by admin|| 29 Juli 2016 || 67.709 kali
Upaya Untuk Mencari Wahyu kemenangan perang baratayudha dilakukan Harjuna dengan bertapa di Ngendrakila. Para dewa resah karena membawa aura yang kurang mengenakan. Batara Guru segera memerintahkan Batara Endra dan Bidadari untuk menggagalkan Harjuna dari pertapaan namun gagal.
Pada saat bersamaan Mamangmurko datang untuk minta restu untuk pernikahan Prabu Newataka namun tidak dihiraukan. Mamangmurko marah, Pertapaan dirusak, malang, Mamangmurko berubah wujud jadi babi hutan dan akhirnya terbunuh oleh panah Harjuna.
Batara Guru mendatangi Harjuna agar segera mengatasi Prabu Newataka. Dengan ditemani Dewi Supraba, Harjuna segera melawan musuh para Dewa. Perang terjadi, Harjuna kalah dan berpura-pura mati. Namun siasat Kresna, Supraba diminta berpura-pura mau dipinang Newatakaca demi mengetahui titik kelemahannya. Akhirnya Harjuna berhasil membunuh Newatacaka.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 04 Juni 2012
Didirikan oleh G.B.H. Tedjokusumo dan BPH. Soerjodiningrat pada tanggal 17 Agustus 1918 atau 9 Dulkangidah 1848 hari Sabtu Wage. Pendirian perkumpulan Kridha Beksa Wirama di dorong atas hasrat untuk ...
by admin || 04 Juni 2012
Lahir pada tanggal 25 Desember 1949. Munculnya organisasi ini dilatarbelakangi berhentinya usaha-usaha untuk mempelajari kesenian Jawa sejak pertengahan bulan Agustus 1945 hingga kira-kira ...
by admin || 04 Juni 2012
Paguyuban ini didirikan oleh BPH. Yudonegoro pada tanggal 12 Mei 1052 bersama dengan para anggota Bebadan Among Beksa Kraton Yogyakarta berdasarkan pancasila dan berazaskan kekeluargaan serta gotong ...