Inklusi, Rekreasi, Edukasi, Inovasi, dan Kolaborasi? Satu Dekade NS

by ifid|| 16 Agustus 2023 || || 510 kali

...

Kebudayaan mencerminkan nilai-nilai  luhur bangsa yang harus terus dipelihara, dibina,  dan dikembangkan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan memperkuat jati diri bangsa. Pelestarian dan pengembangan kebudayaan menjadi tanggung jawab bersama, baik pelaku kebudayaan, masyarakat, dan lembaga pemerintah yang menangani pengembangan kebudayaan.

Sejak tahun 2018, pada penyelenggaraan kelimanya, penyelenggaraan  ini mengalami perubahan arah dan bentuk kegiatan. Keterhubungan antar ekspresi seni berkembang pada keterhubungan seni rupa dengan komunitas dan praktik sosial lainnya. Makna “srawung” kemudian diperluas dan diwujudkan dalam kegiatan lain selain pameran, seperti residensi seni, pasar merchandise seni, seminar, wicara seniman, lokakarya, karya ruang publik, tur kuratorial. Meski nama-nama kegiatan tersebut selalu diambil dari bahasa Jawa seperti Srawung Moro, Srawung Temu, Srawung Sinau, dan Nandur Kawruh tapi hal ini tidak menghambat Nandur Srawung untuk semakin terhubung dalam lingkup nasional dan lingkup global yang diupayakan melalui bentuk-bentuk kerja kolaborasinya.

Taman Budaya Yogyakarta sebagai UPTD Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta mengemban tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan pengembangan dan pengolahan seni budaya. Tugas pokok dan fungsi lain yang tidak kalah pentingnya adalah melaksanakan laboratorium dan eksperimentasi seni budaya.

Hal ini di sampaikan oleh Dian Lakshmi Pratiwi, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pembukaan Pameran Nandur Srawung (NS)# 10, Selasa, 15 Agustus 2023, malam.

Nandur Srawung kesepuluh kali ini adalah Habitat: Loka Carita. Dalam konteks sosial, habitat dapat diartikan sebagai tempat di mana individu atau kelompok sosial hidup, berinteraksi, dan berkembang. Habitat sosial mencakup berbagai jenis lingkungan sosial seperti keluarga, komunitas, tempat kerja, atau lingkungan virtual seperti media sosial.

 “Seperti halnya dengan habitat biologis, habitat sosial juga memenuhi kebutuhan dasar individu atau kelompok, seperti tempat tinggal, makanan, dan air bersih. Namun, kebutuhan sosial juga mencakup hal-hal seperti koneksi dengan orang lain, kesempatan untuk memperluas jaringan sosial, akses ke sumber daya dan layanan, dan hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan politik yang inklusif. Konsep loka merujuk pada tempat atau lokasi tertentu dalam kebudayaan atau masyarakat tertentu. Loka dapat merujuk pada tempat suci atau tempat yang dianggap sebagai pusat kekuatan spiritual, atau tempat lain yang secara kultural terkait dengan mitos atau cerita dalam kebudayaan setempat”, ukap Dian.

“Dalam kehidupan masyarakat Carita memiliki peran penting dalam membentuk identitas, mempengaruhi tindakan, mengarahkan pemikiran, meningkatkan keterikatan, dan secara umum berperan dalam menciptakan budaya”, tandasnya

Memasuki usia satu dekade, Nandur Srawung tampil dengan wajah baru dalam wujud logo yang mudah dikenali masyarakat global dengan semangat untuk semakin menjangkau tidak hanya publik seni Indonesia tapi juga dunia. Kembali dikuratori oleh Arsita Pinandita, Bayu Widodo, Irene Agrivina, Rain Rosidi, dan Sudjud Dartanto, pada penyelenggaraan yang kesepuluh ini Nandur Srawung mengangkat tema Habitat: Loka Carita.

Habitat adalah lingkungan tempat tinggal atau hidup dari suatu organisme atau populasi organisme tertentu. Konsep loka merujuk pada tempat atau lokasi tertentu dalam kebudayaan atau masyarakat tertentu. Carita adalah salah satu bentuk sastra lisan tradisional Indonesia yang berasal dari masyarakat Jawa. Istilah "carita" berasal dari bahasa Jawa yang berarti cerita atau kisah. Penerapan konsep Habitat: Loka Carita dalam pameran seni rupa ini akan mencakup beberapa aspek, yaitu eksplorasi gagasan mengenai kesadaran akan habitat kehidupan yang sehat, aman, dan inklusif melalui pengamatan dan penyelidikan atas situs dan narasi yang muncul di seputarnya.

 Sebagai penanda satu dekade Nandur Srawung, ruang pameran utama akan dibagi menjadi 6 bagian, yang masing-masing menyajikan hubungan seni dengan tema-tema besar kemanusiaan, yaitu: spiritualitas, lingkungan (ekologi), identitas & inklusivitas, aktivisme, teknologi, dan kesadaran sejarah (literasi). Pada pameran kali ini Nandur Srawung bekerja sama dengan Zul?an Amrullah, selaku perancang pameran (exhibition designer) yang menangani tata ruang pamer dan sebagai seniman yang menciptakan karya fasad yang merespon tema Habitat:Loka Carita.

