by mj|| 08 Juni 2021 || || 2.200 kali
Tebing Breksi pada Senin (31/5) kemarin menjadi saksi sebuah sinergi di saat pandemi masih terjadi. Sebuah pagelaran musik nusantara digelar secara sederhana namun penuh makna. Mengambil tajuk, Terima Kasih Jogja. Acara tersebut digelar sebagai bentuk dukungan terkait penguatan ekonomi di masa sekarang ini. Keberadaan mahasiswa di Jogja tidak bisa dilepaskan begitu saja. Keduanya saling bertaut membentuk hubungan yang harmonis.
Sesuai dengan julukan untuk Jogja, yakni kota pelajar. Maka dalam kesempatan tersebut. Para mahasiswa yang mewakili masing-masing daerahnya bertekad untuk mendukung Jogja. Khususnya di bidang ekonomi. Mereka pun berikhtiar untuk membantu pemerintah DIY agar segera bangkit dari serangan badai Covid 19.
Acara yang memadukan pagelaran musik dan gelar wicara tersebut berlangsung selama dua jam. Sebelum memasuki inti acara, Terima Kasih Jogja dibuka oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono 10. Dalam sambutannya, beliau mengingatkan bahwa keberagaman di Indonesia sudahlah ada sejak zaman dahulu. Perbedaan yang terjadi merupakan kekuatan yang harus dipertahankan oleh bangsa ini. Beliau juga mengingatkan pentingnya dukungan dari para mahasiswa yang berada di Jogja.
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) juga mengambil peran dalam acara tersebut. Para penampil seni dan budaya di acara Terima Kasih Jogja mendapatkan dukungan dan fasilitasi penuh dari dinas untuk penampilannya. Para perwakilan mahasiswa masing-masing daerah menampilkan kesenian daerahnya masing-masing. Sehingga masyarakat yang hadir semakin mengenal lebih dalam kesenian-kesenian dari beberapa daerah di Indonesia.
Gelar wicara yang dilakukan dalam acara tersebut juga menampilkan para narasumber yang berkompeten di bidangnya. Dalam kesemparan hadir GKR. Bendara, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Kepala Dinas Kesehatan DIY serta para penyintas Covid 19.
Senada dengan yang disampaikan oleh Gubernur DIY dalam sambutan yang diberikan. Para narasumber yang hadir juga menegaskan pentingnya sinergi ketika masih dilanda pandemi. Bidang pariwisata sangatlah terdampak. Sehingga dibutuhkan upaya strategis untuk segera membangkitkan dunia pariwisata yang terpuruk.
Kepala Dinas Kesehatan juga mengingatkan bahwa di saat yang bersamaan, kebangkitan pariwisata juga harus dibarengi dengan protokol kesehatan yang ketat. Apalagi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu destinasi primadona pariwisata. Masyarakat pun diimbau untuk jangan lengah dalam menerapakan protokol kesehatan. Terlebih lagi yang menjadi pelaku pariwisata. Kuncinya adalah saling mengingatkan satu sama lain.
Semangat optimisme pun dimunculkan oleh para penyintas Covid 19. Di gelar wicara tersebut mereka membagikan pengalamannya dalam berjibaku melawan Covid 19. Mereka juga berpesan agar jangan meninggalkan atau mengucilkan para pasien Covid 19. Dukungan dan semangat yang diberikan oleh orang-orang terdekat merupakan obat terbaik dalam melewati masa-masa krisis.
Acara yang digelar selama hampir 3 jam tersebut juga menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Menutup acara tersebut, para narasumber kembali menitipkan kepada mahasiswa dan penonton yang hadir untuk selalu saling mendukung. Membuat Jogja kembali aman dan nyaman seperti saat belum terjadi pandemi. Menutup acara Terima Kasih Jogja, grup musik Nineteen Ninex tampil menjadi penutup acara tersebut. (IR-PME)
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 01 April 2012
by admin || 01 April 2012
Upacaya Grebeg berasal dari kata Grebe, Gerbeg. Grebeg dalam bahasa jawa bermakna suara angin. Kata dalam bahasa Jawa Anggrebeg, mengandung makna menggiring Raja, pembesar atau pengantin. Grebeg ...
by admin || 01 April 2012
Upacara Sekaten diadakan setahun sekali, dimulai pada hari kelima di bulan Mulud (bulan Jawa). Upacara ini merupakan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya ...