untuk tingkat umum pejabat struktural tingkat pedesaan di DIY.

v.Pentas drama tradisional dan drama modern berbahasa Jawa untuk umum pejabat struktural tingkat kecamatan di DIY.

w.Pentas drama tradisional dan drama modern berbahasa Jawa untuk masyarakat umum pejabat struktural tingkat kabupaten di DIY.

x.Pentas drama tradisional dan drama modern berbahasa Jawa untuk umum pejabat struktural tingkat propinsi di DIY.

y.Pentas drama tradisional dan drama modern berbahasa Jawa untuk masyarakat kalangan pelaku bisnis swasta.

z.Pentas drama tradisional dan drama modern berbahasa Jawa untuk umum warga negara asing.

aa.Pentas drama tradisional dan modern Jawa untuk masyarakat umum sebagai public figure sastrawan, dan seniman.

ab.Pentas drama tradisional dan drama modern berbahasa Jawa untuk masyarakat umum sebagai seniman dan budayawan.

ac.Pentas drama tradisional dan drama modern berbahasa Jawa untuk masyarakat umum pemerhati budaya, bahasa dan sastra Jawa.

ad.Pentas drama tradisional dan drama modern berbahasa Jawa untuk masyarakat umum praktisi pendidik guru bahasa Jawa, dosen, tentor bahasa dan sastra Jawa.

ae.Pentas drama tradisional dan drama modern berbahasa Jawa untuk masyarakat umum calon mubaligh/ penceramah, bahasa dan sastra Jawa.

af.Pentas drama tradisional dan drama modern berbahasa Jawa untuk masyarakat umum praktisi pendidik guru bahasa umum, karyawan,dosen, tentor bahasa dan karyawan negeri/swasta.

ag.Pentas drama tradisional dan drama modern berbahasa Jawa untuk masyarakat umum praktisi politik/politicus.

ah.Pentas drama tradisional dan drama modern berbahasa Jawa untuk masyarakat umum lembaga pemasyarakatan/LP.

ai.Pentas musikalisasi puisi Jawa dengan kolaborasi drama tradisional/drama modern dan tembang Jawa untuk sekolah tingkat sekolah SLTP/SMP/MTs negeri maupun swasta.

aj.Pentas musikalisasi puisi Jawa dengan kolaborasi drama tradisional/drama modern dan tembang Jawa untuk sekolah SMA/ SMK/MA sekolah negeri/swasta.

ak.Pentas musikalisasi puisi Jawa dengan kolaborasi drama tradisional/drama modern dan tembang Jawa untuk tingkat mahasiswa perguruan tinggi /sekolah tinggi/akademi negeri/swasta.

al.Pentas musikalisasi puisi Jawa dengan kolaborasi drama tradisional/drama modern dan tembang Jawa untuk umum pejabat struktural tingkat pedesaan di DIY.

am.Pentas musikalisasi puisi Jawa dengan kolaborasi drama tradisional/drama modern dan tembang Jawa untuk umum pejabat struktural tingkat kecamatan di DIY.

an.Pentas musikalisasi puisi Jawa dengan kolaborasi drama tradisional/drama modern dan tembang Jawa untuk umum pejabat struktural tingkat kabupaten di DIY.

ao.Pentas musikalisasi puisi Jawa dengan kolaborasi drama tradisional/drama modern dan tembang Jawa untuk umum pejabat struktural tingkat propinsi di DIY.

ap.Pentas musikalisasi puisi Jawa dengan kolaborasi drama tradisional/drama modern dan tembang Jawa untuk masyarakat kalangan pelaku bisnis swasta.

aq.Pentas musikalisasi puisi Jawa dengan kolaborasi drama tradisional/drama modern dan tembang Jawa untuk umum warga negara asing.

ar.Pentas drama tradisional dan modern Jawa untuk masyarakat umum sebagai public figure sastrawan, dan seniman.

as.Pentas musikalisasi puisi Jawa dengan kolaborasi drama tradisional/drama modern dan tembang Jawa untuk masyarakat umum sebagai seniman dan budayawan.

at.Pentas musikalisasi puisi Jawa dengan kolaborasi drama tradisional/drama modern dan tembang Jawa untuk masyarakat umum pemerhati budaya, bahasa dan sastra Jawa.

au.Pentas musikalisasi puisi Jawa dengan kolaborasi drama tradisional/drama modern dan tembang Jawa untuk masyarakat umum praktisi pendidik guru bahasa Jawa, dosen, tentor bahasa dan sastra Jawa.

av.Pentas musikalisasi puisi Jawa dengan kolaborasi drama tradisional/drama modern dan tembang Jawa untuk masyarakat umum calon mubaligh/ penceramah, bahasa dan sastra Jawa.

aw.Pentas musikalisasi puisi Jawa dengan kolaborasi drama tradisional/drama modern dan tembang Jawa untuk masyarakat umum praktisi pendidik guru bahasa umum, karyawan,dosen, tentor bahasa dan karyawan negeri/swasta.