 Nandur Gawe

Beberapa karya dalam pameran dikerjakan melalui metode riset di lapangan melalui program pra-acara bertajuk Nandur Gawe: Residensi Seni di Situs Lokal D.I.Yogyakarta. Residensi seni ini diikuti 10 partisipan, lokal dan internasional, di 5 titik situs di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Kota Yogyakarta: Kampung Ketandan, Kabupaten Sleman: Pesanggrahan Ambarukmo, Kabupaten Gunungkidul: Pohon Resan, Kabupaten Bantul: Makam Seniman Giri Sapto dan Kabupaten Kulonprogo: Cagar Budaya Bulurejo.

Srawung Sinau

Selain pameran sebagai agenda utamanya, tahun ini Nandur Srawung merancang program pra-acara lainnya yaitu kelas Srawung Sinau: Lokakarya bersama Praktisi. Program edukasi ini adalah sarana berbagi dan pertukaran ilmu dari praktisi di balik layar penyelenggaraan acara seni yang penting bagi keberlangsungan ekosistem seni. Program ini berkolaborasi dengan praktisi-praktisi yang ahli di bidangnya dan terbagi dalam tiga kategori kelas yaitu Rancang Bangun Pameran Seni (exhibition designer) oleh Zul?an Amrullah, Penangan Seni (art handler) oleh Soga Studio, dan Penulisan Proposal Pameran Seni (art proposal writing and development) oleh Irene Agrivina.

 Perayaan satu dekade Nandur Srawung akan secara resmi dibuka bagi publik pada tanggal 15 Agustus 2023 pukul 19.00 WIB di Taman Budaya Yogyakarta dan diresmikan oleh Ibu Dian Lakshmi Pratiwi, S.S., M.A., Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada upacara pembukaan tersebut juga akan diumumkan penerima penghargaan Lifetime Achievement Award kepada ?gur yang telah berjasa dan berkontribusi terhadap seni rupa di D.I.Yogyakarta dan Indonesia, juga Young Rising Artist Award kepada seniman partisipan muda berbakat berusia 18-35 tahun yang berpartisipasi melalui program panggilan terbuka (open call).

 Pameran Nandur Srawung #10 (NS X) berlangsung dari tanggal 15-28 Agustus di galeri Taman Budaya Yogyakarta dan terbuka untuk umum dan gratis, setiap hari, pukul 11.00-21.00 WIB. Selain mengunjungi pameran, pengunjung dapat turut berpartisipasi dan berkontribusi dalam program-program harian inovatif yang hadir tahun ini.

Program-program harian tersebut yaitu:

  • Bursa Seni, menyajikan art merchandise seniman;
  • Srawung Moro: Kunjungan ke Situs Residensi;
  • Nandur Kawruh: Wicara Seni;
  • Tur Kuratorial, bagi pengunjung umum, siswa siswi sekolah, dan penyandang disabilitas;
  • NSX Lab: program lokakarya untuk publik
  • Panggung Srawung
  • Aktivasi Karya Seni

Seluruh program-program tahun ini, adalah wujud cerminan nilai-nilai yang menjadi visi misi Nandur Srawung sebagai sebuah institusi seni. Nilai-nilai tersebut adalah inklusi, rekreasi, edukasi, inovasi, dan kolaborasi. Inklusi yang diwujudkan dengan melibatkan seniman, komunitas, dan masyarakat dari berbagai kalangan. Sebagai ruang rekreasi, diharapkan dapat merangsang pertumbuhan industri pariwisata yang dapat memicu pada pertumbuhan ekonomi. Dalam hal edukasi sebagai sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk mengapresiasi seni dan budaya. Inovasi yang hadir dalam bentuk program-program barunya yang selalu segar dan mutakhir. Kerja-kerja kolaborasi dalam lingkup nasional dan global sebagai wujud konkrit pemaknaan kata srawung itu sendiri.

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
Sekretaris Dinas Kebudayaan DIY membuka Pameran DIY-Kyoto

by sf || 01 November 2021

Sekretaris Dinas Kebudayaan DIY, Bapak Cahyo Widayat, S.H., M.Si secara resmi membuka Pameran Lukis DIY Kyoto, kamis tanggal 28 Oktober 2021, pameran ini merupakan kegiatan rutin tiap tahun Pameran ...


...
Museum Sonobudoyo Kembali Gelar AMEX 2022 Sekaligus Resmikan Gedung Pameran Baru

by ifid || 08 November 2022

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta Melalui Museum Sonobudoyo menyelenggarakan agenda rutin akhir tahun, yaitu Annual Museum Exhibition (AMEX) tahun 2022. AMEX 2022 ...


...
SUMAKALA, potret dua Raja Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat

by ifid || 01 Februari 2023

Sumakala, sebuah potret dua Raja Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat tersaji di Bangsal Pagelaran. Hadir dalam wujud pameran temporer yang menyajikan manuskrip dan artefak. Tepatnya era Sri Sultan ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta