by anis|| 07 Juli 2023 || || 1.469 kali
Penulis |
: |
Murdijati Gardjito |
ISBN |
: |
(dalam proses) |
Sampul |
: |
Hard cover |
Halaman |
: |
212 halaman |
Ukuran |
: |
24 X 18 cm |
Harga |
: |
Tidak diperjualbelikan |
|
|
Dapat diperoleh di Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY |
Sinopsis
Keraton Yogyakarta memang tidak pernah berhenti memikat siapa saja untuk mengetahui keberadaannya lebih jauh. Banyak hal indah dan menarik yang dapat digali di dalamnya, tak terkecuali makanannya. Setelah pada buku sebelumnya, para pembaca diajak berjalan-jalan ke Yogyakarta tempo dulu untuk melihat sumber daya pertanian yang nantinya akan menjadi bahan baku apa yang tersaji di meja makan, maka pada buku ini pembaca diajak ikut menghadiri perjamuan yang diadakan baik di Keraton Yogyakarta maupun di rumah-rumah para bangsawan. Tidak hanya itu, pembaca juga diajak berkeliling ke dapur-dapur yang berada di Keraton Yogyakarta.
Para pembaca juga diajarkan terlebih dahulu bagaimana tata cara serta etika makan para bangsawan Jawa. Kemudian akan tersaji aneka hidangan nikmat khas tempo dulu. Ada blebet bebek, dendeng age, sapitan lidah, dan urip-urip lele yang merupakan hidangan eksklusif Keraton Yogyakarta. Adapula hidangan yang merupakan hasil akulturasi dengan seni dapur bangsa lain seperti aneka salad dan sup yang tentu saja menggugah selera. Tidak sampai di situ, aneka kudapan unik seperti prawan kenes, sumo ewo, dan sangga buwono juga tidak ketinggalan. Semua itu diakhiri dengan minuman dan hidangan pencuci mulut seperti wedang adu limo dan manuk nom yang menyempurnakan makan para penikmatnya. Kemegahan perjamuan kenegaraan Keraton Yogyakarta tempo dulu juga dihadirkan pada buku ini. Buku ini ditutup dengan sisa-sisa kemegahan perjamuan kenegaraan tempo dulu yang dapat dilihat dari koleksi para eyang yang masih tersimpan cantik di lemari.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 01 April 2012
by admin || 01 April 2012
Upacaya Grebeg berasal dari kata Grebe, Gerbeg. Grebeg dalam bahasa jawa bermakna suara angin. Kata dalam bahasa Jawa Anggrebeg, mengandung makna menggiring Raja, pembesar atau pengantin. Grebeg ...
by admin || 01 April 2012
Upacara Sekaten diadakan setahun sekali, dimulai pada hari kelima di bulan Mulud (bulan Jawa). Upacara ini merupakan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya ...