by museum|| 10 Oktober 2024 || || 70 kali
lanjutan dari Museum Pleret Dahulu dan Sekarang (part 1)
................Perjuangannya mengusir VOC selama dua kali di Batavia hingga menciptakan karya seni spiritual menjadi cerita penting dalam perjalanan Mataram Islam dari Kotagede - Kerta - Plered.
2. Sekilas Situs Pendukung Museum Pleret (Kerta – Masjid Kauman – Makam Ratu Malang)
Sebagai sebuah kawasan Situs Cagar Budaya, Museum Pleret dikelilingi oleh beberapa situs diantaranya Situs Kerta, Situs Masjid Kauman Pleret, Situs Gunung Wukir dan Situs Kedhaton. Situs Kerta merupakan lokasi yang diduga bekas keraton kerta dibawah kepemimpinan Sultan Agung, setelah berpindahnya pusat kerajan Mataram Islam dari Kotagede ke Kerta. Di Situs ini masih terdapat peninggalan Umpak (stone base) terbuat dari batu andesit yang memiliki ragam hias berupa penyamaran huruf Arab atau stiliasi yang terdiri dari mim, kha, mim, dal. Jika rangkaian huruf Arab tersebut disatukan akan membentuk kata Muhammad. Selain itu temuan struktur bangunan masih dapat kita jumpai di lokasi ini.
Situs Masjid Kauman Pleret berada di sisi utara museum pleret yang diduga sebagai lokasi dari bekas Masjid Agung Kraton Pleret atau masjid kerajaan, Menurut Babad Momana, masjid ini diyakini memiliki ukuran besar dengan luas 40x 40 meter yang dibangun pada tahun 1649 Masehi. Meski masih dilakukan penelitan berkelanjutan tentang bentuk awal dari masjid ini, tidak menutup keingintahuan pengunjung untuk melihat struktur masjid, mihrab, umpak dan tembok yang masih bisa kita jumpai hingga saat ini
Situs Gunung Kelir berada di sisi timur museum pleret ini memiliki kisah menarik yang menambah kekayaan storyline museum. Makam yang mulai dibangun pada masa pemerintahan Susuhunan Amangkurat Agung (Amangkurat I) dari Keraton Pleret. Makam yang dibangun diatas perbukitan ini berada di ketinggian 99 mdpl. Pada kompleks makam ini terdapat 28 nisan yang dikelompokkan menjadi 3 lokasi, yaitu 19 nisan berada di halaman depan, 1 nisan berada di halaman belakang, dan 8 nisan berada di halaman inti. Salah satu tokoh yang dimakamkan di kompleks ini adalah Ratu Mas Malang yang merupakan istri dari Susuhunan Amangkurat Agung.
3. Upaya Promosi Museum Pleret
Dengan meningkatnya kunjungan Museum Pleret dari tahun ke tahun sejak resmi dibuka dari tahun 2014, diperlukan upaya penyempurnaan untuk terus menjadikan museum sebagai tempat belajar dan rekreasi yang dekat dengan masyarakat. Inovasi Museum Pleret dan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY berkelanjutan terus dilakukan baik dalam bentuk kajian-kajian, penelitian, ekskavasi situs/penggalian, pembebasan lahan, pengamanan situs dan pembangunan untuk menghadirkan informasi lengkap dan menjadikan museum lebih nyaman untuk dikunjungi. Tak lupa warga sekitar museum juga dilibatkan sebagai upaya promosi, edukasi dan pelestarian situs - situs di Kerta - Pleret. Keterlibatan warga ini penting sebagai upaya memupuk kesadaran tentang arti penting sejarah dan peninggalan sejarah yang berada disekitar mereka. Selain itu diharapkan kehadiran museum mampu menciptakan ide dan peluang ekonomi kecil bagi masyarakat sehingga turut meramaikan lingkungan museum.
Salah satu upaya keterlibatan warga dengan museum adalah dengan menciptakan sebuah kegiatan yang mampu mendekatkan museum dengan masyarakat. Gebyar Pleret, sebuah kegiatan yang berisi lomba, workshop dan kegiatan masyarakat ini menjadi salah satu formula pengenalan museum. Kegiatan yang dirintis sejak 2014 ini mampu menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat untuk berkunjung serta sebagai ajang mengasah kemampuan diri bagi generasi muda melalui lomba – lomba yang dihadirkan. Gebyar Pleret mengangkat tema dan lomba yang tidak jauh dari kehidupan masyarakat pleret, museum, situs dan sekitarnya. Pada umumnya gebyar pleret berisi kegiatan seperti jalan sehat situs, jelajah sepeda situs, lomba cerdas cermat museum pleret, lomba vlog dan diakhiri dengan malam puncak serta pentas seni. Pembentukan sanggar tari Museum Pleret tidak hanya sebagai wadah berkesenian anak anak sekitar untuk datang ke museum. Sanggar tari Museum Pleret hadir untuk meningkatkan kreasi dan kepercayaan diri dengan harapan siswa – siswi sanggar dapat turut memeriahkan dan mengisi acara pada malam puncak Gebyar Pleret.
Bersambung ke part 3
Kontributor
A. Pratiwi - Pemerhati Museum dan Budaya
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 27 Januari 2020
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman telah memulai seleksi administrasi Pemilihan Duta Museum DIY tahun 2019 pada tanggal 21 Januari 2019. Dari Seleksi Administrasi ...
by museum || 04 Februari 2021
Selasa 2 Februari 2021, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman mengadakan rapat koordinasi dengan Barahmus DIY dalam rangka pembuatan buletin permuseuman 2021. Pada tahun ...
by museum || 04 Februari 2021
source pic : https://kebudayaan.jogjakota.go.id/detail/index/858 Jogja selain merupakan kota pendidikan , kini juga merupakan Daerah Istimewa. Daerah yang menyimpan banyak sejarah, budaya dan ...