ax.Pentas musikalisasi puisi Jawa dengan kolaborasi drama tradisional/drama modern dan tembang Jawa untuk Pentas musikalisasi puisi Jawa dengan kolaborasi drama tradisional/drama modern dan tembang Jawa untuk praktisi politik/politicus.

ay.Pentas musikalisasi puisi Jawa dengan kolaborasi drama tradisional/drama modern dan tembang Jawa untuk masyarakat umum lembaga pemasyarakatan/LP.

az.Pentas musikalisasi puisi Jawa dengan kolaborasi drama tradisional/drama modern dan tembang Jawa untuk masyarakat umum di lembaga-lembaga sosial dan karang taruna.

ba.Pentas drama tradisional dan modern Jawa untuk masyarakat umum di lembaga-lembaga sosial dan karang taruna.

bb.Pentas baca geguritan, membaca cerkak, mendongeng, kolaborasi tembang macapat, panembrama dengan instrumen gamelan Jawa untuk masyarakat umum di lembaga-lembaga sosial dan karang taruna.

Pemberdayaan bahasa Jawa melalui program pelatihan pentas dan baca sastra di Daerah Istimewa Yogyakarta ini sangat penting diadakan, karena ini akan menjadi pelatihan pembiasaan awal untuk melatih dan mengasah kemampuan ekspresi orang dalam bidang bahasa dan sastra Jawa. Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta sudah ada paguyuban-paguyuban, bengkel sastra Jawa, sanggar-sanggar sastra Jawa dan organisasi lainnya seperti SLENK (Suka Lelangen Edining Kasusastran) di Maguwaharjo Sleman, kemudian masih banyak lagi yang tidak kami tuliskan seluruhnya, ini sangat tepat untuk dijadikan tempat pelatihan pentas sastra Jawa baik macapatan, pidato bahasa Jawa, pembacaan geguritan, membaca berita Jawa atau pelatihan drama Jawa. Pemerintah daerah seyogyanya menyediakan tempat untuk pelatihan dan pentas pembacaan sastra Jawa dengan memanfatkan instansi terkait/kerjasama dengan instansi lain seperti Kantor Balai Bahasa Yogyakarta, sanggar sastra, kantor bengkel sastra Jawa, aula-aula Dinas Pendidikan kota, aula kantor daerah/ propinsi dan tempat-tempat lain yang dapat digunakan dalam pelatihan ini guna mengasah keterampilan dan melatih mental dalam berolah sastra Jawa. Mental orang berbeda antara orang yang satu dengan orang lainnya, maka ketika ada ajang pelatihan baca sastra Jawa seperti geguritan, macapatan Jawa di tempat-tempat seperti sanggar sastra Jawa, bengkel sastra Jawa tersebut kadang merasa malu, takut untuk berekspresi. Alasan seperti ini seyogyanya dihilangkan dan tidak perlu ada. Pemerintah daerah tentu harus memotivasi kegiatan tersebut untuk menghilangkan perasan malu dalam latihan pentas maupun pentas-pentas sesungguhnya contohnya dengan mengadakan sayembara dan penghargaan bagi orang yang aktif dan peduli terhadap pelestarian dan pengembangan bahasa dan sastra Jawa melalui latihan-latihan pentas, atau pentas-pentas lokal pembacaan karya-karya sastra Jawa. Hal ini secara tidak langsung akan memberikan informasi ke masyarakat, warga negara atau kalangan umum bahwa bahasa Jawa dan sastra Jawa lestari dan berkembang terus.

4.Pemberdayaan Bahasa Jawa melalui Program Pelatihan Kesenian Jawa (Nembang Jawa, Sekar Gendhing Jawa, Karawitan Jawa, Tari Klasik dan Modern Jawa)

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
Pedoman Pelestarian dan Pengembangan Bahasa dan Sastra Jawa (1)

by admin || 10 Maret 2014

SAMBUTAN KEPALA DINAS KEBUDAYAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bahasa dan sastra Jawa merupakan refleksi budaya masyarakat Jawa yang dalam sejarahnya ...


...
Pedoman Pelestarian dan Pengembangan Bahasa dan Sastra Jawa (2)

by admin || 10 Maret 2014

Setelah sedikit berlelah njajah desa milang kori dalam khasanah bahasa dan sastra Jawa, alhamdullillah wa syukurillah akhirnya masih bisa kami temukan beberapa genggam benih yang siap ditabur, ...


...
Pedoman Pelestarian dan Pengembangan Bahasa dan Sastra Jawa (3)

by admin || 10 Maret 2014

A. Visi dan Misi Pengembangan Kebahasan dan Kesasteraaan Visi bidang kebahasaan dan kesasteraan adalah menggali nilai-nilai luhur bangsa yang tercermin dalam berbagai peninggalan leluhur, berupa ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta